Bola.com, Jakarta - Depresiasi adalah pengurangan nilai suatu aset akibat usia atau durasi pemakaian.
Dalam aktivitas operasional perusahaan, ada berbagai jenis biaya, depresiasi merupakan satu di antaranya.
Baca Juga
Advertisement
Biaya depresiasi adalah biaya tak terelakkan. Biaya tersebut pasti dialami setiap aset tetap suatu bisnis, seperti gedung, mesin, alat transportasi, dan sebagainya.
Maka itu, pada tiap periode tutup buku, kamu akan selalu menemukan biaya depresiasi di dalam laporan keuangan.
Agar kamu makin paham, berikut penjelasan lebih lanjut tentang depresiasi, dilansir dari ocbc.id, Kamis (16/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Depresiasi
Harga Perolehan
Harga perolehan adalah harga awal saat perusahaan membeli aset kali pertama. Setiap beberapa periode tertentu, akuntan atau divisi keuangan biasanya melakukan perhitungan biaya depresiasi, dan harga perolehan yang menjadi tolok ukur pertamanya.
Nilai Residu
Nilai residu adalah nilai terakhir aset setelah tidak bisa didepresiasi lagi. Beberapa perusahaan umumnya punya benchmark berapa nominal residu aset ideal sesuai keinginan.
Setelah itu, aset pun dipindahtangankan dengan mempertahankan sisanya dalam penguasaan bisnis.
Estimasi Masa Manfaat
Estimasi masa manfaat adalah faktor pemengaruh biaya depresiasi berikutnya. Selain berdasarkan nilai residu dan harga perolehan, beberapa perusahaan umumnya punya ekspektasi tertentu kapan suatu aset dinyatakan terdepresiasi sepenuhnya.
Pola Pemakaian
Proses pemakaian aset dalam jangka waktu tertentu sangat berpengaruh pada depresiasi, khususnya usia aktiva.
Biasanya, makin berat pemakaiannya maka estimasi waktu habis manfaatnya makin cepat. Dalam hal ini, kamu dapat menggunakan rumus depresiasi untuk menjumlahkan beban selama jangka waktu depresiasi.
Advertisement
Manfaat Perhitungan Depresiasi
Mendata Perolehan Keuntungan
Biaya depresiasi menjadi hal penting dalam mengalkulasi laba perusahaan. Oleh sebab itu, manfaat pertama depresiasi adalah mendapatkan informasi perolehan keuntungan.
Hal itu karena terdapat pengeluaran aktiva awal dan aktiva cadangan, di mana wajib dicatat dalam laporan keuangan.
Mengetahui Harga Awal Aset
Manfaat utama perhitungan depresiasi adalah mengetahui harga awal aset. Dalam akuntansi, aset yang dibeli tidak serta merta hanya ditinjau manfaatnya saja. Namun, harga awal aset dan penggunaannya patut diperhitungkan dalam depresiasi.
Pengukuran ini didasarkan pada hak guna kerja dan kepemilikan aset. Gabungan hal tersebut akan menimbulkan harga awal aset dan digunakan dalam perhitungan beban operasional dan keuntungan.
Meminimalisasi Kerugian
Pembelian aset dapat menjadi sumber kerugian perusahaan, bila aset tersebut tidak mampu menghasilkan produktivitas. Jadi, satu di antara manfaat depresiasi adalah untuk meminimalisasi kerugian.
Adanya aset, perusahaan akan berpikir untuk memaksimalkan aset dalam menghasilkan keuntungan dan menyiapkan alokasi dana sebagai cadangan membeli aset baru karena nilainya terus terdepresiasi.
Mengetahui Biaya Depresiasi Tiap Periode
Biaya depresiasi adalah modal cadangan untuk membeli aset baru karena aset lama tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Dengan melakukan perhitungan dan pencatatan, perusahaan akan mampu memperhitungkan biaya depresiasi dalam jangka waktu tertentu.
Hal ini juga akan membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan suatu keputusan berkaitan aset, misalnya kapan harus membeli aset baru, berapa kuantitas produksi maksimal aset, dan sebagainya.
Metode-Metode Perhitungan Depresiasi dan Rumusnya
Metode Garis Lurus
Metode garis lurus merupakan cara menghitung depresiasi dengan asumsi berdasarkan fungsi dari waktu, bukan dari fungsi pemakaian. Akibatnya, metode garis lurus dianggap kurang akurat sebab hasil konsumsi aset antar periode sama.
Rumus depresiasi metode garis lurus:
Nilai Penyusutan = Harga Pendapatan - Nilai Residu : Usia Ekonomis
Metode Beban Menurun
Metode depresiasi beban menurun adalah cara menghitung depresiasi dengan acuan total pendapatan tahunan dan penurunan saldo. Dengan begitu, beban penyusutan nilainya lebih besar dari periode awal, tetapi mengecil pada periode berikutnya.
Rumus depresiasi beban menurun:
Nilai Penyusutan = Harga beli aset x persentase penyusutan
Metode Aktivitas
Selanjutnya, metode depresiasi adalah metode aktivitas. Cara menghitung depresiasi ini berdasarkan pemanfaatan aset sehingga metode ini mengukurnya dari hasil produktivitas aset.
Rumus depresiasi aktivitas:
Depresiasi = [(Biaya Perolehan ― Nilai Residu) × Estimasi Usia Penggunaan] : Usia Produktif
Metode Depresiasi Khusus
Metode depresiasi khusus merupakan cara menghitung depresiasi dengan metode perusahaan atau akuntan. Perhitungan ini guna mencari tahu manfaat dari penurunan nilai aset.
Dalam hal ini, kamu tidak memerlukan rumus depresiasi, tetapi bisa menggunakan metode kelompok dan metode campuran.
Metode kelompok untuk mengukur aktiva homogen dengan kemiripan fungsi. Sedangkan, metode campuran diterapkan berdasarkan akuntan.
Metode Saldo Menurun Ganda
Metode depresiasi saldo menurun ganda adalah cara menghitung depresiasi berdasarkan biaya penyusutan garis lurus tanpa nilai residu, kemudian dilipatgandakan. Perhitungan ini dapat mengukur depresiasi dengan nilai buku aset setiap awal waktu.
Rumus depresiasi saldo menurun ganda:Depresiasi = (Harga Perolehan : Usia Ekonomis) × 2
Metode Unit Produksi
Terakhir, metode depresiasi adalah metode unit produksi. Metode unit produksi merupakan cara menghitung depresiasi merincikan perhitungan aset dalam satuan waktu (jam) dan berat (kg).
Rumus depresiasi unit produksi: Depresiasi = (Harga pendapatan - Nilai residu) x (Pemanfaatan aset : Estimasi usia)
Sumber: ocbc.id
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement