Bola.com, Jakarta - Mobilitas sosial mencerminkan dinamika pergerakan individu atau kelompok dalam struktur sosial suatu masyarakat. Tujuan dilakukannya mobilitas sosial ialah untuk memperbaiki kualitas hidup.
Istilah mobilitas sosial mencakup perubahan posisi sosial seseorang atau kelompok dalam hierarki sosial, baik ke atas (mobilitas sosial positif) maupun ke bawah (mobilitas sosial negatif).
Baca Juga
Advertisement
Mobilitas sosial menjadi elemen kunci dalam memahami bagaimana individu atau kelompok dapat meraih atau kehilangan status, kekuasaan, dan hak-hak mereka di dalam masyarakat.
Sementara itu, mobilitas sosial di lingkungan masyarakat ada beberapa jenis. Satu di antara jenisnya ialah mobilitas sosial vertikal. Apa itu mobilitas sosial vertikal?
Mobilitas Vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal terdiri dari mobilitas naik (social climbing) dan mobilitas turun (social sinking).
Berikut ini contoh mobilitas sosial vertikal yang perlu diketahui, dilansir dari fisip.umsu.ac.id dan sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id, Senin (20/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor-faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial, di antaranya:
1. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya. Apabila seseorang tidak puas dengan status sosialnya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
Misalnya anak seorang kuli bangunan karena giat belajar, kini berhasil menjadi seorang guru teladan.
2. Kondisi Ekonomi
Banyak orang yang hidup serbakekurangan karena daerahnya tandus. Akhirnya mereka melakukan urbanisasi untuk memperbaiki kehidupannya.
Di daerah tempat tinggal yang baru, seseorang telah berhasil mendapatkan penghasilan yang cukup besar. Dengan penghasilannya itu, dia kemudian dipandang baik oleh masyarakat sekitar dan kini dia digolongkan sebagai orang kaya.
3. Situasi Politik
Situasi keamanan yang tidak kondusif dapat memengaruhi penduduk untuk meninggalkan negaranya, meski tanahnya subur.
4. Pertambahan Penduduk
Laju pertambahan penduduk yang pesat akan berdampak pada kehidupan masyarakat, seperti lapangan pekerjaan menjadi sulit, pemukiman padat, dan lahan pertanian makin terbatas.
Kondisi tersebut bisa mengubah status dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ada yang menjadi kaya atau miskin, ada yang mendapatkan jabatan tertentu, tetapi ada juga yang kehilangan jabatan.
5. Petualangan
Adanya keinginan untuk melihat daerah lain akan mendorong manusia melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru.
Bila dia berhasil, akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Sebaliknya bila tidak berhasil maka status sosialnya akan menurun.
Advertisement
Dampak Mobilitas Sosial
Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis, akan menimbulkan benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga berkembang menjadi konflik. Ada tiga konflik sebagai dampak dari mobilitas sosial, yakni:
1. Konflik Antarkelas Sosial
Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial maka dapat memicu terjadinya konflik antarkelas sosial.
2. Konflik Antarkelompok Sosial
Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Apabila satu di antara kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain, akan timbul konflik.
3. Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dengan nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh Mobilitas Sosial Secara Vertikal
Berikut ini beberapa contoh mobilitas sosial secara vertikal :
- Seorang pekerja dengan pendidikan rendah yang memperoleh gelar sarjana dan kemudian naik ke posisi manajemen yang lebih tinggi dalam perusahaan. Ini adalah contoh mobilitas sosial vertikal positif atau upward mobility.
- Seorang individu yang mengalami penurunan status sosial dan pendapatan setelah kehilangan pekerjaan yang stabil dan terpaksa beralih ke pekerjaan yang lebih rendah atau tidak terjamin. Ini adalah contoh mobilitas sosial vertikal negatif atau downward mobility.
- Seorang anggota keluarga yang sebelumnya hidup dalam kemiskinan ekstrem, tetapi berhasil mendapatkan pelatihan keterampilan dan pekerjaan yang lebih baik, dan kemudian meningkatkan status sosial dan ekonomi keluarganya. Ini adalah contoh mobilitas sosial vertikal positif.
- Seorang individu yang lahir dari keluarga kaya dan memiliki akses ke sumber daya yang melimpah, dan kemudian melanjutkan untuk mempertahankan status sosial dan ekonomi yang tinggi. Ini adalah contoh mobilitas sosial vertikal yang stagnan.
- Seorang individu yang berasal dari latar belakang yang sederhana dan melalui usaha keras, dedikasi, dan kesempatan yang ada, berhasil membangun bisnis yang sukses dan meningkatkan status sosial dan ekonomi mereka secara signifikan. Ini adalah contoh mobilitas sosial vertikal positif.
Â
Sumber: fisip.umsu.ac.id, Kemdikbud
Baca artikel seputar contoh lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement