Bola.com, Jakarta - Rebranding adalah proses pengubahan citra yang dulu melekat pada suatu perusahaan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengganti nama merek dagang, serta perubahan simbol, karakter, hingga packaging pada produk.
Tujuan rebranding adalah untuk memperbarui strategi pemasaran agar tidak ketinggalan zaman sekaligus upaya mendekatkan diri dengan lebih banyak konsumen. Selain itu, kegiatan ini bertujuan sebagai image atau identitas baru pada suatu produk sehingga mampu bersaing kembali di pasar.
Baca Juga
Advertisement
Perusahaan melakukan rebranding biasanya karena faktor konsumen. Namun, di satu sisi kegiatan ini juga berisiko karena ada kemungkinan konsumen merasa asing dengan wujud baru dari produk atau telah terbiasa dengan bentuk lama dari barang tersebut.
Ada dua jenis rebranding antara lain, proactive rebranding dan reactive rebranding, perbedaan pada keduanya terletak pada kapan penggunaan strategi ini.
Proactive rebranding adalah ketika adanya peluang berinovasi, berkembang, dan melakukan pendekatan kepada pelanggan. Sementara itu, reactive rebranding adalah kegiatan strategi yang dilakukan ketika suatu merek mengalami perubahan atau discontinued.
Agar makin paham, berikut macam-macam strategi rebranding, dilansir dari laman Populix, Rabu (22/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Macam-Macam Strategi Rebranding
1. Tentukan orientasi
Strategi pertama yang harus kamu lakukan sebelum rebranding adalah identifikasi terkait visi dan misi baru perusahaan yang akan diimplementasikan melalui produk. Hal ini menjadi landasan baru untuk mengembangkan strategi rebranding barang lainnya.
2. Membangun identitas brand
Beberapa perusahaan mempertahankan identitas lama produk mereka, sementara lainnya ada yang memperkenalkan produk baru. Oleh karena itu, perlu perhitungan risiko dan manfaat dari identitas brand baru tersebut.
3. Melakukan riset perusahaan dan konsumen
Jika perusahaan mencoba memasuki pasar baru, survei ini juga harus mencakup target pelanggan. Tujuannya adalah untuk memiliki pemahaman yang objektif tentang kesadaran dan kemampuan brand saat ini.
Tanpa adanya riset ini, perusahaan hanya bekerja dari perspektif internal. Riset yang dilakukan harus berpusat pada konsumen, dan penyedia layanan profesional menunjukkan bahwa hampir setiap perusahaan memiliki titik kelemahan dan pasar mengubah cara mereka melihatnya.
Advertisement
Macam-Macam Strategi Rebranding
4. Membangun pasar
Satu di antara strategi yang harus diterapkan saat rebranding adalah riset pasar dan konsumen. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menemukan target pasar yang tepat.
Di sisi lain, riset konsumen perlu dilakukan untuk menjaga konsumen tetap setia dan menarik lebih banyak lagi pelanggan baru di masa mendatang.
5. Penyesuaian brand
Setelah menetapkan ke mana arah brand yang akan dibuat, selanjutnya perusahaan harus menyesuaikannya dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti citra baru dari target konsumen dan produk.
6. Merombak desain produk
Strategi terakhir ketika rebranding adalah pembuatan desain produk baru yang dapat menarik perhatian konsumen melalui komunikasi visual. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan matang untuk menentukan desain dari packaging atau produk tersebut.
Â
Sumber: Populix
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.