Bola.com, Jakarta - Pancasila adalah dasar dan landasan ideologi negara Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung tinggi oleh setiap warga negara Indonesia.
Nama Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau asas.
Baca Juga
Advertisement
Pancasila dilambangkan dalam burung garuda yang memiliki semboyan berbeda-beda, tetapi tetap satu jua atau biasa disebut Bhinneka Tunggal Ika.
Burung Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk menggambarkan bahwa negara Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Yap, lambang negara Indonesia berbentuk burung aruda dengan kepala menoleh ke sebelah kiri. Dalam lambang tersebut terdapat perisai berbentuk seperti jantung yang digantung menggunakan rantai pada leher Garuda.
Dalam lambang burung garuda tersebut juga terdapat lima buah ruang di dalam perisai yang merupakan simbol-simbol dasar negara Pancasila, yaitu bintang, rantai emas, pohon beringin, kepala banteng, terakhir padi dan kapas.
Setiap lambang sila Pancasila yang terdapat dalam burung garuda tersebut mempunyai makna. Penting bagi bangsa Indonesia untuk memahami arti kelima simbol Pancasila tersebut.
Berikut ini rangkuman tentang arti lima lambang Pancasila beserta makna setiap sila, seperti dilansir dari laman InsanPelajar dan Liputan6, Jumat (26/2/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Arti Lambang Bintang
Bintang emas merupakan simbol sila pertama dalam pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Lambang bintang tersebut memiliki makna sebagai sebuah cahaya, yaitu yang dipancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia.
Latar belakang hitam pada lambang bintang emas tersebut menggambarkan warna alam, berkah dari Tuhan yang menjadi sumber segalanya di muka bumi ini.
Makna Sila Pertama 'Ketuhanan Yang Maha Esa':
- Pengakuan eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
- Negara mengakui keberadaan agama yang berketuhanan dan membebaskan penduduk untuk memilih agamanya.
- Negara menjamin penduduk untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing.
- Kehidupan sosial berlangsung dengan terjaganya kehidupan beragama.
- Toleransi antara pemeluk agama terjaga.
- Negara hadir ketika timbul konflik antaragama.
Advertisement
2. Arti Rantai Emas
Rantai emas merupakan lambang dari sila kedua yang berbunyi 'Kemanusiaan yang adil dan beradab'. Mata rantai dalam simbol tersebut berbentuk persegi dan lingkaran yang saling mengaitkan.
Mata rantai berbentuk persegi empat merupakan lambang laki-laki, sedangkan mata rantai lingkaran menggambarkan perempuan.
Mata rantai yang saling mengaitkan melambangkan hubungan timbal balik antarumat manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Makna Sila Kedua 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab':
- Setiap manusia Indonesia mengakui dan menghormati adanya martabat manusia lain.
- Memanusiakan manusia dan melihat manusia lain sebagai makhluk Tuhan.
- Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam berhubungan dengan manusia lain.
- Menerapkan perilaku yang beradab.
- Menjaga adab dan sopan santun dalam berhubungan sosial.
3. Arti Pohon Beringin
Pohon beringin merupakan simbol sila ketiga yang berbunyi 'Persatuan Indonesia'. Pohon beringin dengan akar yang menjulur ke bawah diartikan sebagai tempat berteduh.
Jadi, Pancasila sebagai dasar negara diibaratkan sebagai peneduh bangsa Indonesia untuk berlindung dan merasa aman. Pohon beringin juga memiliki akar tunggang yang kuat, menggambarkan persatuan bangsa Indonesia.
Sementara, sulur-sulur pada pohon beringin melambangkan suku, keturunan, dan agama yang berbeda-beda di Indonesia. Meski berbeda-beda, mereka tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia di bawah lambang Pancasila.
Makna Sila Ketiga 'Persatuan Indonesia':
- Setiap manusia indonesia cinta tanah airnya.
- Memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme.
- Bersikap dan bertindak dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
- Antirasis dan antidiskriminasi.
- Menjunjung tinggi rasa persaudaraan se-tanah air.
- Ke manapun kaki melangkah, di manapun tubuh berada, jiwanya tetap Merah Putih.
Advertisement
4. Arti Kepala Banteng
Kepala banteng merupakan simbol sila keempat Pancasila yang berbunyi 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan'.
Banteng diartikan sebagai hewan sosial yang suka berkumpul dan bergerombol. Saat banteng berkumpul, menjadi lebih kuat dan sulit diserang lawan.
Jadi, lambang kepala banteng tersebut menggambarkan budaya bangsa Indonesia yang senang berkumpul, berdiskusi, dan bermufakat. Kepala banteng menjadi perumpamaan manusia dalam mengambil keputusan, yakni yang harus dilakukan secara tegas.
Makna Sila Keempat 'Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan':
- Bersikap pro-dialog, pro-musyawarah, pro-demokrasi.
- Antikekerasan dalam menyelesaikan masalah atau konflik.
- Mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat.
- Selalu mengambil kebijaksanaan di atas persengketaan atau perbedaan pendapat.
- Musyawarah dilandasi dengan kejujuran bersama.
5. Arti Padi dan Kapas
Padi dan Kapas merupakan simbol sila kelima atau terakhir, yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Padi dan kapas melambangkan dua hal yang dibutuhkan manusia demi bisa bertahan hidup.
Padi melambangkan ketersediaan makanan, sementara kapas ketersediaan pakaian. Dengan adanya ketersediaan pangan dan pakaian, manusia akan bisa bertahan dan hidup dengan nyaman.
Jadi, setiap warga Indonesia berhak atas pangan dan sandang secara adil dan setara tanpa membeda-bedakan. Terpenuhinya pangan dan sandang, merupakan syarat suatu negara dianggap sejahtera.
Makna Sila Kelima 'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia':
- Pemerataan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Kebijakan berorientasi pada pengurangan kesenjangan masyarakat.
- Redistribusi kekayaan secara adil kepada masyarakat banyak.
- Negara berpihak pada mayoritas rakyat jelata yang lemah.
- Negara melindungi setiap warga negara untuk mendapat penghidupan yang layak.
Sumber: Insanpelajar, Liputan6.com (Reporter: Laudia Tysara, Editor: Nanang Fahrudin. Published: 13/10/2020).
Advertisement