Bola.com, Jakarta - Kata-kata bijak Tan Malaka bisa menjadi motivasi dalam memperjuangkan sesuatu. Tan Malaka merupakan sosok yang dikenal memiliki sifat sosialis dan politis.
Kiprah Tan Malaka di dunia politik bisa dikatakan sangat mengesankan. Hal tersebut ditopang dengan pemikiran Tan Malaka yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Berbagai kendala ditemui Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Beberapa rintangan yang pernah dihadapi Tan Malaka, ialah penangkapan dan pembuangan di Kupang, pengusiran dari negara Indonesia, seringnya konflik dengan Partai Komunis Indonesia hingga pernah diduga kuat sebagai dalang di balik penculikan Sutan Sjahrir pada Juni 1946.
Tak hanya itu, pemikirannya juga sering dianggap berbahaya hingga membuatnya menjadi buronan. Demi mengamankan dirinya, Tan Malaka harus berpindah-pindah tempat tinggal, di dalam dan luar negeri.
Saat menjadi korban pencarian, Tan Malaka juga kerap mengubah namanya. Nama samaran yang sempat ia gunakan, adalah Ilyas Husein ketika di Indonesia, Alisio Rivera ketika di Filipina, Hasan Gozali ketika di Singapura, Ossorio di Shanghai, dan Ong Soong Lee di Hong Kong.
Di sisi lain, Tan Malaka juga banyak menuangkan pemikirannya melalui sebuah tulisan. Banyak pastinya kata-kata bijak yang tertuang dalam tulisan Tan Malaka.
Berikut ini kumpulan kata-kata bijak Tan Malaka seperti dikutip dari Jagokata, Kamis (4/6/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kata-kata Bijak Tan Malaka
1. "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda".
2. "Berapapun cepatnya kebohongan itu, namun kebenaran akan mengejarnya juga".
3. "Berpikir besar kemudian bertindak".
4. "Kalau sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah ilmu pasti itu".
5. "Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi".
6. "Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya".
7. "Siapa yang tidak bekerja tidak akan makan".
8. "Pertahanan yang sebaik-baiknya adalah yang dilakukan dengan menyerang".
9. "Marxisme itu bukanlah suatu dogma (apalan). Melainkan sesuatu pedoman untuk bertindak".
10. "Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan."
12. "Kebaikan buat masyarakat itu bergantung kepada watak masyarakat dan didikan masing-masing orang".
13. "Sebelum bangsa Indonesia mengerti dan mempergunakan segala kepandaian dan pengetahuan Barat, belumlah ia tamat dari sekolah Barat".
14. "Seorang mengeluarkan tenaga yang sama untuk mendapatkan hasil yang sama".
15. "Kemauan rakyat itulah kemauan Tuhan".
16. "Yang kuat perindustriannya, itulah pihak yang mesti menang".
17. "Revolusi timbul dengan sendirinya sebagai hasil dari berbagai keadaan".
18. "Revolusi ialah yang disebabkan oleh pergaulan hidup, satu hakikat tertentu dari perbuatan-perbuatan masyarakat".
19. "Bahwa kebiasaan menghafal itu tidak menambah kecerdasan, malah menjadikan saya bodoh, mekanis, seperti mesin".
20. "Kalau suatu negara seperti Amerika mau menguasai samudra dan dunia, dia mesti rebut Indonesia lebih dahulu buat sendi kekuasaan".
21. "Murid yang cerdik juga insyaf, bahwa kalau dia sudah tahu satu cara, satu undang, satu kunci buat menyelesaikan satu golongan persoalan, maka tiadalah ia mengapal berpuluh-puluh persoalan atau jawabannya puluhan atau ratusan persoalan itu, tetapi dia pegang cara atau kuncinya persoalan tadi saja".
22. "Bahwa benda itu adalah satu rantai, satu karma yang merantai hidup kita, hidup sengsara ini".
23. "Lapar tak berarti kenyang buat si miskin. Si lapar yang kurus kering tak akan bisa kita kenyangkan dengan kata kenyang saja, walaupun kita ulangi 1001 kali".
24. "Tidak, tak ada sesuatu program revolusioner yang berarti, jika tak ada pergerakan revolusioner".
25. "Revolusi Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesar menentang imperialisme Barat yang lalim ditambah lagi oleh dorongan kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menggencet dan menghinakan mereka".
26. "Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, jika kita juga mengambil inisiatif bertahan agar supaya pukulan terakhir yang menentukan itu dapat mewujudkan tujuan kita".
27. "Kalau sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah ilmu pasti itu".
28. "Tetapi kalau Madilog masih kekurangan bentuk, saya pikir dia tidak kekurangan sifat".
29. "Pertukaran bentuk demi bentuk negara didorong oleh perubahan ekonomi".
30. "Bahwasanya jika kelak kapital asing akan terus merajalela di Indonesia, seperti sebelum tahun 1942, maka politik imperialisme pula yang akan merajalela di Indonesia di kemudian hari".
31. "Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan".
32. "Belajarlah dari Barat tapi jangan jadi peniru Barat, melainkan jadilah murid dari Timur yang cerdas".
33. "Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk".
Sumber: Jagokata
Advertisement