Bola.com, Jakarta - Gurindam merupakan satu di antara puisi lama. Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), Gurindam adalah sebuah bentuk karya sastra yang berupa sajak, satu baitnya ada dua baris. Isinya adalah berupa nasihat atau petuah.
Baca Juga
Advertisement
Gurindam awalnya dibawa oleh orang Hindu atau terpengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India), yaitu 'kirindam', yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan.
Pada baris pertama gurindam ini berisi syarat, masalah, persoalan, dan perjanjian. Sementara pada baris kedua berisi jawaban atas persoalan yang sudah dipaparkan pada baris pertama.
Secara bentuk, gurindam hampir sama dengan pantun dan puisi. Perbedaan gurindam dan pantun ada pada baris pada tiap baitnya. Dalam satu bait pantun memiliki empat baris dalam setiap baitnya.
Pada hakikatnya, gurindam merupakan kalimat majemuk yang saling berhubungan. Antar baris dan kalimatnya berisi sebab-akibat.
Di siis lain, masih ada beberapa ciri-ciri gurindam yang perlu diketahui agar lebih paham bedanya dengan puisi lama lainnya.
Berikut ini rangkuman mengenai ciri-ciri gurindam, seperti dilansir dari laman Renesia, Selasa (20/10/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Gurindam Menurut Para Ahli
Sebelum mulai mengenali ciri-ciri gurindam, pahami terlebih dahulu pengertiannya menurut para ahli.
1. Ismail Hamid (1989): istilah gurindam berasal daripada bahasa Sanskrit. Walau berasal bahasa asing, dalam perkembangan puisi melayu, gurindam berkembang dalam tradisi lisan dan mempunyai bentuknya tersendiri dan berlainan dengan gurindam dalam bahasa Sanskrit.
2. Raja Ali Haji: menyatakan Gurindam adalah puisi yang terdiri dari dua baris saja dalam satu bait.
3. Sutan Takdir Alisjahbana: gurindam adalah sajak dua baris yang terbentuk dari kalimat majemuk.
3. Za’ba (1962): gurindam merupakan jenis puisi lama yang bentuknya tidak terikat.
4. Harun Mat Piah (1989): gurindam berdasarkan bentuknya ialah jenis puisi melayu lama yang tidak tentu bentuknya, ada yang terikat dan tidak.
Advertisement
Ciri-ciri Gurindam
Memahami gurindam dari pengertian secara umum memang terbilang cukup sederhana. Bagi yang sudah memahami dari sisi pengertian, kini saatnya mengenali dari ciri-ciri gurindam, seperti dikutip dari laman Renesia.
1. Dalam satu bait terdiri dari dua kalimat atau dua baris saja.
2. Terikat oleh rima dalam setiap baitnya.
3. Dalam setiap bait bersajak A-A, B-B, C-C, D-D, dan seterusnya.
4. Gurindam bisa terdiri dari banyak bait.
5. Setiap bait pada gurindam memiliki kaitan atau hubungan sebab akibat.
6. Makanannya atau artinya mengandung nasehat.
7. Setiap barisnya maksimal terdiri dari 10 kata.
8. Dalam satu bait, baris pertama adalah sampiran, dan baris kedua adalah isi.
Nilai-Nilai Gurindam
Nilai moral kehidupan manusia dengan diri sendiri yang meliputi: kearifan, kesederhanaan, kejujuran, keberanian hidup, dan kewaspadaan hidup.
Nilai moral kehidupan manusia dengan orang lain yang meliputi: kesetiaan pada sesama manusia, kebersamaan hidup, dan penghormatan kepada orang lain.
Nilai moral kehidupan manusia dengan Tuhan yang meliputi: kepercayaan kepada Tuhan dan istikamah.
Advertisement
Jenis-Jenis dan contoh Gurindam
1. Gurindam Berangkai adalah bentuk gurindam yang ditandai dengan kata yang sama pada baris pertama tiap baitnya.
Contoh:
Lakukan saja yang menurutmu benar
Lakukan saja yang menurutmu pantas
Hidup hanya bergantung hati
Hidup hanya sesaat dan kemudian mati
2. Gurindam Berkait adalah gurindam yang ditandai dengan adanya keterkaitan antara bait pertama dengan bait-bait seterusnya.
Contoh :
Siapa tak ingin sesat dunia akhirat
Maka cepatlah taubat sebelum terlambat
Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat
Maka didapatlah itu yang namanya selamat
Sumber: Renesia