Bola.com, Jakarta - Drama merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Dalam dunia seni, drama bisa menjadi satu di antara hiburan untuk melepaskan penat.
Kata drama berasal dari bahasa Yunani 'draomai' yang berarti beraksi, bertindak, berbuat, dan berlaku. Pada hakikatnya, drama menggunakan beberapa tokoh untuk mengungkapkan dialog disertai gerak-gerik dan unsur artistik pertunjukan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.
Secara umum, drama merupakan satu di antara aliran dalam sastra yang berisi komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan perilaku kehidupan manusia di atas panggung.
Lantaran menggambarkan perilaku manusia yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, drama akan diwarnai dengan konflik masalah untuk menghibur para penonton.
Seperti karya sastra pada umumnya, drama memiliki beberapa unsur intrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun suatu karya, termasuk dalam drama.
Jadi, dengan adanya unsur-unsur intrinsik, penampilan drama tersebut bisa dinikmati oleh penonton, dan drama tersebut bisa menjadi seni drama yang indah, dan memiliki cerita yang jelas. Apa saja unsur-unsur intrinsik dalam drama?
Berikut ini rangkuman mengenai unsur-unsur intrinsik dalam drama beserta penjelasannya, seperti dilansir dari laman Kinibisa dan Guruberbahasa, Kamis (4/2/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Tema
Tema merupakan satu di antara unsur paling penting dalam pementasan drama. Tanpa adanya tema, pementasan drama tidak akan menarik, sebab tokoh akan kesulitan memerankan watak atau karakter yang diperankan.
Pasalnya, tema atau pikiran pokok tersebut yang akan menjadi dasar sebuah pementasan drama. Selain itu, tema akan membantu penonton dalam menangkap atau memahami sajian pementasan tersebut.
Advertisement
2. Plot
Plot atau alur merupakan rangkaian cerita dari awal sampai akhir pementasan drama. Secara umum, unsur drama ini mengandung permasalahan, konflik, klimaks, dan penyelesaian permasalahan.
Plot menjadi satu di antara unsur paling penting dalam sebuah drama, hal ini yang akan menentukan menarik tidaknya pementasan drama.
3. Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan. Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan seperti berikut ini.
a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
- Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.
- Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita.
- Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan menjadi tiga.
- Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh protagonis dan antagonis.
- Tokoh utama yaitu tokoh yang mendukung atau menentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
- Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.
Advertisement
4. Penokohan
Unsur instrinsik drama berikutnya, yaitu karakter atau perwatakan. Dalam sebuah pementasan drama, tokoh harus memiliki watak dan perilaku yang menonjol.
Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional).
a. Keadaan Fisik
Keadaan fisik tokoh digambarkan melalui umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, hingga suka senyum/cemberut.
b. Keadaan Psikis
Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental, standar moral, temperamen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi.
c. Keadaan Sosiologis
Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.
5. Setting atau Latar
Setting merupakan satu di antara unsur drama yang paling mendukung pementasan. Biasanya setting akan disesuaikan dengan suasana dalam cerita.
Jadi, penonton akan memahami kapan, di mana, serta suasana yang diciptakan dalam pementasan tersebut. Selain itu, panggung juga harus mampu menggambarkan suasana yang tercipta dalam setiap adegan.
Maka dari itu, sering dijumpai berbagai macam properti pendukung di atas panggung saat pementasan drama.
Advertisement
6. Dialog
Dialog merupakan percakapan yang terjadi dalam sebuah pementasan drama. Dialog yang ada bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh lainnya.
Ada juga berupa dialog sendiri atau yang biasa disebut monolog. Adanya dialog tersebut bisa menjadi penjelasan untuk jalannya cerita.
7. Konflik
Konflik adalah pertentangan atau masalah yang terjadi saat pementasan dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.
a. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya.
b. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri. Anda telah mengetahui unsur-unsur intrinsik drama.
Advertisement
8. Amanat atau Pesan
Unsur drama yang tidak kalah pentingnya ialah amanat. Dalam pementasan drama harus ada amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan ke penonton.
Amanat dalam drama biasanya akan diselipkan melalui dialog-dialog yang diperankan oleh para tokoh. Dengan adanya amanat, penonton akan mendapatkan pelajaran atau pesan yang ada di dalam drama tersebut.
Sumber: Kinibisa, Guruberbahasa