Bola.com, Jakarta - Mobilitas sosial adalah perpindahan atau gerak sosial yang dilakukan seseorang atau sekelompok masyarakat dari satu strata ke strata lain, biasanya dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mobilitas diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau kesiapsiagaan untuk bergerak.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan secara etimologism mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu 'mobilis' yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
Mobilitas yang dilakukan oleh seseorang akan menempatkan seseorang tersebut pada suatu kelas sosial yang berbeda dari sebelumnya.
Proses mobilitas sosial umumnya dialami masyarakat yang lapisan sosialnya bersifat terbuka. Pada masyarakat tertutup seperti masyarakat berkasta, proses mobilitas sosial sulit terjadi.
Itulah mengapa, mobilitas sosial sangat terkait dengan stratifikasi sosial. Pada stratifikasi sosial terdapat pengelompokan kelas-kelas yang disebut dengan class system.
Adanya pengelompokkan tersebut untuk menempatkan mereka masuk pada kelas yang sesuai dengan kondisi yang mereka miliki.
Sementara itu, mobilitas sosial di lingkungan masyarakat ada beberapa jenis.
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis mobilitas sosial, faktor penyebab, dan dampaknya, dilansir dari sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id, Kamis (26/8/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
1. Mobilitas Horisontal
Mobilitas Horisontal yaitu perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama.
Contoh:
Ariel, seorang presenter dari TV9, pindah kerja ke TV10 sebagai presenter juga. Perpindahan Ariel ini tidak memengaruhi status sosialnya di mana Ariel tetap sebagai presenter.
2. Mobilitas Vertikal
Mobilitas Vertikal yaitu perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal terdiri dari mobilitas naik (social climbing) dan mobilitas turun (social sinking).
- Contoh Social Climbing
Dewo seorang karyawan yang rajin kemudian diangkat sebagai manajer pemasaran.
- Contoh Social Sinking
Seorang pengusaha sukses yang terjebak pada pergaulan dengan rekan sejawatnya yang hobi berjudi, dia jatuh bangkrut. Kini yang tersisa hanya baju yang dipakainya.
Advertisement
Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
3. Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas antargenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan.
Contohnya:
Kakek dan neneknya seorang petani, kemudian ayah dan ibunya juga seorang petani, sedangkan anaknya berprofesi sebagai guru.
4. Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas intragenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Peralihan mobilitasnya dapat naik dan turun.
Contoh mobilitas yang turun:
Deri dan Doni kakak adik yang berkerja pada perusahaan yang sama. Deri sebagai direksi, sedangkan Doni sebagai karyawan biasa.
5. Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis yaitu perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah yang lain, seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Di daerah asalnya seseorang sebagai warga biasa, tetapi setelah di tempat tinggal yang baru menjadi kepala desa.
Contohnya:
Sekelompok orang yang bertransmigrasi dari daerah Ponorogo ke daerah Lampung, kemudian di antara orang tersebut satu di antaranya berhasil menjadi kepala desa.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial
Setelah memahami beberapa jenis mobilitas sosial yang terjadi di sekitar kita, kini mari kita telusuri bagaimana proses terjadinya mobilitas sosial. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya mobilitas sosial, di antaranya:
1. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya. Apabila seseorang tidak puas dengan status sosialnya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
Misalnya anak seorang kuli bangunan karena giat belajar, kini berhasil menjadi seorang guru teladan.
2. Kondisi Ekonomi
Banyak orang yang hidup serbakekurangan karena daerahnya tandus. Akhirnya mereka melakukan urbanisasi untuk memperbaiki kehidupannya.
Di daerah tempat tinggal yang baru, seseorang telah berhasil mendapatkan penghasilan yang cukup besar. Dengan penghasilannya itu dia kemudian dipandang baik oleh masyarakat sekitar dan kini dia digolongkan sebagai orang kaya.
3. Situasi Politik
Situasi keamanan yang tidak kondusif dapat memengaruhi penduduk untuk meninggalkan negaranya, meski tanahnya subur.
4. Pertambahan Penduduk
Laju pertambahan penduduk yang pesat akan berdampak pada kehidupan masyarakat, seperti lapangan pekerjaan menjadi sulit, pemukiman padat, dan lahan pertanian makin terbatas.
Kondisi tersebut bisa mengubah status dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ada yang menjadi kaya atau miskin, ada yang mendapatkan jabatan tertentu, tetapi ada juga yang kehilangan jabatan.
5. Petualangan
Adanya keinginan untuk melihat daerah lain, akan mendorong manusia melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru.
Bila dia berhasil, akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Sebaliknya bila tidak berhasil maka status sosialnya akan menurun.
Advertisement
Dampak Mobilitas Sosial
Apabila pada masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis, akan menimbulkan benturan-benturan nilai dan kepentingan sehingga berkembang menjadi konflik. Ada tiga konflik sebagai dampak dari mobilitas sosial, yakni:
1. Konflik Antarkelas Sosial
Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial maka dapat memicu terjadinya konflik antarkelas sosial.
2. Konflik Antarkelompok Sosial
Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Apabila satu di antara kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain, akan timbul konflik.
3. Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dengan nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
Sumber: Kemdikbud