Bola.com, Jakarta - Ekskresi adalah proses pengeluaran zat atau sisa metabolisme dari tubuh. Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
Untuk dapat mencegah penyakit maupun gangguan pada sistem eksresi tersebut diperlukan teknologi.
Baca Juga
Advertisement
Perkembangan teknologi yang makin pesat menghasilkan beragam temuan alat medis. Teknologi tersebut sekarang ini sangat dibutuhkan untuk menangani beragam penyakit yang efisien dan efektif.
Adanya teknologi sistem ekskresi berguna untuk membantu kinerja ekskresi dalam tubuh yang mengalami masalah. Teknologi sistem eksresi membantu kenyamanan dan kelangsungan hidup manusia.
Ada tiga jenis teknologi untuk membantu sistem ekskresi bermasalah, yaitu transplantasi ginjal, cangkok kulit, dan hemodialisis.
Berikut ini rangkuman tentang macam-macam teknologi sistem eksresi, seperti dilansir dari laman bangandre.com, Rabu (5/5/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Cangkok Kulit
Cangkok kulit merupakan tindakan pemindahan seluruh atau sebagian ketebalan kulit dari pendonor kepada penerima yang memerlukan skin grafting. Untuk melakukan hal tersebut bisa menggunakan kulit dari orang lain maupun diri sendiri.
Biasanya, kulit yang didonor ini diambil dari bagian perut, paha, pantat, atau punggung. Teknologi sistem ekskresi pada cangkok kulit memiliki tujuan untuk menangani luka bakar tergolong parah dangan luka cukup luas.
Teknologi skin grafting tak hanya menangani beragam luka pada tubuh. Cangkok kulit bisa dimanfaatkan untuk bedah rekonstruktif atau operasi plastik.
Advertisement
2. Transplantasi Ginjal
Pada teknologi ini pasien akan menjalani terapi penggantian ginjalnya dengan ginjal orang lain, yang tentunya cocok dengan pasien. Terapi transplantasi ginjal menjadi pilihan bagi kebanyakan pasien yang mengalami gagal ginjal maupun memiliki penyakit ginjal stadium akhir.
Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk tingkatkan kualitas hidup pasien, yang mempunyai gangguan tersebut.
Sebelum transplantasi ginjal dilakukan, ada serangkaian tes yang perlu dilewati untuk memastikan ginjal dari pendonor cocok pada tubuhnya.
Pasien disarankan untuk tidak minum alkohol, berhenti merokok, rutin berkonsultasi dengan dokter, berolahraga sesuai anjuran dokter, dan mengonsumsi obat serta makanan sesuai anjuran dokter.
3. Hemodialisis
Bagi orang awam, hemodialisis lebih dikenal dengan cuci darah. Tujuan dari cuci darah yakni untuk membersihkan darah dari zat sisa metabolisme menggunakan metode penyaringan yang dilakukan di luar tubuh.
Cara efektif untuk menolong penderita gagal ginjal ialah dengan melakukan cuci darah. Hemodialisis memakai media yang berguna menjadi ginjal buatan pasien.
Alatnya bernama dialiser, di dalamnya terdapat cairan dialisat dan membran permeabel. Teknologi ini mempunyai alat pengontrol dan pencatat tekanan, aliran darah, dan suhu.
Agar bisa menyaring semua darah, setiap pasien biasanya butuh waktu sembilan sampai 12 jam seminggu. Pelaksanaan Hemodialisis dibagi jadi tiga kali, sehingga perlu tiga hingga lima jam untuk satu kali cuci darah.
Namun, hal tersebut tergantung dari tingkat kerusakan ginjal pasien itu sendiri. Bila penderita gagal ginjal kronis tidak ingin cuci darah terus menerus, langkah terbaiknya yaitu cangkok ginjal.
Sumber: Bangandre
Advertisement