Bola.com, Jakarta - Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November di Indonesia. Hingga kini, Hari Pahlawan terus diperingati sebagai hari besar bagi perjalanan panjang sejarah Indonesia.
Penetapan Hari Pahlawan pada 10 November tertuang dalam surat Keputusan Presiden (Keppres) No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang ditandatangani oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Baca Juga
Advertisement
Hari Pahlawan tak hanya sekadar diingat pada setiap 10 November saja, tetapi perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu terus dikenang sepanjang masa.
Namun, mungkin ada sebagai masyarakat Indonesia belum tahu sejarah atau alasan pada 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Itulah mengapa, sebagai bangsa Indonesia perlu mengetahui sejarah Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
Berikut ini rangkuman tentang sejarah Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, seperti dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Senin (8/11/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertempuran di Surabaya
Pada 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya, yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. Pertempuran ini menjadi perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran tersebut termasuk pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris, keadaan berangsur-angsur mereda. Meski begitu, masih terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945. Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia.
Advertisement
Pertempuran Dahsyat
Kondisi tersebut mengakibatkan keputusan penggantian Mallaby dengan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Eric Carden kemudian mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945.
Inti dari isi ultimatum ialah meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan NICA. Tak hanya itu, pihak Eric Carden juga mengancam akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang-orang Indonesia tidak menaati perintah Inggris.
Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.
Namun, ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya sehingga terjadilah pertempuran dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama kurang lebih tiga minggu lamanya.
Medan perang yang terjadi di Surabaya kemudian mendapat julukan "neraka" karena kerugian yang disebabkan tidak sedikit.
Semangat Tak Kenal Lelah
Pertempuran tersebut mengakibatkan sekitar 20 ribu rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar merupakan warga sipil. Selain itu diperkirakan 150 ribu orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya.
Sementara itu, tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Banyaknya pejuang yang gugur dan menjadi korban membuat rakyat Surabaya makin menunjukkan semangat yang membara dan tak kenal menyerah.
Sedangkan semangat tersebut membuat Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan.
Selanjutnya pada 10 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.
Â
Sumber: Kemdikbud
Advertisement