Sukses


Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Gaya Ekspresinya yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berhubungan. Secara umum, paragraf dipakai untuk menyatakan atau mengembangkan sebuah gagasan dalam teks.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru).

Gagasan dalam suatu paragraf dapat diungkapkan dengan berbagai gaya, tergantung tujuan komunikasinya. Tujuan komunikasi yang berbeda pasti akan disampaikan dengan gaya pengungkapan yang berbeda pula.

Berdasarkan gaya ekspresinya, paragraf dibedakan menjadi lima jenis. Adapun kelima jenis gaya ekspresi tersebut, yakni narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis paragraf berdasarkan gaya ekspresinya, seperti dilansir dari rumahpusbin.kemdikbud.go.id, Rabu (15/12/2021).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Paragraf Narasi (Kisahan)

Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan atau mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalaminya.

Paragraf narasi dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang sesuatu yang dialami penulis.

Ciri utama paragraf narasi adalah adanya peristiwa, baik yang benar-benar terjadi atau berupa imajinasi maupun gabungan keduanya, yang dirangkai dalam urutan waktu.

Di dalam peristiwa itu terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik. Konflik itulah yang dapat menambah daya tarik cerita. Jadi, ketiga unsur pokok sebuah narasi berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur .

Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.

3 dari 6 halaman

Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra.

Paragraf ini bertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.

Melalui kesan tersebut, pembaca seolah-olah berada di suatu tempat dan dapat melihat, mendengar, meraba, mencium, atau merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.

Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan, yaitu pola deskripsi spasial, pola deskripsi sudut pandang, pola deskripsi pengamatan (observasi), dan pola deskripsi fokus.

1.Pola Deskripsi Spasial

Pola deskripsi spasial merupakan suatu pola pengembangan paragraf yang menggambarkan objek berupa ruang, benda, atau tempat.

2. Pola Deskripsi Sudut

Pola deskripsi sudut pandang merupakan suatu pola sudut pandang yang didasarkan atas posisi penulis dalam menggambarkan suatu objek. Pola pengembangan sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang subjektif dan sudut pandang objektif.

3. Pola Deskripsi Pengamatan

Pola deskripsi pengamatan (observasi) adalah suatu pola paragraf yang dikembangkan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan dideskripsikan. Pembaca seolah-olah dapat melihat atau mengalami sendiri tentang objek yang dilukiskan.

4. Pola Deskripsi Fokus

Pola deskripsi fokus merupakan suatu pola paragraf yang dikembangkan dengan menonjolkan suatu bagian objek yang dideskripsikan. Perhatian pembaca atau pendengar terfokus pada bagian objek yang dideskripsikan.

Paragraf deskripsi fokus ini dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa, objek benda, atau manusia. Paragraf ini menggunakan pilihan kata atau kalimat yang tepat dan menarik perhatian pembaca.

4 dari 6 halaman

Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca.

Paragraf eksposisi bersifat ilmiah atau nonfiksi. Sumber untuk penulisan paragraf ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.

Paragraf eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat bergantung pada sifat tulisan dan tujuan yang hendak dicapai. Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi, antara lain:

- Berusaha menjelaskan sesuatu.

- Gaya tulisan bersifat informatif.

- Fakta dipakai sebagai alat kontribusi.

- Fakta dipakai sebagai alat untuk mengonkretkan informasi.

Paragraf eksposisi dapat dikembangkan melalui klasifikasi, ilustrasi, perbandingan/pertentangan, laporan, proses, atau definisi. Dalam pengembangan dengan klasifikasi, kalimat-kalimat penjelasnya merupakan bentuk pengelompokan dari gagasan utamanya.

5 dari 6 halaman

Paragraf Persuasif

Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai keinginan penulisnya.

Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu menyampaikan bukti dengan data dan fakta pendukung.

Contoh paragraf persuasi yang sering ditemukan adalah propaganda yang dilakukan oleh berbagai lembaga, badan, atau organisasi serta iklan yang disampaikan dalam berbagai media untuk menarik perhatian konsumen dan mempromosikan suatu produk.

Untuk mengajak atau mengimbau pembaca, penulis dapat menggunakan ungkapan persuasif, seperti; ayo atau mari. Dalam paragraf persuasi, penulis ingin memengaruhi pembaca atau mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.

6 dari 6 halaman

Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah jenis paragraf yang bertujuan membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya.

Dalam paragraf ini penulis menyampaikan pendapat yang disertai penjelasan serta alasan yang kuat agar pembaca bisa yakin dan terpengaruh.

Dasar tulisan argumentasi ialah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

Fakta-fakta tersebut diperoleh dengan berbagai cara, seperti bahan bacaan, wawancara atau angket, penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi.

Paragraf argumentasi dapat dikembangkan dengan pola sebab akibat. Dalam praktiknya, pola sebab akibat dapat disajikan sebaliknya akibatnya dahulu kemudian dicari sebab-sebabnya.

Kata penghubung antarkalimat yang dapat digunakan dalam paragraf ini, antara lain; oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu.

 

Sumber: Kemdikbud

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer