Bola.com, Jakarta - Erosi adalah proses alami pengikisan tanah lapisan atas oleh air, angin atau es. Erosi berasal dari bahasa latin erosionem yang berarti menggerogoti.
Secara ilmiah, erosi adalah pengikisan material permukaan tanah secara bertahap, terutama batuan, endapan (sedimen), dan tanah akibat air, angin atau es.
Baca Juga
Advertisement
Erosi juga dapat diartikan pengangkutan material yang terkikis dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari puncak gunung ke lembah terdekat atau dari bagian hulu sungai ke bagian hilir.
Erosi dapat terjadi secara almi maupun perbuatan dari manusia.
Proses erosi melibatkan tiga peristiwa secara berurutan, yaitu pengelupasan, pengangkutan, dan pengendapan.
Saat semua yang ada di alam masih berjalan seimbang, erosi secara alami biasanya tidak sampai menimbulkan bencana, kecuali dalam kasus-kasus ekstrem. Sebab, partikel tanah yang terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang terbentuk.
Namun, berbeda kondisi di mana saat manusia mulai merusak alam maka proses erosi akan menimbulkan banyak kerugian. Lapisan atas tanah menjadi lebih tipis. Akibatnya, lebih banyak lapisan tanah ikut hanyut bersama dengan air.
Supaya kamu makin paham, bisa mencermati dan mempelajari contoh-contohnya.
Berikut contoh-contoh erosi, dikutip dari laman Sampoernaacademy, Senin (27/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh-Contoh Erosi
Erosi Air
Erosi air disebut juga dengan ablasi, pengikisan yang diakibatkan pengaruh air sungai dan air hujan dengan intensitas yang tinggi. Kondisi yang mengakibatkan peningkatan ablasi, seperti pada lembah sungai berdinding terjal karena erosi.
Ada empat jenis erosi air yang perlu diketahui, ada erosi percik, erosi lembar, erosi alur, dan erosi parit.
Erosi Korasi
Disebut juga dengan deflasi, erosi korasi diakibatkan karena angin dan biasanya terjadi di daerah gurun. Angin di daerah gurun dapat menyebabkan pasir berpindah ke tempat lain tanpa menunggu waktu lama, alias bisa terjadi dengan cepat.
Abrasi
Abrasi adalah pengikisan yang terjadi di pantai, terjadi karena gelombang laut dan arus laut yang bisa merusak.
Abrasi muncul ketika angin yang bergerak dari laut menyebabkan munculnya gelombang arus ke arah pantai, jika terjadi dalam waktu cukup lama maka deburan ombak ke arah pantai ini bisa mengakibatkan pengikisan pantai.
Eksarasi
Pengikisan yang terjadi akibat gerakan es yang mencair, pencairan membuat batu yang ada bergerak ke bawah setelah itu mengendap.
Fjord adalah hasil dari pengikisan dan kondisi ini biasanya muncul di daerah pegunungan bersalju.
Advertisement
Faktor Penentu Terjadinya Erosi
Topografi
Tinggi dan rendahnya permukaan memicu adanya pengikisan atau erosi, topografi bisa membuat perbedaan lereng. Adanya kemiringan dan panjang lereng sangat memengaruhi aliran permukaan dan erosi itu sendiri.
Tanah
Faktor penentu adanya erosi selanjutnya adalah tanah, terkait dari beberapa kondisi yang menyebabkan pengikisan antara lain ketahanan tanah.
Jika penyebab kerusakan baik air hujan maupun aktivitas di permukaan, hal ini dikarenakan kemampuan tanah menyerap air. Akibat utama erosi tanah adalah kerusakan pada manfaat tanah itu.
Vegetasi
Vegetasi menjadi faktor terakhir adanya erosi, kondisi yang terjadi di permukaan tanah memengaruhi secara langsung aliran permukaan dan proses pengikisan itu terjadi. Beberapa pengaruh yang muncul antara lain sebagai berikut:
- Vegetasi berpengaruh pada kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak yang asalnya dari air yang mengalir.
- Akar dari tanaman memengaruhi aktivitas biologi yang hubungannya dengan pertumbuhan tanaman, porositas tanah juga akan berpengaruh.
- Transpirasi yang muncul bisa membuat tanah menjadi lebih kering dari sebelumnya dan hal ini pertanda buruk.
Manusia
Banyak kegiatan manusia yang menjadi faktor adanya erosi, seperti penggundulan hutan dan penutupan tanah untuk pembangunan pemukiman dan lahan.
Proses pembukaan lahan yang tak terkendali bisa berdampak terhadap meningkatnya risiko adanya erosi, penyebabnya adalah penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi.
Kerusakan lahan muncul karena tingkat tinggi pada tanah, terhadap erosi hasil dampak aktivitas manusia dalam pengelolaan lahan tidak sesuai kaidah konservasi.
Erosi makin besar timbul jika area penutup lahan menjadi berkurang dan area vegetasi rentan terhadap bahaya erosi karena lahan petani yang makin luas.
Sumber: Sampoernaacademy
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.