Bola.com, Jakarta - Emosi adalah reaksi yang dialami manusia sebagai respons terhadap peristiwa atau situasi.
Emosi juga diartikan sebagai perubahan dalam perilaku dan psikologis seseorang sebagai respons terhadap beberapa jenis rangsangan.
Baca Juga
Advertisement
Rangsangan ini dapat bersifat eksternal, yaitu peristiwa atau interaksi; maupun bersifat internal, seperti pikiran atau sensasi fisik.
Emosi melibatkan tiga komponen berbeda, yaitu pengalaman subjektif, respons fisiologis, dan respons perilaku atau ekspresif. Berbagai hal ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap kehidupan sehari-hari.
Agar kamu makin paham, berikut penjelasan lebih lanjut tentang emosi, dilansir dari pji.uma.ac.id, Rabu (29/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cara Kerja Emosi
Cara kerja emosi adalah hal yang tidak kalah penting untuk dipahami. Di dalam otak, terdapat sistem limbik yang memproses pengalaman emosional. Otak juga memiliki filter emosional tertentu yang disebut amigdala.
Amigdala dirancang untuk menyimpan memori sensorik dari pengalaman kita sebelumnya, dan menggunakan informasi tersebut untuk menentukan bagaimana perasaan kita tentang pengalaman saat ini.
Amigdala kemudian mengirimkan informasi yang sesuai ke bagian otak lainnya, yang menghasilkan pelepasan neurotransmitter dan hormon tertentu berdasarkan interpretasi peristiwa tersebut.
Misalnya, jika amigdala memproses suatu peristiwa sebagai hal yang menarik atau menyenangkan, akan terjadi pelepasan dopamin, serotonin, endorfin, dan lainnya yang memengaruhi reaksi tubuh terhadap peristiwa ini.
Sementara itu, apabila amigdala merasakan sesuatu yang menakutkan, menjengkelkan, atau mengkhawatirkan, akan terjadi pelepasan epinefrin, norepinefrin, adrenalin, dan kortisol yang bertanggung jawab atas respons fight-or-flight (lawan atau lari) yang menjaga kita tetap aman.
Dengan begitu, emosi adalah hasil dari bagaimana otak memproses suatu peristiwa, serta neurotransmitter dan hormon apa yang dilepaskan ke dalam tubuh sebagai respons terhadap interpretasi ini.
Baik jenis emosi positif maupun emosi negatif, keduanya dapat memengaruhi tubuh dalam beberapa cara yang berbeda, seperti gelisah, tegang otot, sakit kepala, atau sakit perut.
Emosi juga bisa menyebabkan kamu bereaksi dengan menangis atau perlu melepaskan energi untuk mengurangi stres.
Advertisement
Macam-Macam Emosi
1. Emosi bahagia
Bahagia bisa diartikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan senang, ceria, gembira, kepuasan, dan sejahtera. Ini adalah hasil dari neurotransmitter, termasuk serotonin dan dopamin.
Serotonin bertanggung jawab atas perasaan puas dan kenikmatan dalam tubuh, sedangkan dopamin menghasilkan ataupun meningkatkan perasaan senang.
Endorfin dan oksitosin juga merupakan hormon kebahagiaan yang menghasilkan perasaan tenang, puas, dan gembira dalam tubuh.
Emosi bahagia pada manusia bisa ditunjukkan dengan cara-cara berikut ini:
- Ekspresi wajah yang tersenyum.
- Bahasa tubuh dengan sikap yang santai.
- Nada suara yang ceria dan menyenangkan.
- Kebahagiaan dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental.
Sebaliknya, orang yang sulit menemukan emosi bahagia dinilai mudah untuk stres dan depresi, yang bisa berujung pada imunitas yang rendah.
2. Emosi sedih
Kesedihan dapat didefinisikan sebagai kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan tidak bersemangat, tidak tertarik dalam mengerjakan hal apa pun, mood yang murung, kekecewaan, hingga perasaan berduka.
Emosi ini bisa terjadi akibat rendahnya kadar neurotransmitter dopamin dan serotonin.
Dalam waktu yang lama, hal tersebut bisa menyebabkan depresi, kelelahan, kurang berenergi, sulit berkonsentrasi, hingga perubahan pada nafsu makan dan tidur.
Emosi sedih dapat diekspresikan dalam beberapa cara berikut ini:
- Suasana hati yang murung
- Diri yang cenderung diam
- Lesu
- Usaha untuk menarik diri dari orang lain
- Menangis.
Kesedihan termasuk macam-macam emosi yang wajar dirasakan manusia. Hanya, sebagian orang bisa merasakan kesedihan secara berkepanjangan.
Macam-Macam Emosi
3. Emosi takut
Saat merasakan adanya indikasi bahaya, emosi takut umumnya muncul dan terjadilah respons yang disebut melawan atau lari.
Takut merupakan emosi yang kuat dan berperan penting untuk bertahan hidup. Respons melawan atau lari ini juga membantu kita mempersiapkan diri untuk melawan ancaman yang terjadi.
Emosi takut dapat ditunjukkan dengan cara-cara berikut ini:
- Ekspresi wajah yang khas, seperti melebarkan mata dan menarik dagu ke bawah.
- Mencoba bersembunyi dari ancaman.
- Reaksi fisik, seperti pernapasan dan detak jantung menjadi cepat.
Emosi ini juga dapat menyebabkan dampak lain pada tubuh, seperti ketegangan otot, mulut kering, energi berlebih pada tubuh, dan lainnya.
Rasa takut bisa berkaitan erat dengan kecemasan. Misalnya, orang yang mengidap gangguan kecemasan sosial merasakan takut dalam menghadapi situasi sosial.
4. Emosi jijik
Perasaan ini dapat bersumber dari banyak hal, termasuk rasa, pemandangan, atau bau yang tidak menyenangkan.
Seseorang juga dapat mengalami kejijikan moral saat melihat individu lain berperilaku yang mereka anggap tidak menyenangkan, tidak bermoral, atau jahat.
Jijik dapat ditunjukkan dalam beberapa cara berikut ini:
- Berpaling dari objek jijik.
- Reaksi fisik, seperti mual atau muntah.
- Ekspresi wajah, seperti kerutan hidung dan bibir atas.
Advertisement
Macam-Macam Emosi
5. Emosi marah
Marah juga termasuk emosi yang sering kita tunjukkan. Seperti emosi takut, marah juga menjadi emosi yang bisa berkaitan dengan respons fight or flight.
Emosi marah bisa ditunjukkan dengan cara-cara berikut ini:
- Ekspresi wajah, termasuk mengerutkan kening atau melotot.
- Bahasa tubuh, seperti mengambil sikap yang kuat atau berpaling dari seseorang.
- Nada suara, seperti berbicara kasar atau berteriak.
- Respons fisiologis, seperti berkeringat atau memerah.
- Perilaku agresif, seperti memukul, menendang, atau melempar benda.
Marah bisa memberikan efek positif dan negatif. Sisi positifnya, misalnya, menjadi langkah untuk memperbaiki hubungan karena kamu mampu mengekspresikan kebutuhan terhadap pasangan, keluarga, dan teman dekat.
Namun, jika marah diekspresikan berlebihan, emosi negatif ini bisa berubah menjadi kekerasan terhadap orang lain.
Marah yang tidak dikendalikan juga dapat memicu masalah psikologis dan berbahaya untuk tubuh. Oleh sebab itu, penting bagi kamu untuk bisa mengontrol jenis emosi ini.
6. Emosi terkejut
Terakhir, ada emosi terkejut. Seseorang menunjukkan emosi ini saat menghadapi momen atau hal yang tidak disangka.
Contoh emosi terkejut sering ditandai dengan karakteristik berikut ini:
- Ekspresi wajah, seperti mengangkat alis, melebarkan mata, dan membuka mulut.
- Respons fisik, seperti melompat.
- Reaksi verbal, seperti berteriak, menjerit, atau megap-megap.
- Emosi terkejut bisa bersifat positif atau negatif, bergantung pada apa yang menyebabkan kejutan tersebut.
Kejutann yang menyenangkan bisa menimbulkan kebahagiaan. Jika yang terjadi sebaliknya, hal tersebut dapat menyebabkan respons trauma, seperti kecemasan, depresi, ketakutan, dan ketegangan otot.
Orang yang terkejut juga mungkin bisa mengalami kenaikan hormon adrenalin untuk memutuskan apakah ia perlu melawan atau melarikan diri.
Sumber: pji.uma.ac.id
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.