Bola.com, Jakarta - Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day diperingati setiap 1 Desember. Hari AIDS Sedunia berawal dari usulan dua orang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu James W. Bunn dan Thomas Netter.
Dikutip dari laman resmi hiv.gov, Hari AIDS Sedunia kali pertama diadakan pada 1988. Adapun tujuan dari Hari AIDS Sedunia adalah menunjukkan dukungan terhadap orang yang hidup dengan HIV dan mengenang mereka yang meninggal karena AIDS.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak HIV terhadap kehidupan masyarakat dan mengakhiri stigma serta diskriminasi penyakit AIDS.
Dalam rangka memperingati hari tersebut, kamu bisa memanfaatkannya dengan berbagi puisi tentang HIV/AIDS.
Hal ini menjadi satu di antara cara untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan sekaligus memberikan dukungan kepada mereka yang mengidap HIV/AIDS.
Dalam puisi tersebut mengandung ungkapan inspiratif dan penuh motivasi yang dapat memberi semangat kepada para pengidap HIV/AIDS.
Berikut lima contoh puisi tentang HIV/AIDS, dikutip dari laman Coretanputrinadia dan Sekarringidep, Kamis (30/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
AIDS Membunuhmu
Tangismu sedu dan sedih
Menahan sakit yang tiada terobati
Menyendiri dengan berbagai dimensi
Akankah hidup ini tetap abadi?
Inilah AIDS
Hanya setitik virus
Semua kebahagiaanmu akan menguap
Semua asa dan mimpi pupus
Tercabik terurai dan lenyap tak tersisa
Hanya penyesalan dan penyesalan yang nyata
Kawan,
AIDS tak akan merangkul orang yang sehat hati lagi jiwanya
Beranjaklah dari terpurukmu
Jangan terlarut dengan nafsu duniamu
Percayalah
Tuhan selalu mengawasimu.
Advertisement
HIV/AIDS dalam Tangis Mungilnya
Tercatatnya kelahiran hingga jutaan tangis terdengar lirih
Lalu, tak terselingi senyuman sumringah
Melainkan hanya ratapan sesal kedua orang tua sekarat
Menambah catatan pedih dunia yang melarat
Teramat lucu nan mungil
Raga suci, jiwa murni namun cairan merah ternodai
Teramat lemah nan kerdil
Rangka rapuh serta jutaan mikroorganisme jahat menghantui
Andai tangisnya berupa untaian kata
Terdengar lirihnya ia memanggil ibunda/ayahanda
Mengacuhkan hukum sebab akibat deritanya
Hanya ingin ditimang oleh keduanya
Walau HIV telah merubuhkan benteng pertahanan
Lalu menghubungkan jaring-jaring keberingasan AIDS
Dan mautpun dengan sigapnya menantang
Namun, pemilik tangisan mungil pantang ucap sesal
Inginkan pangkuan ibunda/ayahanda
Yang kini ragapun perlahan membusuk
Digorogoti oleh benda yang sama
Yang kini melekat di tubuh mungilnya
HIV/AIDS, sekali menyatu
Kesetiaannya bak romansa Romeo Juliet
Setia hingga akhir cerita hidupmu
Enggan beranjak, dia teramat melekat
Kini ibunda/ayahanda
Memunguti lagi memori hina
Lalu, mencoba mengais harapan atas ketidakberdayaan
Wajah menadah ke atas sana mencari-cari pertolongan
Meminta minta di balik doa
Atas segala dosa dan penyesalan
HIV/AIDS tak pandang siapa
HIV/AIDS membumihanguskan
Atas segala kelalaian dan kecongkakan
Atas segala utang ketakpatuhan
Kini tangis raga mungil itu terdengar samar
Semakin hari, semakin lemah
Perlahan
Tangis itu sirna, tinggalkan raga dinginnya.
Bangkit Bersama
Sobat
Kamu bukanlah orang jahat
Bukan pula orang bejat
Karena statusmu yang HIV
Jangan engkau takut
Jangan pula malu
Aku selalu menjadi sahabat dan temanmu
Aku akan tetap mendampingimu
Biar mereka yang tidak tahu
Mereka yang tidak paham
Mencemooh dan merendahkanmu
Namun kuatkan dirimu
Aku tetap sahabatmu
Itu semua bukanlah akhir dari segalanya
Bukan ujung dari hidupmu
Jalan masih panjang
Tetaplah berkarya untuk kemanusiaan
Yakinlah, aku masih sahabatmu
Bergandeng tangan tanpa membedakan
Membangun hidup yang penuh harapan
Membagi canda tawa dan keceriaan
Ayo bangkit bersama.
Advertisement
Hari AIDS
Hambar rasa hidupmu saudara-saudaraku
Ancaman hari depanmu kau pertaruhkan
Relakan segala kebahagiaan yang memudar
Inisiatif hidup manfaat bentangkan
Ada sayap-sayap tetap terbang
Indah dan berguna untuk sesama
Dunia masih menerima kreativitasmu
Serukan ke segenap penjuru bahwa hidupmu masih berdaya.
ODHA adalah Kita
Gambaran nyata kehidupan seorang ODHA
Jauh dari kata indah apalagi bahagia
Manusia dengan nasib yang berbeda
Hidup terbuang bahkan oleh keluarga
Nyata didepan mata, tapi seolah abai saja
Bukan menjauh atau menghindar
Bukan membenci apalagi mencaci
Mereka bukan musuh atau perusuh
Tuhan saja tidak pernah menilaimu hina
Lantas bagaimana bisa ada pembatas identitas?
Rapatkan peduli
Kentalkan toleransi
Jangan ada diskriminasi
Tuhan menciptakan manusia serasi
Tunjukkan bahwa mereka tidak sendiri
Lihatlah mereka sebagai manusia
Lihatlah mereka sebagai keluarga
Lihatlah mereka sebagai cinta
Lihatlah mereka sebagai rasa
Rangkul mereka layaknya kamu merangkul hartamu yang berharga
Dekap mereka dalam hangatnya peluk tulus seorang manusia
Duduk merapat lalu bisikkan, kamu kuat dan kamu bisa
Tegak berdiri dan jadilah benteng atas cemoohan manusia yang menganggap dirinya mulia
Serukan dengan lantang bahwa
ODHA adalah kita.
Sumber: Coretanputrinadia, Sekarringidep
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement