Bola.com, Jakarta - Mijil merupakan satu di antara jenis tembang macapat. Mijil berasal dari kata bahasa Jawa, "wijil", artinya keluar.
Tembang mijil memiliki makna saat anak manusia terlahir ke dunia dari rahim ibunya, pada saat itu anak tidak berdaya dan membutuhkan pelindungan serta kasih sayang dari orang tua.
Baca Juga
Advertisement
Penjelasan lain mengatakan bahwa makna lahir di sini adalah munculnya keinginan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Jika kata "mijil", artinya sebagai bayi yang baru lahir atau orang yang ingin memulai berbuat baik, pada dasarnya manusia memiliki sifat yang lemah.
Itulah mengapa manusia membutuhkan nasihat-nasihat, arahan serta perlindungan. Maka, muncul tembang macapat mijil sebagai solusinya.
Macapat mijil banyak digunakan sebagai media untuk memberi nasihat dan ajaran kepada manusia agar selalu kuat serta tabah dalam menjalani kehidupan.
Dalam kandungan lirik mijil, masyarakat Jawa memercayai bahwa tembang tersebut memiliki makna, tata nilai, dan etika yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup.
Berikut beberapa contoh tembang mijil, dikutip dari laman Lenteramata, Kamis (30/11/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tembang Macapat Mijil
1. Wulang estri kang wus palakrami
Lamun pinitados
Amengkoni mring balewismane
Among putra marusentanabdi
Den angati-ati
Ing sadurungipun
2. Madya ratri kentarnya mangikis,
Sira Sang lir sinom,
Saking taman miyos butulane,
Datan wonten cethine udani,
Lampahe lestari,
Wus ngambah marga Gung.
3. Angenglengi lelangening langit,
wulan meh mangulon,
lir nganglangi buwana langene,
kalong kalang agolong tumiling,
lir kadya sung peling,
samar dalu dalu.
4. Kyeh kadulu lelangening latri,
kang trenggana abyor,
ing gegana ambabar sekare,
lintang wuluh renyep-renyep kadi,
remengga asrining,
seneke kang gelung.
Advertisement
Tembang Macapat Mijil
5. Geter pater dhedhet herawati,
kilat thathit mawor,
obar-abir ambabar pinggire,
kelap-kelap kelamban belani,
lelidhah lumindhih,
Sang Kusuma ngadhuh.
6. Dene lelidhah lidhudhah sedhih,
kelabe tan adoh,
laraping kilat singga angawe,
obar-abir ambabar ing pinggir,
lir kadya ngobori,
mring kang lampah dalu.
7. Kumpang-kumpan rame pinggir margi,
lir sabdanig kayon,
rerep angresbarungan walang krek,
singga mudada ingkang lumaris,
beluk miwah kolik,
kadya celuk-celuk.
8. Kongkang ngungkung jroning jurang terbis,
barung canggeret nong,
lir pradangga barungan arame,
puyuh meluh saingga nyalahi,
pepelung melingi,
melung lir anulung.
Sumber: Lenteramata
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.