Bola.com, Jakarta - Istilah buzzer cukup sering kita temukan dalam percakapan di media sosial. Jika sedang bermain media sosial, kamu mungkin menemukan topik yang sedang hangat diperdebatkan.
Nah, topik yang sedang trending tersebut mungkin saja sengaja dibuat oleh sekumpulan buzzer yang memiliki kepentingan tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Secara umum, buzzer adalah individu atau sekelompok individu yang dibayar atas jasanya. Adapun tugasnya menyampaikan informasi, seperti mengiklankan, mengkampanyekan, atau mengekspresikan sesuatu secara berulang dengan tujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Bisa dibilang, buzzer merupakan alat untuk menghasilkan suara bising sehingga dapat menarik perhatian audiens. Buzzer mulai populer di Indonesia sejak pemilihan umum 2019.
Dan sejak itu, istilah ini sering kali dimaknai oleh masyarakat sebagai layanan yang selalu terkait dengan pengungkapan isu politik, promosi tokoh atau kelompok politik di media sosial, dan memenangkan kontes politik.
Dengan kata lain, buzzer dapat dijadikan sebagai layanan untuk menurunkan kredibilitas lawan partai politik lainnya sehingga buzzer identik dengan kampanye negatif.
Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu buzzer. Untuk menambah ilmu atau wawasan tentang buzzer, tidak ada salahnya memahami penjelasannya.
Berikut ini rangkuman tentang buzzer yang menarik untuk dicermati, Rabu (27/12/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fungsi
Fungsi utama dari buzzer adalah untuk menciptakan fenomena "word of mouth" atau dari mulut ke mulut di media sosial sebagai sarana promosi. Buzzer memanfaatkan penggunaan media sosial untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang suatu produk.
Dengan mengkampanyekan suatu hal secara terus menerus, buzzer bisa membuat jangkauan suatu brand menjadi jauh lebih luas. Terlebih lagi dengan bantuan media sosial yang bisa diakses tanpa terbatas ruang dan waktu.
Selain itu, buzzer juga dapat memengaruhi opini publik melalui berbagai kampanye yang mereka suarakan di media sosial. Layanan buzzer ini biasanya digunakan dalam bidang pemasaran bisnis, pemasaran politik, dan berbagai kepentingan lainnya.
Advertisement
Cara Kerja
Umumnya, buzzer bekerja secara terorganisir dengan memanfaatkan media sosial. Dalam kinerjanya, buzzer juga dapat didampingi oleh Key Opinion Leader (KOL) untuk menyukseskan kampanye yang dibuat.
KOL merupakan suatu akun atau seseorang yang memiliki banyak pengikut atau follower dan biasanya dikenal oleh banyak orang di media sosial. KOL juga biasa dikenal sebagai influencer seperti selebgram ataupun youtuber.
KOL biasa digunakan untuk peringatan suatu kampanye karena memiliki jumlah pengikut yang besar. Cara kerjanya, beberapa KOL menggunakan tagar atau hashtag yang sama sebagai bentuk promosi.
Sementara buzzer bekerja dengan menaikkan engagement dari opini yang disuarakan oleh KOL tersebut sehingga dapat menjadi trending di media sosial. Semakin trending opini yang disuarakan, semakin banyak pula audiens yang terjangkau.
Dampak Positif
Kampanye yang dibawakan oleh sekumpulan buzzer dapat memberikan dampak positif, terutama untuk sarana promosi. Buzzer dapat membantu suatu brand untuk menciptakan brand awareness di kalangan masyarakat luas.
Buzz marketing sebagai sebuah strategi bisnis bisa menggunakan jasa seorang buzzer untuk menguntungkan bisnis mereka.
Buzzer yang dibayar bisa membantu untuk meningkatkan engagement di media sosial dan mendorong tercapainya tujuan marketing dengan bisa meningkatkan angka penjualan.
Advertisement
Dampak Negatif
Dalam beberapa kasus, strategi yang dilakukan oleh para buzzer bisa menggunakan informasi yang keliru, melakukan manipulasi di media sosial, melaporkan konten secara massal, strategi yang berbasis data, trolling, hingga doxing.
Cara-cara negatif tersebut dilakukan dengan tujuan pihak tertentu. Kamu mungkin sering melihat hal yang seperti itu, terutama pada buzzer yang mengampanyekan isu-isu politik.
Dengan maraknya informasi keliru, maka ada potensi timbulnya perpecahan di tengah masyarakat.
Pada kepentingan bisnis, penggunaan buzzer juga bisa menimbulkan risiko yang cukup besar. Jika bisnis salah menentukan topik yang ingin diangkat oleh buzzer, maka hal ini bisa menjadi bumerang dan merugikan bisnis itu sendiri.
Oleh karena itu, pengguna media sosial harus berhati-hati dalam memilih informasi media sosial.
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.