Bola.com, Jakarta - Catcalling menjadi satu di antara trending topic di Indonesia pada 2023. Masih banyak yang belum mengetahui apa itu catcalling dan mencari penjelasannya melalui mesin pencari.
Pada era modern yang kian berkembang, konsep kesetaraan gender dan perlindungan terhadap hak asasi manusia menjadi perhatian sentral dalam perbincangan sosial.
Advertisement
Namun, di tengah kemajuan ini, fenomena catcalling tetap menjadi masalah yang meresahkan di berbagai belahan dunia.
Kamu dapat menggali secara lebih lanjut, pengertian apa itu catcalling, sebuah bentuk pelecehan verbal yang sering kali meresahkan dan mengancam kesejahteraan seseorang, terutama perempuan, di ruang publik, melalui artikel ini.
Dengan memahami esensi dari catcalling, kamu dapat membuka diskusi yang lebih luas mengenai perlunya mengatasi norma sosial yang merugikan dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan menghargai bagi semua individu.
Berikut penjelasan apa itu catcalling dan cara menghadapinya ketika menghadapi situasi tersebut, dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/12/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengertian Apa Itu Catcalling
Catcalling adalah bentuk pelecehan verbal yang biasanya terjadi di ruang publik, di mana seseorang, biasanya seorang pria (bisa juga sebaliknya), memberikan komentar atau ucapan yang tidak diinginkan atau tidak pantas kepada seseorang yang lewat, terutama terhadap perempuan.
Tindakan ini sering kali berupa komentar seksual yang tidak diinginkan, sering kali berfokus pada penampilan fisik atau pakaian korban.
Catcalling dapat mencakup berbagai perilaku, dari desahanan, pelontosan, ejekan, hingga komentar kasar yang merendahkan.
Penting untuk dicatat bahwa catcalling bukan hanya tentang memberikan pujian atau komentar positif, melainkan lebih sering mengekspresikan keinginan seksual tanpa izin dan tanpa memperhatikan perasaan atau kenyamanan korban.
Tindakan ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman dan membuat korban merasa terintimidasi atau dihina.
Catcalling kerap dianggap sebagai satu di antara bentuk pelecehan jalanan dan merupakan masalah sosial yang meresahkan.
Banyak aktivis dan kelompok advokasi yang berupaya meningkatkan kesadaran terhadap dampak negatif catcalling dan mendorong perubahan budaya untuk mengakhiri praktik tersebut.
Kendati beberapa negara atau kota telah menerapkan peraturan atau kampanye anti-catcalling, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan menghormati di ruang publik.
Advertisement
Asal-Usul Istilah Catcalling
Istilah "catcalling" berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu "cat" yang berarti kucing dan "calling" yang berarti memanggil.
Meski kedua kata ini mungkin tidak terlihat terkait secara langsung dengan arti catcalling, sejarahnya melibatkan unsur-unsur tertentu yang mencerminkan cara tindakan ini diidentifikasi.
Asal-usul istilah ini dapat dilacak kembali ke budaya populer di Amerika Serikat pada abad ke-17. Pada waktu itu, "cat" digunakan sebagai slang untuk merujuk kepada perempuan, dan "calling" digunakan untuk menyatakan komentar atau ejekan.
Dalam konteks ini, catcalling mengacu pada komentar atau ejekan yang bersifat seksual atau merendahkan yang ditujukan kepada perempuan di jalanan atau di tempat umum lainnya.
Istilah ini mungkin berkembang dari perbandingan perilaku tertentu dengan sifat kucing yang dianggap berani, agresif, atau merayu dalam dunia binatang. Maka itu, catcalling secara linguistik menyiratkan suatu bentuk ejekan atau perhatian yang bersifat merayu dan sering kali tidak diinginkan.
Seiring berjalannya waktu, istilah catcalling telah menjadi standar dalam mendeskripsikan perilaku verbal pelecehan yang terutama ditujukan kepada perempuan di ruang publik.
Kendati tidak ada catatan pasti mengenai siapa yang pertama kali menggunakan istilah ini, penggunaan secara luasnya mencerminkan kesadaran akan fenomena ini dan upaya untuk mengidentifikasinya sebagai bentuk pelecehan yang patut diatasi.
Contoh Catcalling
Berikut ini beberapa contoh yang termasuk catcalling:
- Siulan atau Pujian Tidak Pantas
Pria di pinggir jalan melempar pujian seksual atau menggunakan siulan untuk menarik perhatian perempuan yang lewat.
- Komentar Berbasis Penampilan
Seorang pejalan kaki berjalan di sepanjang trotoar ketika seseorang yang tidak dikenal mengomentari tubuh atau pakaian yang dikenakannya dengan cara yang merendahkan.
- Follow atau Menguntit
Seseorang mengikuti orang lain sambil mengeluarkan komentar atau suara merendahkan secara seksual.
- Sentuhan Tidak Diinginkan
Terkadang, catcalling dapat melibatkan sentuhan fisik yang tidak diinginkan, seperti menyentuh pundak atau punggung seseorang tanpa izin.
- Ungkapan Seksual Melalui Kendaraan
Pria di dalam mobil melambai-lambai atau berbicara secara merendahkan terhadap pejalan kaki perempuan saat melewati mereka.
- Pesan atau Panggilan Telepon yang Tidak Pantas
Mengirim pesan teks atau membuat panggilan telepon dengan konten yang merendahkan secara seksual.
- Komentar Seksual Melalui Media Sosial
Mengirim pesan atau meninggalkan komentar merendahkan pada foto seseorang di platform media sosial.
Advertisement
Cara Menghadapi Catcalling
Catcalling, bentuk pelecehan verbal yang dapat meresahkan dan merendahkan, kerap membuat individu merasa terjebak dalam situasi yang sulit.
Namun, bagaimana seorang individu menanggapi catcalling dapat memiliki dampak yang signifikan tidak hanya pada dirinya sendiri melainkan juga pada masyarakat di sekitarnya.
Berikut adalah beberapa panduan untuk bersikap dengan bijak ketika dihadapkan pada catcalling:
1. Pertahankan Ketenangan dan Keamanan
Saat dihadapkan pada catcalling, pertahankan ketenangan dan fokus pada keamanan pribadi. Langkah pertama adalah menjauh dari situasi tersebut untuk menghindari potensi risiko fisik atau konfrontasi yang lebih lanjut.
2. Jangan Abaikan Perasaanmu
Jangan abaikan perasaanmu. Merasa terganggu, marah, atau takut adalah respons yang wajar. Kenali dan terima perasaanmu, dan berikan dirimu izin untuk merespons sesuai dengan kenyamanan dan keamananmu.
3. Hindari Konfrontasi Langsung jika Tidak Aman
Bijaklah dalam memilih tindakan selanjutnya. Jika situasi mengancam, hindari konfrontasi langsung. Pergilah ke tempat yang ramai atau minta bantuan dari orang-orang di sekitar.
4. Berbicara dengan Ketenangan
Jika merasa aman, berbicaralah dengan suara tenang dan teguh. Sampaikan bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima tanpa melibatkan diri dalam argumen atau provokasi yang dapat meningkatkan risiko.
5. Pertimbangkan Mempertegas Batasan
Berbicaralah dengan tegas dan jelas tentang batasan pribadimu. Katakan dengan tegas bahwa komentar atau tindakan semacam itu tidak diinginkan dan harus dihentikan segera.
6. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Ingatlah bahwa kamu tidak sendirian dan tidak bersalah atas tindakan orang lain. Jangan menyalahkan diri sendiri. Catcalling adalah bentuk pelecehan, dan yang bersalah adalah pelaku, bukan korban.
7. Beri Tahu Orang Lain
Jangan ragu untuk memberi tahu orang lain di sekitarmu tentang kejadian tersebut. Menciptakan kesadaran di sekitarmu dapat membantu mencegah perilaku serupa dan menciptakan lingkungan yang lebih aman.
8. Laporkan Kejadian
Jika merasa nyaman, laporkan catcalling kepada pihak berwenang. Pemberitahuan ini dapat membantu dalam menindaklanjuti pelaku dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
9. Mencari Dukungan Komunitas
Temukan dukungan dalam komunitasmu. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau kelompok pendukung untuk membagikan pengalamanmu dan mendapatkan dukungan moral.
10. Perjuangkan Kesetaraan dan Kesadaran
Jadikan pengalamanmu sebagai panggilan untuk perubahan. Perjuangkan kesetaraan gender dan tingkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif catcalling. Bergabunglah dengan kelompok advokasi atau kampanye yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan keselamatan di ruang publik.
Sumber: Berbagai sumber
Silakan klik tautan ini untuk mendapatkan artikel edukasi dari berbagai tema lain.