Sukses


Apa Itu Erotomania? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Bola.com, Jakarta - Erotomania adalah gangguan mental yang jarang terjadi dan sering kali terkait dengan gangguan psikotik atau gangguan delusi.

Orang yang mengidap erotomania memiliki keyakinan yang tidak wajar bahwa seseorang yang terkenal atau berstatus tinggi secara sosial tertarik kepadanya secara romantis.

Dengan kata lain, pengidap erotomania percaya bahwa orang yang mereka pilih sebagai objek cintanya, secara diam-diam mencintainya juga, meski tidak ada bukti atau tanda-tanda yang mendukung keyakinan ini.

Gangguan mental ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari pengidap dan hubungan dengan orang lain.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala erotomania, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu erotomania. Untuk menambah ilmu atau wawasan tentang erotomania, tidak ada salahnya memahami penjelasannya.

Berikut ini rangkuman tentang erotomania yang menarik dibaca, Jumat (12/1/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Erotomania

Penyebab erotomania belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi termasuk:

  • Gangguan Mental Lainnya

Erotomania sering dikaitkan dengan gangguan psikotik atau gangguan delusi lainnya, seperti skizofrenia.

Gangguan mental ini dapat memengaruhi persepsi dan pemikiran seseorang sehingga menyebabkan keyakinan yang tidak realistis tentang hubungan romantis.

  • Ketidakseimbangan Kimia Otak

Ketakseimbangan atau disfungsi dalam neurotransmiter otak, seperti dopamin, serotonin, atau norepinefrin, dapat berperan dalam perkembangan erotomania.

Namun, hubungan pasti antara ketakseimbangan kimia otak dan erotomania belum sepenuhnya dipahami.

  • Trauma atau Stres

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengalaman trauma atau stres berat dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan erotomania.

Trauma atau stres yang berhubungan dengan kehilangan atau penolakan dalam hubungan romantis sebelumnya juga dapat menjadi faktor risiko.

  • Isolasi Sosial

Orang yang mengalami isolasi sosial atau kurangnya hubungan yang memadai dapat lebih rentan terhadap pengembangan erotomania.

Isolasi sosial dapat menyebabkan kebutuhan akan hubungan dan cinta yang lebih kuat, yang kemudian dapat mengarah pada keyakinan yang tidak realistis tentang hubungan romantis.

3 dari 4 halaman

Gejala yang Umum Erotomania

  • Keyakinan yang Tidak Realistis

Pengidap erotomania memiliki keyakinan yang kuat dan tidak wajar bahwa seseorang yang terkenal atau berstatus tinggi, secara sosial tertarik kepadanya secara romantis.

Kendati tidak ada bukti atau tanda-tanda yang mendukung keyakinan ini, pengidap tetap yakin bahwa objek cintanya secara diam-diam mencintainya juga.

  • Fantasi yang Rumit

Pengidap erotomania sering kali mengembangkan fantasi-fantasi yang rumit dan kompleks tentang hubungan romantis dengan objek cinta mereka.

Mereka mungkin berimajinasi tentang momen romantis, hubungan intim, atau bahkan pernikahan dengan objek cinta mereka.

  • Perilaku Menguntit

Pengidap erotomania dapat melakukan perilaku menguntit atau menyusul objek cinta mereka.

Mereka mungkin mengikuti objek cinta mereka secara fisik, mengirimkan surat atau pesan berulang kali, atau mencoba memperoleh perhatian objek cinta mereka melalui upaya yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan.

  • Interpretasi yang Salah terhadap Tindakan atau Ucapan

Pengidap erotomania sering kali menafsirkan tindakan atau ucapan objek cinta mereka sebagai tanda-tanda kasih sayang yang tersembunyi.

Mereka mungkin mengaitkan tindakan yang tidak berhubungan dengan rasa cinta, seperti senyuman atau ucapan ringan, sebagai bukti bahwa objek cinta mereka secara diam-diam tertarik padanya.

  • Gangguan dalam Kehidupan Sehari-hari

Erotomania dapat mengganggu kehidupan sehari-hari pengidap. Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu dan energi untuk memikirkan, mengamati, atau menghubungi objek cinta mereka, yang dapat mengganggu pekerjaan, hubungan interpersonal, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

4 dari 4 halaman

Cara Mengobati

  • Terapi Psikoterapi

Terapi psikoterapi, seperti terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi psikodinamik, dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak realistis terkait erotomania.

Terapis akan bekerja sama dengan pasien untuk memahami akar masalah dan membantu mereka mengembangkan keterampilan coping yang lebih sehat.

  • Terapi Keluarga

Terapi keluarga dapat membantu pengidap erotomania dan keluarganya memahami kondisi tersebut, memperbaiki komunikasi, dan membangun dukungan sosial yang positif.

Melibatkan keluarga dalam proses pengobatan dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan.

  • Obat-Obatan

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat diresepkan untuk mengelola gejala erotomania.

Obat-obatan seperti antipsikotik atau stabilizer mood dapat digunakan untuk mengurangi gejala psikotik atau gangguan mood yang terkait dengan erotomania.

  • Dukungan Sosial

Mendapatkan dukungan sosial yang positif dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar dapat membantu pengidap erotomania merasa didukung dan tidak terisolasi.

Melibatkan diri dalam kelompok dukungan atau mendapatkan dukungan dari teman, keluarga, atau komunitas dapat membantu dalam proses pemulihan.

 

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer