Bola.com, Jakarta - Pangan fungsional adalah jenis pangan yang tidak hanya memberikan nutrisi dasar untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tetapi juga memiliki manfaat tambahan atau fungsi kesehatan.
Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya, BPOM menambahkan bahwa pangan fungsional harus dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen.
Pangan fungsional dirancang untuk memberikan dampak positif pada seseorang melalui peningkatan kandungan nutrisi atau bahan-bahan tertentu yang dapat memberikan manfaat kesehatan.
Pangan fungsional dapat berupa makanan dan minuman yang berasal dari hewani atau nabati. Contoh pangan fungsional termasuk makanan yang diperkaya dengan zat gizi tertentu, seperti serat, asam lemak omega-3, vitamin, mineral, antioksidan, atau probiotik.
Kendati konsep pangan fungsional baru populer beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya banyak jenis makanan tradisional yang memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai pangan fungsional.
Berikut ini sifat pangan fungsional, jenis, syarat, dan contohnya yang perlu diketahui, dilansir dari lmsspada.kemdikbud.go.id, Selasa (16/1/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sifat Penting Pangan Fungsional
Pangan, secara umum dapat dikatakan memiliki tiga sifat penting:
1. Sebagai asupan zat gizi yang sangat esensial untuk keberlangsungan hidup manusia.
2. Sebagai sensori atau pemuasan sensori seperti rasa yang enak, rasa, dan tekstur yang baik.
3. Secara fisiologis menjadi regulasi bioritme, sistem saraf, sistem imunitas, dan pertahanan tubuh.
Advertisement
Jenis Pangan
Penggolongan pangan berdasarkan prinsip yang dikemukakan Juvan et al. (2005):
1. Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk susu dan turunannya, minuman, produk sereal, produk kembang gula, minyak, dan lemak).
2. Berdasarkan penyakit yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon).
3. Berdasarkan efek fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor).
4. Berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik).
5. Berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia (warna, kelarutan, tekstur).
6. Berdasarkan proses produksi yang digunakan (kromatografi, enkapsulasi, pembekuan).
Tiga faktor yang ditekankan para ilmuwan Jepang yang harus dipenuhi oleh suatu produk agar dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional, yaitu:
1. Produk tersebut haruslah suatu produk pangan (bukan kapsul, tablet atau serbuk) yang berasal dari bahan (ingredien) yang terdapat secara alami
2. Produk tersebut dapat dan selayaknya dikonsumsi sebagai bagian dari pangan sehari-hari
3. Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna, serta memberikan peran tertentu dalam proses metabolisme tubuh, misalnya:
- Memperkuat mekanisme pertahanan tubuh
- Mencegah timbulnya penyakit tertentu (seperti penyakit kanker, kardivaskuler dan jantung koroner, pencernaan, osteoporosis, dan berbagai gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu)
- Membantu untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah terserang penyakit tertentu
- menjaga kondisi fisik dan mental, dan
- Memperlambat proses penuaan.
Syarat Pangan Fungsional
Jepang merupakan negara yang paling tegas dalam memberi batasan mengenai pangan fungsional, paling maju dalam perkembangan industrinya. Para ilmuwan Jepang menekankan pada tiga fungsi dasar pangan fungsional, yaitu:
- Sensory (warna dan penampilannya yang menarik dan cita rasanya yang enak)
- Nutritional (bernilai gizi tinggi), dan
- Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh).
Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan fungsional antara lain:
- Pencegahan dari timbulnya penyakit,
- Meningkatnya daya tahan tubuh,
- Regulasi kondisi ritme fisik tubuh,
- Memperlambat proses penuaan, dan
- Menyehatkan kembali (recovery).
Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah:
- Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredien) alami
- Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari
- Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan.
Dari konsep yang telah dikembangkan oleh para ilmuwan, jelas bahwa pangan fungsional tidak sama dengan food supplement atau obat. Pangan fungsional dapat dikonsumsi tanpa dosis tertentu, dapat dinikmati sebagaimana makanan pada umumnya, serta lezat dan bergizi.
Advertisement
Contoh Pangan Fungsional
Pangan Tradisional yang Fungsional
Contoh pangan tradisional Indonesia yang memenuhi persyaratan pangan fungsional adalah minuman beras kencur, temulawak, kunyit-asam, serbat, dadih (fermentasi susu khas Sumatera Barat), dali (fermentasi susu kerbau khas Sumatra Utara), sekoteng atau bandrek, tempe, tape, jamu, dan lain-lain.
Beberapa contoh pangan fungsional modern adalah:
1. Pangan tanpa lemak, rendah kolesterol dan rendah trigliserida
2. Breakfast cereals dan biskuit yang diperkaya serat pangan
3. Mie instan yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral
4. Permen yang mengandung zat besi, vitamin, dan fruktooligosakarida
5. Pasta yang diperkaya dietary fiber
6. Sosis yang diperkaya dengan oligosakarida, serat atau kalsium kulit telur
7. Minuman yang mengandung suplemen dietary fiber, mineral dan vitamin
8. Cola rendah kalori dan cola tanpa kafein
9. Sport drink yang diperkaya protein
10. Mnuman isotonic dengan keseimbangan mineral
11. Minuman untuk pencernaan
12. Minuman pemulih energi secara kilat
13. Teh yang diperkaya dengan kalsium, dan lain-lain.
Sumber: lmsspada.kemdikbud.go.id
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.