Sukses


Bacaan Niat Mengganti Puasa Ramadan dalam Tulisan Arab dan Latin, Lengkap beserta Artinya

Bola.com, Jakarta - Bacaan niat puasa pengganti Ramadan perlu diketahui umat muslim. Umat Islam yang memiliki utang puasa Ramadan, dianjurkan untuk segera melakukan puasa ganti.

Puasa ganti merupakan puasa yang dilakukan sebagai pengganti hari-hari puasa yang tidak dapat dilaksanakan pada bulan Ramadan.

Dalam Islam, puasa Ramadan diwajibkan bagi setiap muslim yang telah mencapai usia baligh dan sehat secara fisik serta mental. Namun, ada beberapa kondisi yang diperbolehkan umat Islam tidak puasa, seperti saat haid, perjalanan jauh, dan sakit.

Nah, bagi umat muslim yang berhalangan puasa Ramadan karena kondisi tersebut harus menggantinya di hari lain di luar bulan Ramadan.

Adapun praktik puasanya sama seperti puasa Ramadan. Bedanya, hanya pada doa niat puasanya saja.

Maka itu, niat puasa pengganti Ramadan perlu diketahui umat muslim. Lantas bagaimana bacaan niat puasa ganti Ramadan?

Berikut ini bacaan doa niat puasa pengganti Ramadan yang perlu diketahui umat muslim, disadur dari Merdeka, Kamis (15/2/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Bacaan Niat Puasa Ganti Ramadan

Niat puasa membayar utang puasa Ramadan dibaca saat akan mengganti puasa yang tertinggal. Berikut bacaan niat mengganti puasa Ramadan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah Swt."

Hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang hendak mengqada puasa Ramadan juga wajib membaca niat puasa di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.

Demikian diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut :

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya, "Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa qada, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadis Rasulullah saw, 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya'. Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadis." (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II)

3 dari 4 halaman

Hukum Mengganti Puasa Ramadan

Mengganti puasa Ramadan wajib hukumnya. Hal itu sebagaimana diterangkan dalam surah Al Baqarah:185:

"Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."

Maka itu, bacaan niat mengganti puasa Ramadan ini perlu diketahui. Jika memiliki utang puasa Ramadan segera untuk mengganti.

4 dari 4 halaman

Tata Cara Mengganti Puasa Ramadan

Setelah mengetahui bacaan niat mengganti puasa Ramadan, ketahui juga tata cara membayar utang puasa Ramadan.

Cara membayar atau mengqada puasa Ramadan boleh dilakukan kapan saja. Namun, bacaan niat mengganti puasa Ramadhan tetap dilafalkan saat malam harinya.

Perlu dijadikan catatan, makruh hukumnya mendahulukan puasa sunah daripada puasa qada. Cara qada puasa Ramadan dengan mendahulukan puasa sunah di sini, misalnya puasa Senin dan Kamis. Lalu puasa Syawal, Ayyamul Bidh, Tasu'a, Asyura, Daud, dan lainnya.

Dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam Ash-Shiyam dinukilkan oleh penulisnya bahwa Imam Abu Hanifah berkata, "Kewajiban mengqada puasa Ramadan adalah kewajiban yang lapang waktunya tanpa ada batasan tertentu, walaupun sudah masuk Ramadan berikutnya".

Pelaksanaan cara qada puasa Ramadan adalah secara berurutan atau tidak dapat dilihat dari beberapa pendapat berikut.

Pendapat pertama, cara qada puasa Ramadan menyatakan puasa qada harus dilaksanakan secara berurutan karena puasa yang ditinggalkan juga berurutan. Namun, belum ada hadis yang sahih mengenai pendapat ini.

Pendapat kedua, pelaksanaan qada puasa tidak harus dilakukan secara berurutan. Tidak ada satu pun dalil yang menyatakan bahwa puasa qada harus dilaksanakan secara berurutan.

"Qada (puasa) Ramadan itu, jika ia berkehendak maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak maka ia boleh melakukannya berurutan." (HR. Daruquthni)

 

Disadur dari: Merdeka.com (Published: 17/3/2022)

Baca artikel seputar doa lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer