Bola.com, Jakarta - Sejak zaman dahulu, banyak mitos dan larangan yang berkembang dalam masyarakat terkait dengan menstruasi atau haid.
Satu di antara mitos yang berkembang di berbagai budaya adalah larangan untuk keramas saat sedang haid.
Baca Juga
Advertisement
Mitos ini dipercayai karena dikatakan bahwa saat haid, wanita menjadi tidak suci dan membersihkan diri dengan air bisa mengganggu kesucian tersebut.
Di beberapa budaya, larangan ini juga dihubungkan dengan keyakinan bahwa air yang digunakan untuk keramas bisa menjadi kotor karena tercampur dengan darah haid.
Hal ini diyakini dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan atau keberuntungan seseorang yang menggunakan air tersebut untuk mandi.
Kendati tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini, larangan keramas saat haid tetap dipegang teguh oleh sebagian masyarakat.
Namun, penting untuk diingat bahwa mitos ini sebaiknya ditinjau ulang dari sudut pandang kesehatan. Menjaga kebersihan tubuh, dengan mandi dan keramas, merupakan hal yang penting untuk mencegah infeksi sekaligus menjaga kesehatan selama menstruasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan tentang arti mitos larangan keramas saat haid yang perlu dipahami, Jumat (23/2/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Asal-Usul Mitos Larangan Keramas saat Haid
Mitos larangan keramas saat haid adalah sebuah kepercayaan yang telah tertanam dalam budaya masyarakat sejak zaman dulu.
Asal-usul mitos ini berasal dari kepercayaan bahwa wanita yang sedang haid dianggap sedang dalam keadaan tidak suci, sehingga melakukan keramas dianggap dapat mengganggu kebersihan spiritual mereka.
Dalam beberapa budaya, haid dianggap sebagai masa di mana seorang wanita harus menjalani periode pembersihan diri dan menjauhi aktivitas yang dianggap dapat mengganggu kebersihan spiritualnya.
Selain itu, mitos larangan keramas saat haid berkaitan dengan ketakutan akan adanya "benda-benda tertentu" yang dapat menempel pada rambut saat haid.
Kepercayaan ini menyarankan agar wanita yang sedang haid untuk menjaga tubuhnya agar tidak terkena pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya.
Dalam beberapa budaya, wanita dianggap rentan terhadap roh jahat dan "benda-benda" tak kasat mata saat haid sehingga melakukan keramas dianggap bisa membuka pintu bagi makhluk-makhluk gaib tersebut.
Dengan demikian, mitos larangan keramas saat haid merupakan hasil dari gabungan kepercayaan spiritual, tabu budaya, dan ketakutan akan adanya pengaruh negatif dari lingkungan sekitar.
Meski dalam ilmu kedokteran modern tidak ada dasar ilmiah untuk larangan ini, mitos ini tetap turun-temurun diwariskan dalam budaya masyarakat secara turun-menurun.
Advertisement
Larangan Keramas saat Haid menurut Primbon
Menurut Primbon, larangan keramas merupakan satu di antara aturan yang harus diikuti oleh wanita yang sedang mengalami masa haid.
Larangan ini berasal dari keyakinan bahwa wanita yang sedang haid memiliki energi negatif yang dapat memengaruhi keadaan sekitarnya.
Selain itu, larangan ini didasarkan pada pandangan bahwa air yang digunakan untuk keramas dapat memengaruhi aliran darah saat haid, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Terkait dengan larangan keramas saat haid menurut Primbon, beberapa juga meyakini bahwa hal ini dapat menyebabkan gangguan spiritual atau memicu pertikaian dengan makhluk halus.
Maka itu, larangan ini dianggap sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan wanita yang sedang mengalami haid.
Meskipun banyak orang masih mematuhi larangan ini, ada juga yang memandangnya sebagai tradisi kuno tanpa dasar ilmiah yang jelas.
Dalam praktiknya, larangan keramas saat haid menurut Primbon tetap diikuti oleh sebagian masyarakat, terutama yang masih memegang teguh tradisi dan keyakinan Primbon.
Kendati demikian, banyak juga yang memilih untuk tidak mematuhi larangan ini karena lebih percaya pada pengetahuan dan penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa keramas saat haid tidak meningkatkan risiko kesehatan atau spiritual.
Keramas saat Haid menurut Medis
Menurut pandangan medis, melakukan keramas saat sedang haid sebenarnya tidak berbahaya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan keramas pada saat haid. Saat sedang haid, wanita cenderung lebih sensitif terhadap suhu dan aktivitas fisik.
Sebaiknya air yang digunakan untuk keramas tidak terlalu panas agar tidak memperburuk kepekaan kulit kepala dan tubuh.
Selain itu, sebaiknya gunakan sampo yang sesuai dengan jenis kulit kepala dan hindari menggunakan sampo yang mengandung bahan kimia yang terlalu kuat karena dapat menimbulkan iritasi.
Maka itu, saat melakukan keramas saat haid, perhatikan juga kebersihan dan penggantian pembalut secara teratur.
Pastikan untuk mengganti pembalut dengan lebih sering dan menjaga kebersihan area kelamin untuk mencegah iritasi dan infeksi.
Selain itu, setelah selesai keramas, pastikan untuk mengeringkan rambut secara menyeluruh agar tidak terlalu lembap, yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri.
Sedangkan dari segi spiritual, beberapa budaya dan agama mungkin melarang wanita untuk melakukan keramas saat sedang haid karena dianggap sebagai bentuk kesucian. Namun, dari pandangan medis, melakukan keramas saat haid tidak masalah asalkan dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan tubuh.
Yuk, baca artikel mitos lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement