Sukses


5 Contoh Kultum Subuh di Bulan Ramadan Berbagai Tema

Bola.com, Jakarta - Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah Swt. Untuk mendapatkan berkah dan ampunan dari Allah Swt. Sebagai umat muslim, ada baiknya kita lebih memperbanyak ibadah di bulan Ramadan.

Satu di antara ibadah yang paling sederhana adalah dengan mendengarkan kultum Subuh bulan Ramadan.

Istilah kultum sebenarnya akronim dari "kuliah tujuh menit" atau sebuah ceramah agama yang isinya pendek serta ringkas.

Umumnya, penyampaian kultum Subuh bulan Ramadan dilakukan oleh sosok yang berpengaruh, seperti kiai, ustaz atau ustazah, dan lain sebagainya.

Nah, bagi Anda yang mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan kultum Subuh bulan Ramadan, buatlah teksnya sepadat dan semenarik mungkin.

Untuk membantu Anda dalam menyampaikan kultum Subuh bulan Ramadan, bisa mencermati contoh-contohnya di bawah ini, yang bisa jadi referensi.

Berikut lima contoh kultum subuh di bulan Ramadan berbagai tema, Rabu (6/3/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Mengenal dan Memahami Makna serta Hikmah Puasa Ramadan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan oleh Allah Swt. untuk berpuasa di bulan yang penuh berkah ini, yaitu bulan Ramadan. Puasa Ramadan merupakan satu di antara ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim di seluruh dunia.

Selain sebagai kewajiban, puasa Ramadan juga memiliki makna dan hikmah yang sangat penting untuk kita ketahui. Pertama-tama, mari kita mengenal makna dari puasa Ramadan. Puasa berasal dari bahasa Arab yaitu "shaum", yang berarti menahan diri dari sesuatu.

Dalam konteks puasa Ramadan, kita menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan dan perilaku yang dapat merusak ketakwaan kita.

Lalu, apa hikmah dari puasa Ramadan? Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari ibadah puasa Ramadan. Pertama, puasa Ramadan dapat membantu kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita belajar untuk lebih menghargai nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan menghargai waktu yang ada.

Kedua, puasa Ramadan dapat membantu kita untuk menahan hawa nafsu dan ego kita. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengontrol keinginan kita.

Dalam Al-Qur'an, Allah Swt. berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". (QS. Al Baqarah: 183)

Ketiga, puasa Ramadan dapat membantu kita merasakan bagaimana rasanya hidup dalam kesulitan dan kekurangan. Dengan berpuasa, kita dapat lebih memahami kondisi orang yang membutuhkan dan menjadi lebih empati terhadap mereka.

Demikianlah, beberapa makna dan hikmah dari puasa Ramadan. Semoga dengan kita mengenal dan memahami makna serta hikmah dari puasa Ramadan, kita dapat lebih semangat dan tekun dalam menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3 dari 6 halaman

Memahami Makna Kehidupan di Bulan Ramadan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, kita telah memasuki bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh berkah, keberkahan, dan rahmat dari Allah Swt.

Di bulan ini, kita diberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, memperbaiki hubungan dengan sesama, serta memperkuat ikatan dengan Allah Swt.

Tema kultum Subuh Ramadan kali ini adalah "Memahami Makna Kehidupan di Bulan Ramadan".

Di bulan Ramadan, Allah Swt. memberikan kita kesempatan untuk merenungkan makna kehidupan, arti keberadaan kita di dunia, serta tujuan hidup kita sebagai hamba-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. mengingatkan kita bahwa tujuan hidup kita di dunia bukanlah sekadar mencari kesenangan duniawi semata.

Allah Swt. berfirman dalam surah Adz Dzariyat ayat 56, yang artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".

Maka, di bulan Ramadan ini, marilah kita memperkuat niat kita untuk mengabdi kepada Allah Swt. Menjadi hamba yang taat dan bertakwa, serta melakukan amalan-amalan yang diridai-Nya.

Puasa, salat, sedekah, tilawah Al-Qur’an, dan amalan-amalan lainnya yang dapat mendekatkan kita kepada Allah Swt.

Selain itu, di bulan Ramadan ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Menebarkan kasih sayang, toleransi, dan kerukunan di antara sesama muslim.

Kita diingatkan dalam surah Al Hujurat ayat 10, yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat".

Terakhir, di bulan Ramadan ini kita juga diingatkan untuk berbuat kebaikan kepada sesama. Membantu mereka yang membutuhkan, menolong yang lemah, dan memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuan kita.

Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya, amal-amal yang paling dicintai oleh Allah Swt. adalah yang dilakukan secara kontinu walau sedikit". (HR. Bukhari, Muslim)

Demikianlah kultum Subuh Ramadan kali ini. Marilah kita memahami makna kehidupan di bulan Ramadan, memperkuat ikatan kita dengan Allah Swt. memperbaiki hubungan dengan sesama, dan melakukan amalan-amalan kebaikan.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin ya rabbal alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4 dari 6 halaman

Berbenah Diri di Bulan Ramadan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, khususnya umat muslim di seluruh penjuru dunia, yang masih diberi kesempatan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan tahun ini.

Saudaraku, pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang tema "Berbenah Diri di Bulan Ramadan".

Kita semua tahu bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana kita diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mencakup pengendalian diri dari perbuatan yang buruk, perkataan yang tidak pantas, serta menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasa.

Oleh karena itu, berbenah diri adalah hal yang sangat penting dilakukan selama bulan Ramadan.

Berbenah diri bukan hanya mengubah kebiasaan buruk kita, tetapi juga memperbaiki kualitas diri secara keseluruhan, baik dari segi spiritual maupun sosial.

Berbenah diri di bulan Ramadan, pertama-tama kita harus memperbaiki hubungan kita dengan Allah Swt.

Meningkatkan kualitas ibadah, memperbanyak zikir, membaca Al-Qur'an, dan melakukan amalan-amalan sunah lainnya adalah cara yang tepat untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah Swt.

Kedua, berbenah diri dalam hubungan sosial dengan sesama manusia. Menjaga kerukunan dalam keluarga, berbuat kebaikan kepada tetangga, dan mempererat hubungan dengan rekan kerja atau teman-teman adalah bentuk kebaikan yang dapat kita lakukan selama bulan Ramadan.

Terakhir, berbenah diri dalam hal kesehatan. Sebaiknya menjaga pola makan yang sehat dan seimbang selama bulan Ramadan, serta berolahraga secara teratur agar tubuh tetap sehat dan bugar.

Saudaraku, mari kita manfaatkan bulan Ramadan ini sebagai momentum untuk berbenah diri, mengubah kebiasaan buruk kita, dan memperbaiki kualitas diri secara keseluruhan.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan hidayah dan kekuatan untuk kita dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5 dari 6 halaman

Perintah Salat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita semua selalu sehat dan dalam perlindungan-Nya. Tidak lupa selawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

Pada pagi yang cerah ini, izinkan saya menyampaikan materi yang berkaitan dengan salat. Salat merupakan kewajiban bagi pemeluk agama Islam. Rasulullah saw., bersabda "Salat itu seperti sebuah tiang di dalam agama".

Hal ini dapat diibaratkan seperti sebuah rumah, jika tidak mempunyai tiang maupun tembok sebagai penyangga pasti roboh dan tidak dapat berdiri.

Mengingat betapa pentingnya salat maka orang yang sedang sakit pun tetap diwajibkan salat. Apabila tidak mampu berdiri bisa sembari duduk atau tiduran sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.

Rasulullah saw. pernah berkata kalau manusia mengetahui bahwa pahala salat Subuh dan Asar maka setiap orang akan mendatanginya, walaupun harus merangkak. Hal ini menjadi bukti begitu besarnya pahala dari mengerjakan salat.

Salat tidak hanya menjadi suatu kewajiban saja melainkan juga sebagai bukti keimanan seseorang kepada Allah Swt. Di dalam QS. Al Ma’uun: 4-5 Allah Swt. berfirman yang artinya:

"Celakalah mereka yang salat, yaitu orang-orang yang telah lalai dengan salatnya."

Orang-orang yang tidak mengerjakan salat maka akan celaka dan rugi. Jika salat seseorang baik maka amalan yang lain ikut baik. Namun, apabila salatnya buruk maka amalan lainnya juga buruk.

Salat sebaiknya dilaksanakan tepat waktu secara khusyuk. Saat kumandang azan terdengar, segeralah datang ke masjid.

Salat juga berfungsi mencegah perbuatan keji dan mungkar. Hal ini seperti firman Allah Swt. di QS. Al Ankabut. Dengan demikian, seseorang tidak akan melakukan perbuatan dosa seperti mencuri, berzina, melakukan tindak kekerasan, dan lain-lain.

Demikian, materi singkat yang dapat saya sampaikan, semoga Allah Swt. memberi kemudahan kepada kita untuk selalu menjalankan salat dengan baik sesuai tuntunan agama. Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

6 dari 6 halaman

Golongan Orang yang Menyambut Ramadan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ramadan, bulan suci ini menyapa kembali. Kedatangannya disambut beraneka rasa oleh orang-orang.

Pertama, ada orang yang menyambutnya biasa-biasa saja. Ramadan baginya tak lebih dari rutinitas tahunan. Tak ada perubahan apa-apa. Biasa saja. Hadirnya bulan kemuliaan baginya tak memberikan pengaruh sedikit pun, selain kenyataan ia harus berpuasa. Menahan lapar dahaga. Bagi orang seperti ini apa yang akan dilewatkan selama Ramadan tidak akan membekas makna, tidak akan memberi pengaruh setitik pun.

Kedua, orang yang menanggapi secara sinis. Orang ini merasa berat ketika datangnya bulan suci. Ia malas melakukan ibadah. Baginya puasa itu berat karena selama Ramadan ia tak lagi bisa makan-makan secara bebas dan berbuat sesuka hati. Orang dalam golongan ini menganggap datangnya Ramadan adalah musibah. Naudzubillahimindzalik.

Ketiga, orang yang begitu antusias menyambutnya. Ia begitu merasa istimewa di bulan berkah ini. Ia menyapa Ramadan dengan kegembiraan. Meski begitu, pada kenyataannya ada dua golongan atas sambutan penuh kegembiraan ini.

Ada yang antusias menyambut sekadar karena Ramadan serasa seru. Ada pesta petasan, ngabuburit, sahur bersama keluarga, berbuka dengan makanan yang enak. Puasa dijadikan ajang diet, melangsingkan perut, dan sebagainya. Golongan ini antusias menyambut Ramadan karena suasana menyenangkan.

Golongan kedua, antusias menyambut Ramadan karena keimanan dan keilmuan. Ia senang karena paham Ramadan adalah bulan keberkahan. Bulan kemuliaan. Saat ganjaran kebaikan dilipatgandakan.

Ia menyambutnya dengan khusyuk. Bukan sekadar karena banyak "hal menarik" selama Ramadan. Baginya itu hanya sebagai tambahan. Yang terutama adalah karena pemahaman bahwa betapa berharganya bulan ini, sayang jika terlewatkan tanpa makna yang terhadirkan.

Semoga kita senantiasa termasuk golongan orang yang menyambut Ramadan dengan antusias berlandaskan keimanan dan keilmuan sehingga kita bisa mengisi Ramadan ini dengan banyak kebajikan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer