Bola.com, Jakarta - Vidio, streaming video platform berbayar over-the-top (OTT) nomor 1 di Indonesia, enggan bersantai menghadapi tantangan digital pada 2024. Untuk bisa meneruskan eksistensi, Vidio sudah punya strategi yang 'melokal'.
Pada media gathering bertema Streaming Prediction 2024 yang diselenggarakan di SCTV Tower, Senayan City, oleh Emtek Group, Jakarta, Selasa (5/3/2024) siang WIB, Sutanto Hartono, CEO Surya Citra Media perusahaan induk SCTV dan Indosiar bercerita mengenai tantangan pada persaingan platform digital.
Baca Juga
Advertisement
"Di sini kami ingin sharing journey dari pada Vidio dan juga kondisi bisnis OTT secara umum. Tema kali ini adalah pentingnya konten lokal di tengah persaingan konten dari internasional. Terbukti konten lokal bisa menghasilkan kualitas bagus dan juga mendapatkan tempat khusus di pemirsa Indonesia," ujar Sutanto.
Kehadiran YouTube hingga fenomena TikTok dan kemunculan Netflix sampai Disney+ membuat peta digital berubah. Mereka memengaruhi komitmen dari beberapa platform digital untuk melakukan ekspansi di Asia, bahkan sampai ada yang menutup lisensinya.
Kabar gembiranya, pergeseran iklim investasi yang masif dan cepat tak membuat Vidio goyah. Vivek Couto, Executive Director dan Co-Founder Media Partners Asia, menuturkan bahwa Vidio berada di posisi strategis.
"Vidio, dengan pangsa pemirsa sebesar 21% dan pangsa pendapatan VOD premium sebesar 17%, berada pada posisi strategis untuk ekspansi di masa depan, dengan memanfaatkan series lokal dan konten olahraga utama," kata Vivek.
Lantas, apa target Vidio menatap persaingan di dunia digital secara global?
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terus Menjadi Nomor 1 adalah Tujuannya
Mempertahankan status sebagai platform OTT nomor 1 di Indonesia bukan tugas mudah. Akan tetapi, itu bukan sesuatu yang bisa ditolak.
"Tentu saja kami ingin Vidio terus menjadi yang nomor satu. Caranya tentu harus makin agresif baik dari sisi pendapatan iklan dan subscribers."
"Penetrasi per hari ini terhadap pelanggan OTT masih relatif terhadap total populasi Indonesia. Menurut kami, dengan berkembangnya kemudahan sistem pembayaran di aplikasi, makin memudahkan animo masyarakat untuk berlangganan.
Vidio telah mengembangkan pengaruhnya di era digital dengan tak hanya menyajikan konten-konten biasa saja, tetapi juga mengkreasi original content. Pada 2024 ini misalnya, Vidio akan bekerja sama dengan production house kenamaan untuk menciptakan lebih banyak konten lokal berkualitas.
Sejak 2019, Vidio memulai produksi original series yang kini jumlahnya mencapai 77 judul film. Ini tak lepas dari kemitraan dengan production house terkemuka.
Open BO, Scandal, dan masih banyak produksi original Vidio mampu menyita perhatian masyarakat Indonesia. Tidak heran Vidio ingin menambah lagi bukan hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas.
Advertisement
4 Sehat 5 Sempurna
Masih dalam media gathering bertema Streaming Prediction 2024, Sutanto menjelaskan bahwa Vidio memiliki empat pilar strategi. Yang pertama adalah konten.
Seperti sudah disebutkan di atas, Vidio tengah mengedepankan konten lokal. Sutanto menyebutnya konten merah-putih. Rasa percaya diri yang ditunjukkan memiliki banyak arti, bukan hanya soal kualitas, tetapi juga bahwa Sutanto yakin produk original dari Vidio bisa bersaing dengan produksi platform global.
"Kita harus siap dengan kemungkinan itu, tetapi kita percaya, saya melihatnya 270 juta populasi ini kan enggak mungkin selera sama. Nah, sehingga seperti tadi di slide awal saya mengatakan kita ini harus main full, bahwa saingan kita adalah global."
"Kuncinya satu, kita enggak boleh full head to head, kalau full head to head pasti kita mental. Nah, ini salah satunya tadi kan, kita bicara partnership. Lalu contoh kedua adalah kita sekarang menguatkan konten lokal saat mereka belum membuka konten lokal."
"Sport pun sama. Netflix enggak ada sport, Disney+ enggak ada sport, ya sudah kita fokus sport."
Kemudian yang berikutnya adalah integrasi. Vidio sudah mulai bekerja dengan perusahaan tv digital agar akses pelanggan menuju aplikasi Vidio lebih mudah dijangkau. Misalnya, dengan menyematkan shortcut button di remote tv. Singkatnya, Vidio ingin terintegrasi dengan perusahaan teknologi digital.
Lalu ada partnership. Mulai 2024, Vidio ingin melebarkan sayap dengan banyak production house ternama di Indonesia.
"Vidio menggandeng lebih banyak production house. Sinemart, Frontier Pictures, dan masih banyak lagi dengan harapan value dari produksi film seperti cinematography itu bisa bertambah," kata Sutanto Hartono menambahkan.
Yang keempat adalah status Vidio sebagai bagian dari Emtek. Situasi ini membuat Vidio berada di posisi strategis untuk menjadi yang nomor 1 di Indonesia.
Konten Olahraga Menyempurnakan Vidio
Konten-konten olahraga tetap menjadi andalan Vidio dalam menancapkan status sebagai platform Over-The-Top (OTT) nomor satu di Indonesia meski mendapatkan tantangan dari platform live streaming lain.
"Investasi terbesar kami untuk konten internasional adalah mendapatkan hak siar berbagai pertandingan olahraga bergengsi. Konten olahraga baik lokal maupun internasional masih menjadi konten andalan menjaga posisi Vidio sebagai OTT #1 di Indonesia."
Untuk menambah kuat daya cengkram Vidio, mereka bahkan sudah terikat kontrak dengan BRI Liga 1 hingga 2026/2027. Kompetisi antarklub sepak bola tertinggi di Indonesia terbukti menyumbang banyak subscribtion ke Vidio.
Emtek telah menjadi pemegang hak siar Liga 1 sejak 2018. Kerja sama yang terjalin baik dengan PSSI sejak saat itu membuat seluruh pihak yang terlibat berani untuk meneruskan kerja sama tersebut.
"Kan sudah, kita masih multiple season. Itu jangka waktu yang cukup panjang antara kita dengan BRI Liga 1," kata Sutanto.
"Kalau enggak salah ingat ya, sampai 2026/2027, rights masih di kami," ujarnya lagi menambahkan.
Advertisement