Bola.com, Jakarta - Sahabat Bola.com pasti tahu apa itu ginseng. Yup, tumbuhan berbatang lunak dengan segudang kegunaan bagi kesehatan. Ia adalah tonik alami yang dapat membantu mengatasi rasa lelah, sekaligus menambah energi.
Nah, penampilan mengejutkan Anthony Sinisuka Ginting di panggung All England 2024, layak disebut sebagai ginseng, setidaknya bagi dunia badminton Indonesia. Bagaimana tidak, di saat prestasi bulu tangkis sedang seret, Ginting bisa menjadi ginseng.
Advertisement
Efek bak ginseng ala Anthony Sinisuka Ginting bisa memuncak andai saja dia bisa menjadi jawara di turnamen yang berlangsung Utilita Arena Birmingham, Inggris ini. Maklum, tepat tiga dekade silam, Indonesia kali terakhir meraih juara tunggal putra All England.
Kala itu, Hariyanto Arbi menundukkan sesama pemain Indonesia, Ardy Bernardus Wiranata, melalui dua set langsung, dengan skor 15-12 dan 17-14. Arbi sekaligus berhasil mempertahankan gelar, setelah setahun sebelum mengalahkan Joko Suprianto melalui rubber set, yakni 15–7, 4–15 dan 15–11.
Asa Badminton Lovers (BL) Indonesia membuncah jika melihat penampilan Ginting sepanjang All England 2024. Ia tampil konsisten, termasuk membuat kejutan ketika berhasil menyingkirkan unggulan utama, Viktor Axelsen, di babak perempat final.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Langkah Terbuka
Bagi Ginting, langkah menjadi jawara All England 2024 sudah terbuka lebar setelah berhasil menempatkan diri di babak final. Ia akan bertanding besok malam, setelah menundukkan pemain non-unggulan asal Prancis, Christo Popov, melalui pertarungan rubber game, 19-21, 21-5 dan 21-11.
Jika melihat skor, mungkin publik akan mengira Ginting bisa dengan mudah melewati adangan Popov. Tapi di lapangan, semuanya berbeda. Popov (22), yang berusia lima tahun lebih muda dibanding Ginting, memaksimalkan kemampuan fisiknya untuk bermain cepat pada gim pertama.
Walhasil, Ginting yang berusaha melakukan perlawanan sengit, tetap takluk 19-21. Namun, di sinilah kepandaian Ginting dalam membaca situasi. Sadar sang lawan punya kelemahan di fisik dan sisi backhand, di situlah Ginting konsisten menekan.
Strategi unggulan ke-5 asal Indonesia ini berjalan mulus. Praktis Popov hanya kompetitif di awal gim ke-2, namun melempem setelah Ginting mencapai angka 11. Imbasnya, gim berjalan cepat, dan Ginting menuntaskan perlawanan sang musuh dengan 21-5.
Advertisement
Hal Unik
Ada yang unik dari gim kedua, yang membuat banyak penonton bergemuruh. Penyebab utamanya adalah dua kali Ginting merasakan efek "lucky shot", yakni mendapatkan poin. Lucky ball biasa disebut dalam kondisi melakukan pukulan ke area lawan, namun shuttlecock menyentuh net, namun jatuh tipis di area lawan. Sehingga, sang musuh terkecoh dan tak punya kesempatan menyelamatkan poin.
Situasi itu pula yang terjadi pada dua pukulan menyilang Ginting pada gim kedua. Lalu, pukulan 'keberuntungan' tersebut datang lagi ketika gim ke-3, tepatnya ketika Ginting sanggup menyamakan skor 1-1.
Nasib tak mengenakkan tersebut sampai membuat Popov 'ngglosor jatuh', lalu geleng-geleng kepala sembari melihat ke arah Ginting. Popov seolah tak percaya sudah tiga kali 'lucky ball' membuat dirinya terjerembab, dan poin untuk Ginting.
Situasi Menguntungkan
Beberapa situasi terkait 'lucky ball' di net tersebut sempat membuat Pelatih Ginting, Irwansyah, seperti menahan tawa. Terlihat di layar televisi, Irwansyah 'jaim' untuk melepas tawa sebagai simbol anak buahnya sudah berjuang maksimal.
Pada sisi lain, perlawanan Popov sempat membuat Ginting kocar-kacir. Tercatat, pemain berusia 27 tahun tersebut dua kali 'nggelosor' alias meluncur di lapangan untuk memburu penempatan shuttlecock dari Popov.
Semua kerja keras dan drama di lapangan utama Utilita Arena Birmingham, terbayar lunas. Saat Popov gagal mengembalikan smes, Ginting memastikan satu tempat di laga final.
Advertisement
Siap Tempur
Keberadaan Ginting di partai puncak turnamen bulu tangkis All England 2024, sekaligus menyelamatkan muka deretan unggulan. Maklum, Ginting menjadi pemain 'seeded' yang tersisa. Axelsen takluk dari Ginting di babak perempat final.
Lalu, tunggal putra Tiongkok, Shi Yuqi juga terjungkal di babak perempat final. Namain lain yang tak sanggup melewati fase awal adalah Li Shifeng, Anders Antonsen, Kodai Naraoka, Prannoy HS dan pemain asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn.
Kini, publik Tanah Air bakal menunggu lagi aksi Ginting di babak final. Siapapun lawan di pertandingan terakhir, Ginting sukses membetot atensi publik pada babak semifinal, melalui trik 'netting' yahud sampai drama 'lucky shot'.