Bola.com, Jakarta - Darts belum menjadi olahraga populer di Indonesia, jika dibandingkan di Eropa atau Amerika Serikat. Darts baru dimainkan oleh komunitas-komunitas.
Mereka secara berkala menggelar kompetisi-kompetisi lokal dan sesekali mengikuti event-event darts di luar negeri, secara indidual maupun berkelompok.
Baca Juga
Advertisement
Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang bisa dikatakan menjadi lumbung bagi pemain-pemain darts lokal. Eksistensi darts di Bandung bahkan konon lebih masif ketimbang Jakarta dan Bali.
Darts menjadi lebih lokal di Bandung ketimbang di Jakarta dan Bali, yang banyak dimainkan oleh kalangan ekspatriat.
iDarts Bandung adalah cafe darts pertama yang berdiri di Bandung. DartsLive menjadi provider soft tip dart machine di iDart Bandung.
“Awalnya ditawari dan diajak oleh ipar untuk buka bisnis dengan konsep main darts di Bandung. Di Jakarta sudah jalan. Karena konsepnya unik dan memang belum ada di Bandung jadi oke jalan. iDarts Bandung buka di Jalan Veteran, dekat Batagor Kingsley. iDarts Bandung didirikan pada 16 Januari 2015," ujar Eric Nugraha, Owner iDarts Bandung, melalui rilis yang diterima Bola.com, Kamis (21/3/2024).
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masa Jaya Memudar
Berdirinya iDarts Bandung yang menghadirkan soft tip darts machine menjadi awal dari munculnya berbagai kafe dan restaurant dengan konsep serupa di Kota Bandung. Contohnya saja White Pot, Riverside Cafe, Braga Station, Warung Anyar, Badung, dan Seven.
Tim-tim Darts bermunculan di Bandung beriringan dengan penetrasi berbagai provider soft tip dart machine seperti Pheonix, RadikalDarts, dan VDart yang menyusul eksistensi DartsLive sebagai provider soft tip darts.
“Tahun 2016 sampai 2018 itu bisa dibilang masa jaya darts di Bandung. Banyak sekali team-team darts yang terbentuk. Satu tim bahkan ada yang anggotanya sampai 25 orang. Overlimit, Rib Eyes, Warung Anyar, Darts Invader adalah team-team yang menonjol dan merajai berbagai kompetisi soft tip darts di Bandung era itu," kata Angga Putra Nurrullah, salah satu personel team Overlimit yang pada masa itu pernah di-endorse oleh salah satu brand produk darts dari Korea untuk menopang performanya.
Leonardo, salah satu owner White Pot yang aktif di Team Darts Invader menuturkanpara pemain darts Bandung cukup kompetitif di berbagai level kompetisi, tidak hanya di lokal. Pemain-pemain darts Bandung juga bisa berprestasi di kompetisi-kompetisi darts level nasional bahkan internasional.
Tim-tim darts Bandung juga kerap ikut di berbagai kompetisi darts di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Semangat kebersamaan adalah energi utama yang menjadi motivasi bagi para pemain darts Bandung ketika berkompetisi. Hadiah bukan tujuan utama.
Banyaknya pilihan provider soft tip darts yang tersedia, akhirnya menjadi bumerang bagi perkembangan darts di Bandung. Kompetisi antar-provider yang ketat membuat para pemain menjadi “manja”. Kompetisi darts yang awalnya ramai, perlahan jarang digelar.
Para pemain yang butuh wadah untuk berkompetisi satu per satu mulai hilang. Pandemi Covid 19 mengakhiri masa jaya darts soft tip di Bandung. Cafe dan restaurant tutup. Provider-provider soft tip darts menarik mesin-mesin nya dari pasar. Darts seolah hilang dari Bandung.
“Provider yang terlalu business oriented adalah faktor utama dari hilangnya darts di Bandung. Para pemain darts hanya dianggap sebagai objek pasar. Tidak ada kompetisi yang secara regular dan berjenjang digelar oleh provider. Kompetisi tidak ada maka regenerasi pemain pun tidak ada. Darts hanya dijadikan sebagai sebuah permainan belaka. Bukan sebagai sebuah olahraga prestasi berjenjang. Provider hanya mengejar uang instant saja,” kata Eric Nugraha, Owner iDarts Bandung menganalisis kenapa darts seolah hilang dari Bandung.
Advertisement
Inisiasi Kompetisi Nasional
Inisiatif dari Indonesia Entertainment Group (IEG) sebagai entitas media yang peduli untuk mengembangkan darts secara professional disambut dengan antusias oleh banyak pihak di Bandung Darts Community.
Romantisme kebersamaan untuk kembali bertemu dan berkumpul sambil bermain darts menjadi hal yang paling dirindukan.
“Sejak dulu kami memang berharap agar ada sebuah organisasi yang legal dan terstruktur untuk menjadi wadah bagi semua hal tentang darts. Mulai dari pemain, kompetisi hingga sistem bisnisnya. Semoga Indonesia Entertainment Group (IEG) bisa mewujudkan hal ini agar pengembangan darts di Indonesia mempunyai arah yang jelas dan terukur," kata Avin Ashkalay, salah satu pemain darts yang tergabung di Team Ovelimit.
Harapan Avin dan para pemain Darts yang tergabung di Bandung Darts Community mungkin bisa terwujud. Indonesia Entertainment Group (IEG) menginisiasi hadirnya sebuah kompetisi nasional olahraga darts bertajuk “Darts National Competition”.
Ini kompetisi berseri yang rencananya digelar sebanyak 6 seri di sepanjang 2024, yang terdiri dari lima Seri Reguler dan satu Seri Final.
Seri perdana sudah diselenggarakan di Jakarta pada Tanggal 24-25 Februari 2024 dan 2 Maret 2024. Kini Indonesia Entertainment Group (IEG) telah membuka registrasi untuk Darts National Competition Series 02 yang akan dilaksanakan di Gading Festival Food & Fun, Jakarta Tanggal 27 & 28 April 2024.
Para pemain darts yang ingin berpartisipasi dapat melakukan registrasi di url https://bit.ly/dncseries02