Bola.com, Jakarta - Puisi gema takbiran adalah satu di antara jenis puisi yang ditulis dalam rangka menyambut Hari Raya Idulfitri atau yang sering disebut dengan Hari Lebaran. Puisi ini berisi tentang ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah Swt. atas segala kebaikan dan rahmat yang diberikan selama bulan Ramadan.
Puisi gema takbiran memiliki ciri khas penulisan yang menggunakan bahasa yang indah dan halus, serta selalu diiringi dengan irama yang khas dan menghentak.
Baca Juga
Advertisement
Biasanya, puisi gema takbiran dibacakan secara langsung oleh para takmir masjid saat malam takbiran menjelang Lebaran.
Pada momen ini, ratusan jamaah berkumpul untuk mengumandangkan takbir sambil bergandengan tangan, menyaksikan kembang api, dan bersalaman sebagai tanda berakhirnya bulan suci.
Selain itu, puisi ini sering dibacakan saat ada acara peringatan lebaran di lembaga pendidikan atau pengajian rutin di masjid-masjid.
Dalam puisi gema takbiran, pengarang biasanya menggambarkan tentang keindahan bulan Ramadan, kesucian malam takbiran, serta haru yang dirasakan oleh setiap muslim yang menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Puisi ini dapat menggambarkan tentang kebahagiaan yang dirasakan oleh setiap muslim saat menyambut hari Idul Fitri.
Lalu, puisi ini juga sering kali menyampaikan pesan-pesan moral, seperti pentingnya menjaga silaturahmi, mengampuni kesalahan orang lain, dan berbagi dengan sesama sebagai bentuk kebahagiaan yang sejati.
Berikut ini contoh-contoh puisi gema takbiran, yang dapat dinikmati dan diresapi, Minggu (7/4/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Puisi Gema Takbiran
Di malam yang sunyi, di langit yang biru,
Gema takbiran mengalun memuja.
Bertaut harmoni, memancar suci,
Merayakan kebesaran, dalam irama yang abadi.
Takbir gemuruh, mengalun jauh,
Menembus malam, meresapi bumi.
Dalam setiap lafaz yang terucap,
Kita mengingat-Nya, dalam doa yang hening.
Gemuruh takbir, membangunkan hati,
Menyadarkan jiwa yang terlena.
Dalam getarannya, kita merasakan,
Kedekatan-Nya, yang takkan pernah hilang.
Bertaut takbir, menyatu dalam satu,
Kita bersama, merayakan kasih.
Dalam gema yang mengalun penuh makna,
Kita bersujud, dalam rahmat-Nya yang tiada terbatas.
Advertisement
Contoh Puisi Gema Takbiran
Di antara gemuruh takbir yang merdu,
Langit malam terhampar indah berseru.
Berkumandang syahdu, menggema memenuhi,
Suasana suci, penuh makna, tiada terkira.
Takbir menggetarkan jiwa yang terhanyut,
Menyapa bintang, menyentuh awan yang menggigil.
Dalam kesunyian malam yang semakin mendalam,
Kita menemukan kedamaian, di dalam zikir yang kian merdu.
Setiap lafal takbir, seperti doa yang terurai,
Memohon rahmat, ampunan, serta petunjuk yang hakiki.
Mengalun merdu, mengalir dalam hati yang tulus,
Gema takbiran membangkitkan kebersamaan, dalam suka cita yang hakiki.
Di malam nan sunyi, gema takbir menjadi cermin,
Merefleksikan keagungan Sang Pencipta, tak terpadamkan.
Dalam lafaz takbir yang tiada henti,
Kita merasakan kehadiran-Nya, dalam tiap detik yang berdentingan.
Gema takbiran, panggilan suci dari jiwa,
Memenuhi langit, meresapi bumi, merangkum segala.
Di dalamnya terpatri keindahan, ketenangan, dan keagungan,
Sambutlah dengan hati yang berserah, dalam gema takbiran yang abadi.
Contoh Puisi Gema Takbiran
Di malam yang hening, gema takbir berkumandang,
Menyusuri lekuk-lekuk langit yang bertabur bintang.
Dalam gemuruhnya lafal-lafal suci,
Jiwa merindu, merayu pada Sang Pencipta yang maha agung.
Takbir yang menggetarkan, membangunkan hati yang lelap,
Mengalun merdu, mengingatkan akan kebesaran-Nya.
Dalam setiap takbir yang terdengar,
Kita merasakan getaran keagungan yang abadi.
Gema takbiran mengalir dalam jiwa yang meronta,
Menyentuh keheningan malam dengan kehadiran-Nya.
Di balik gemuruh takbir yang menggelegar,
Kita merenung, kita bersyukur, kita bertakwa.
Dalam kebisuan malam yang terpahat dalam hati,
Gema takbiran mengiringi langkah kehidupan.
Menuju cahaya yang menyinari setiap sudut,
Kita melangkah, dalam asa, dalam doa, dalam takbir yang kian merdu.
Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Advertisement