Sukses


Apakah Boleh Melaksanakan Puasa Syawal Selang-seling atau Tidak Berurutan? Ini Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - Syawal merupakan satu di antara bulan terbaik setelah bulan Ramadan. Pada bulan Syawal, setiap muslim dianjurkan untuk makin meningkatkan ibadah dan memperbanyak amalan kepada Allah Swt.

Dengan begitu, amalan pada bulan Ramadan menjadi sempurna dan tidak berakhir. Ada banyak amalan yang bisa dikerjakan umat muslim di bulan Syawal.

Satu di antara amalan di bulan Syawal yang memiliki keistimewaan ialah menjalankan puasa enam hari. Puasa Syawal merupakan ibadah sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan.

Idealnya, puasa ini dilakukan secara berurutan dengan Ramadhan, yakni mulai 2 Syawal hingga tanggal 7 Syawal. Mengapa tidak dimulai langsung sejak 1 Syawal?

Hal itu karena 1 Syawal merupakan hari raya Idulfitri dan di hari tersebut kita diharamkan untuk berpuasa sebagaimana di tanggal 10 Dzulhijah (hari raya idul adha), dan tanggal 11, 12, serta 13 Dzulhijah (hari-hari tasyriq).

Lantas bagaimana jika seseorang melaksanakan puasa sunah Syawal secara selang-seling atau tidak berurutan?

Berikut penjelasan tentang praktik puasa Syawal yang perlu dipahami, dilansir dari bimaislam.kemenag.go.id, Rabu (10/4/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Syawal

Menghapus Dosa Selama Setahun

Puasa Syawal adalah cara yang baik untuk memperbaiki amalan selama bulan Ramadan. Dengan berpuasa pada enam hari pertama setelah Idulfitri, kita dapat memperbaiki amalan kita yang kurang sempurna selama Ramadan.

Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat muslim, puasa Syawal akan menjadi penghapus dosa-dosa yang dilakukan selama Ramadan sebelumnya.

Dianjurkan Rasulullah saw.

Puasa Syawal adalah ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Beliau sangat aktif melaksanakan puasa ini, bahkan dalam beberapa hadis dinyatakan bahwa Rasulullah saw. tidak pernah melewatkan puasa Syawal kecuali karena sakit atau keperluan lain yang penting.

Kesehatan

Puasa Syawal juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh kita. Dalam beberapa penelitian, puasa intermiten yang dilakukan selama beberapa hari dalam sebulan telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan menurunkan risiko penyakit.

Hal ini berarti, berpuasa Syawal dapat memberikan manfaat serupa bagi kesehatan kita.

3 dari 4 halaman

Keutamaan Puasa Syawal

Menyempurnakan Ibadah

Seorang muslim yang memahami ibadah yang dilakukannya tentu tidak akan pernah merasa cukup dengan hasil atau pahala yang diberikan oleh Allah Swt. Oleh karena itu, ia melakukan ibadah-ibadah sunah tambahan.

Satu di antaranya adalah puasa enam hari di bulan Syawal sebagai cara untuk memperbaiki ibadah wajib yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Sudah jelas bahwa puasa Syawal dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan ibadah wajib lainnya.

Mendapat Pahala yang Besar

Puasa Syawal juga memberikan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat Abu Dawud:

"Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka dia telah memperoleh pahala puasa sepanjang tahun."

4 dari 4 halaman

Bolehkah Puasa Syawal Selang-seling atau Tidak Berurutan

Puasa sunah di bulan Syawal merupakan puasa yang sangat disukai oleh Rasulullah Saw. Jumlah puasa sunah Syawal ini ialah sebanyak enam hari.

Secara khusus, Rasulullah Saw. pernah menjelaskan bahwa orang yang melakukan enam hari puasa Syawal setelah satu bulan puasa Ramadhan maka ia akan memperoleh pahala senilai satu tahun berpuasa.

"Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim)

Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihayah al-Zain, h. 197 menyatakan:Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, 'Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh'. Hadis lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh. Keutamaan sunah puasa Syawal sudah diraih dengan berpuasa secara terpisah dari hari Idulfitri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunah puasa Syawal habis seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya.

Dari penjelasan Syekh Nawawi di atas, bisa kita pahami bahwa berpuasa sunah Syawal secara berturut-turut sebanyak enam hari yakni dari tanggal 2 hingga 7 Syawal hukumnya adalah lebih utama.

Namun, boleh juga melakukannya secara terpisah-pisah, yang terpenting dilakukan selama masih berada di bulan Syawal. Bahkan dijelaskan pula oleh Imam Nawawi, bahwa sekalipun kita melewatkan melakukan puasa Syawal di bulan Syawal, kita bisa mengqadlanya di bulan berikutnya.

 

Baca artikel seputar bulan Syawal lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer