Bola.com, Jakarta - Bulan Ramadan yang penuh keberkahan segera usai dan akan meninggalkan kita. Perpisahan dengan bulan Ramadan selalu meninggalkan kesedihan mendalam di hati umat muslim.
Semua itu akan menjadi kenangan yang manis dalam perjalanan hidup kita. Namun, perpisahan dengan bulan Ramadan bukan berarti perpisahan dengan ibadah lantaran ibadah tidak hanya dilakukan di bulan Ramadan saja, tetapi harus terus dilakukan di bulan-bulan berikutnya.
Baca Juga
Advertisement
Jangan biarkan semangat dan kebaikan yang telah ditemukan di bulan Ramadan sirna begitu saja. Jadikan bulan Ramadan sebagai pembelajaran untuk menjadikan diri kita lebih baik, lebih sabar, dan lebih dicintai oleh Allah Swt.
Dengan demikian, perpisahan dengan bulan Ramadan bukan berarti kehilangan, tetapi hanya sebatas jeda antara bulan suci dan bulan yang lainnya.
Tak jarang banyak orang mengekspresikan momen perpisahan bulan Ramadan, lalu menjadikannya sebagai sumber pembuatan puisi.
Buat kamu yang hendak menciptakan puisimu sendiri, berikut lima contoh puisi tentang perpisahan bulan Ramadan yang menyentuh hati, yang bisa dijadikan sumber inspirasi, Selasa (8/4/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ramadan Seribu Bulan Akan Pergi
Saat kangen tidaklah selesai
Saat penghayatan dalam doa tidaklah prima
Menjejaki pergerakannya perjalanan yang tanpa henti
Telusuri lorong yang penuh liku mengadang
Aku ingin Kau bersihkan dalam renunganku
Saat Kau pancarkan sinar dalam bulan yang mulia
Menginginkan ampunan dalam sujudku yang panjang
Apa masih kan kupalingkan muka ini?
Ingin kuhapus semua bintik dan dosa
Ingin kuhempas semua kobaran emosi dalam dada
Meluruhkan jiwa yang penuh dengan keinginan
Terbenam dalam tangisan penuh sesal
Bisakah kan kutapaki hariku?
Menyambut besok yang telah siap menunggu
Mudah-mudahan di pengujungmu ya Ramadan
Ampunan Illahi kan terpancar melalui individu yang mulia.
Advertisement
Di Penghujung Ramadan
Kala kerinduan belumlah usai
Kala penghayatan dalam
Doa belumlah sempurna
Menapaki lajunya perjalanan
Yang tiada henti
Menyusuri lorong yang
Penuh liku menghadang
Kuingin Kau basuh dalam renunganku
Saat Kau pancarkan cahaya
Dalam bulan nan mulia
Mengharapkan ampunan dalam
Sujudku yang panjang
Masihkah kan kupalingkan wajah ini?
Ingin kuhapus semua noda dan dosa
Ingin kuhempas semua kobaran emosi dalam dada
Meluruhkan jiwa yang sarat dengan hasrat
Tenggelam dalam tangisan penuh sesal
Sanggupkah kan kutapaki hariku?
Menyongsong esok yang telah siap menanti
Semoga di penghujungmu ya Ramadan
Ampunan Illahi kan terpancar
Lewat pribadi nan luhur.
Detik Terakhir Ramadan
Sesaat lagi kau akan pergi
Sesaat lagi kau kan berakhir
Tinggalkan semua kemuliaan dan cinta yang ada kepadamu
Sedang ku di sini masih tidak dapat lakukan
Apa yang semestinya dilaksanakan saat bersamamu
Menganggapmu tidak lebih dari yang lain
Melaluimu seperti hal yang telah terbiasa terjadi
Bahkan juga di penghujung kehadiranmu
Kau selalu memberi kangen dan kemauan
Yang diinginkan tiap insan
Di saat terakhirmu semua kemuliaan dan keagungan
Kau taburi ke semua semesta alam
Semua karunia dan cinta seperti air hujan yang turun membasahi bumi
Yang tiap tetesanmu tidak akan kemungkinan terhitung
Akankah ku kan bertemu kembali denganmu?
Nikmati semua kemuliaan yang ada kepadamu ku kan selalu rindukanmu.
Advertisement
Kangen Ramadan Selalu
Bersamamu nyamanlah jiwa
Segala hal berasa sangat nikmat
Kemesraan ada selalu pada setiap beberapa detik waktu
Tanpa yang sanggup menyaingi cantiknya zaman
Bila itu ada dengan-MU
Kebanyakan kemanisan yang kau beri
Hingga aku tidak sanggup hitungnya
Namun sekarang kau segera untuk pergi
Pergi untuk kembali..!!!
Tidak sanggup tangan meredam dikau untuk berakhir
Bisakah cinta ini kan kekal walaupun kau sudah pergi..!!
Satu bulan lama waktunya
Kau sampaikan pada suatu hal yang satu
Kau membimbingku pada langgkah-langkah yang terbaik
Secara halus kau bangunkan aku saat tidur
Dalam tidur juga kau selalu bisikkan syair-syair cinta
Dalam teriknya panas kau setia bawakan kesejukan
Di akhir penantian
Kau sirami bumi ini dengan kesejukan
Ya... Allah
Munkinkah hamba masih diizinkan untuk berjumpa denganya
Kau tentu tahu ia sekarang akan pergi
Pergi untuk tinggalkan aku
Ramadan ya.. Ramadan
Aku akan rindukanmu.
Rasaku yang Bertanya “Inikah Ramadan Terakhirku?”
Ramadan adalah bulan yang aku tunggu-tunggu akan datang
Serta kemenangan dalam beribadahnya hanya kepada-Nya
Namun aku terlalu bodoh, aku tidak menyambutnya dengan meriah
Seperti meriahnya aku menyambut tahun baru
Aku mengabaikan salat sunah tarawih dan witir berjemaah
Serta aku mengabaikan kandungan isi dalam kitab suci Al-Qur'an
Dan aku memilih untuk ke rumah makan bersama teman-temanku
Tetawa terbahak-bahak
Hingga lupa apa yang harus aku lakukan
Untuk mengakhiri bulan suci ini
Saat ini adalah saat-saat terakhir bulan Ramadan bersamaku
Ya, Ramadan akan pergi jauh pergi jauh dari kehidupanku
Dan ia berjanji akan datang pada tahun berikutnya
Saat itu aku bertanya pada hatiku
Apakah aku masih bernapas di tahun itu?
Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement