Sukses


Sejarah Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei

Bola.com, Jakarta - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan hari nasional yang bukan hari libur dan diperingati setiap 2 Mei. Pada tahun ini, Hardiknas jatuh pada hari Kamis.

Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei memiliki landasan kuat dalam perjuangan panjang untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Momentum ini tidak hanya menjadi penghormatan kepada Ki Hajar Dewantara sebagai pelopor pendidikan di tanah air, tetapi juga mencerminkan komitmen kita sebagai bangsa untuk terus mengembangkan sistem pendidikan yang merata dan bermutu.

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan yang gigih dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi semua lapisan masyarakat Indonesia, termasuk yang terpinggirkan. Ia menjadi sosok penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia.

Beliau adalah pendiri Taman Siswa, sebuah gerakan pendidikan yang memberikan akses pendidikan bagi anak-anak desa. Ki Hajar Dewantara juga dikenal karena filosofi "Tut Wuri Handayani" yang mengajarkan pentingnya membimbing dan melayani siswa dengan penuh kasih sayang.

Hari Pendidikan Nasional lahir sebagai penghargaan kepada Ki Hajar Dewantara, atau yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, seorang tokoh pendidikan terkemuka di Indonesia.

Berikut sejarah peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei, dilansir dari uici.ac.id, Selasa (30/4/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Penetapan Hardiknas sebagai hari besar nasional tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Tanggal 2 Mei itu dipilih berdasarkan tanggal lahir Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889.

Ia memiliki nama asli Raden Mas Soewardi. Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda, terutama terkait pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam pendidikan.

Sikap kritisnya tersebut membuatnya diasingkan ke Belanda bersama dengan dua rekannya, yaitu Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai".

Sepulang dari Belanda, Ki Hadjar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa, pada 3 Juli 1922. Setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara dikenal dengan filosofi "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani", yang artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberikan bimbingan, di belakang memberi dorongan.

Ki Hadjar Dewantara wafat pada 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

3 dari 3 halaman

Nilai dan Makna Hari Pendidikan Nasional

Nilai-nilai yang Ditekankan pada Hari Pendidikan Nasional

Peringatan Hari Pendidikan Nasional bukan hanya sekadar upacara formal, tetapi juga menjadi momen refleksi dan penghormatan terhadap nilai-nilai penting dalam dunia pendidikan.

Di dalamnya terkandung semangat untuk terus memperjuangkan kesetaraan akses pendidikan, peningkatan kualitas pengajaran, dan pemberdayaan masyarakat melalui ilmu pengetahuan.

Hari ini mengajarkan kita untuk menghargai peran guru sebagai agen perubahan dalam membentuk generasi penerus bangsa.

Makna Hari Pendidikan Nasional di Era Modern

Di era modern ini, Hari Pendidikan Nasional menjadi lebih penting dari sebelumnya dalam menghadapi tantangan dan peluang globalisasi. Pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas, melainkan meluas ke ranah digital dan teknologi.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi panggilan untuk terus berinovasi, beradaptasi dengan perubahan, dan memastikan setiap anak Indonesia memiliki akses yang sama untuk berkembang melalui pendidikan.

Dengan memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam Hari Pendidikan Nasional, kita dapat lebih menghargai peran pendidikan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Mari kita terus mendukung dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan pendidikan di Indonesia, demi masa depan yang lebih cerah dan berbudaya bagi generasi mendatang.

 

Sumber: uici.ac.id

Baca artikel seputar Hari Pendidikan Nasional lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer