Bola.com, Jakarta - Tim bulutangkis putri Indonesia berhasil melangkah ke final Piala Uber 2024. Kemenangan 3-2 atas Korea Selatan dalam laga semifinal yang digelar pada Sabtu (4/5/2024) pagi WIB, membuat tim putri Indonesia mengakhiri penantian 16 tahun untuk bisa kembali beraksi di laga puncak turnamen bulutangkis beregu putri itu.
Kemenangan 3-2 yang diraih Indonesia atas Korea Selatan di semifinal Piala Uber 2024 tak lepas dari kekuatan tunggal putri yang diberikan kepercayaan untuk turun dalam pertandingan kali ini.
Advertisement
Ketika dua ganda putri Indonesia harus menyerah dari pasangan Korea, tunggal putri Indonesia mampu menjadi penyelamat untuk melaju ke laga puncak.
Gregoria Mariska, Ester Nurumi Tri Wardoyo, dan Komang Ayu Cahya Dewi, berhasil mengamankan poin yang membawa Indonesia melangkah ke final.
Bahkan Ester dan Komang Ayu harus menjalani duel yang sengit hingga rubber-gim untuk bisa memastikan angka untuk tim bulutangkis putri Indonesia di semifinal Piala Uber 2024 ini.
Seperti apa kekuatan tunggal putri Indonesia di tim Piala Uber 2024 ini?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gregoria Mariska Tunjung, Jam Terbang Jadi Kunci
Sosok Gregoria Mariska Tunjung menjadi salah satu yang diandalkan di tim bulutangkis putri Indonesia di Piala Uber 2024. Gregoria selalu menjadi tunggal putri pertama yang dimainkan selama Piala Uber 2024.
Dari lima pertandingan yang dijalani tim Indonesia di Piala Uber 2024, Grego, sapaan karibnya, hanya absen ketika tim Indonesia menghadapi Uganda di pertandingan kedua fase grup.
Gregoria tampil sebagai tunggal putri pertama saat melawan Hong Kong dan Jepang di fase grup, dan melawan Thailand dan Korea Selatan di perempat final dan semifinal.
Setiap mendapatkan kesempatan bermain di Piala Uber 2024 ini, Grego selalu meraih kemenangan dan membawa tim Uber Indonesia mengamankan poin pertama.
Gregoria yang berusia 24 tahun menjadi pebulutangkis tunggal putri paling senior di skuad Piala Uber 2024, di mana dua atlet putri yang lebih senior lain bermain di sektor ganda putri,yaitu Apriyani Rahayu dan Ribka Sugiarto.
Pengalaman dan ketenangan dalam mengawali setiap pertandingan dengan kemenangan jelas membuktikan bahwa Grego adalah salah satu kekuatan yang tak bisa diabaikan di tim Uber Indonesia kali ini.
Advertisement
Mentalitas yang Luar Biasa
Tim Uber Indonesia membawa empat pebulutangkis tunggal putri di Piala Uber 2024. Selain Gregoria Mariska Tunjung, ada tiga pebulutangkis muda, yaitu Ester Nurumi Tri Wardoyo, Komang Ayu Cahya Dewi, dan Ruzana.
Dalam skuad ini pula hanya Gregoria yang sudah masuk dalam 10 besar ranking BWF untuk sektor tunggal putri.
Sementara Ester yang masih berusia 19 tahun berada di peringkat ke-35, kemudian Komang Ayu yang berusia 21 tahun ada di peringkat ke-42, dan Ruzana yang baru berusia 19 tahun ada di peringkat ke-19.
Namun, mentalitas semua tunggal putri Indonesia di Piala Uber 2024 ini benar-benar luar biasa. Walau Ester dan Komang Ayu harus mengakui keunggulan lawan ketika menghadapi Jepang di laga fase grup, mereka mampu meraih kemenangan ketika diturunkan melawan Hong Kong dan Uganda.
Begitu pun dengan Ruzana yang mendapatkan kesempatan ketika menghadapi Uganda. Gregoria disimpan saat itu dan Ruzana menjadi tunggal putri ketiga yang bermain dan berhasil meraih kemenangan.
Komang Ayu yang tidak sempat bermain ketika Indonesia menang 3-1 atas Thailand di perempat final, mampu tetap konsisten untuk memperlihatkan permainan terbaik sebagai penentu kemenangan atas Korea Selatan di semifinal.
Punya Motivasi yang Kuat
Tak hanya sekadar punya mentalitas yang kuat, tim bulutangkis putri Indonesia di Piala Uber 2024 punya motivasi yang sangat kuat untuk bisa mencatatkan sejarah.
Hal itu juga disampaikan oleh Ricky Soebagdja, legenda ganda putra Indonesia yang juga menjadi manajer tim Thomas dan Uber Indonesia kali ini.
Menurut Ricky Gregoria selalu menjadi kunci untuk membuka jalan bagi rekan-rekannya meraih kemenangan. Sementara Ester memiliki mentalitas yang kuat, bahkan ketika staminanya sudah terkuras untuk menjalani rubber gim.
"Mereka tidak diperhitungkan, tapi dari situ mereka menjadi termotivasi dan terpacu. Secara tim begitu solid dan kompak. Ini mereka buktikan semua dengan keinginan kuat dari dalam diri," ujar Ricky.
Â
Advertisement