Bola.com, Jakarta - Mitos membuang-buang garam dalam berbagai budaya telah menjadi praktik yang dilakukan selama berabad-abad.
Kendati kita menganggapnya sebagai tindakan yang sepele, sebenarnya telah menjadi bagian penting dari tradisi dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Dalam beberapa budaya, mitos membuang-buang garam berhubungan dengan keberuntungan. Dalam kebudayaan Barat, membuang-buang garam dianggap sebagai tanda buruk. Ini dipercaya dapat membawa sial dan nasib buruk.
Beberapa orang bahkan meyakini bahwa mengucapkan terima kasih setelah tumpahnya garam dapat menghindari keberuntungan yang buruk.
Dalam beberapa budaya Timur, seperti di India, membuang-buang garam dianggap sebagai tanda keberuntungan. Mereka berpikir bahwa membuang-buang garam dapat mengusir roh-roh jahat dan membawa keberuntungan.
Ada juga mitos yang menghubungkan membuang-buang garam dengan kehidupan cinta. Misalnya, di beberapa budaya, jika seorang wanita secara tidak sengaja mengeluarkan garam, itu dianggap sebagai pertanda bahwa segera dia akan bertemu dengan cinta sejatinya.
Sementara itu, dalam beberapa budaya, ada kepercayaan bahwa mengeluarkan garam secara sengaja dapat memisahkan dua orang yang sedang jatuh cinta.
Dalam dunia modern ini, mitos membuang-buang garam sering dianggap sebagai kepercayaan kuno yang tidak berlaku lagi.
Namun, bagi sebagian orang, upaya untuk menghormati tradisi dan kepercayaan masyarakat tetap ada. Bagi mereka, langkah-langkah untuk menghindari membuang-buang garam dianggap sebagai tindakan yang dapat membantu menjaga keharmonisan dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari.
Meski tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini, tkepercayaan akan kuatnya kekuatan tradisi dan legenda dalam memengaruhi cara kita memandang dunia terus bertahan dalam berbagai budaya.
Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan mitos membuang-buang garam menurut Primbon dan Feng Shui, Senin (13/5/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mitos Membuang-buang Garam menurut Primbon
Menurut Primbon, ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa membuang-buang garam adalah sebuah tindakan yang harus dihindari.
Mitos ini diyakini terkait dengan kepercayaan spiritual bahwa garam memiliki kekuatan untuk melindungi dan memperkuat energi positif di sekitar kita.
Dalam pandangan Primbon, membuang garam secara sembarangan dapat menghilangkan energi positif yang ada dalam rumah atau tempat tinggal seseorang.
Selain itu, Primbon berpendapat bahwa garam memiliki simbolik dalam kehidupan kita. Dalam tradisi Jawa, garam banyak dikaitkan dengan janji dan komitmen yang harus dipegang teguh.
Maka itu, membuang garam secara sembarangan dianggap sebagai bentuk pemborosan dan kurang menghargai simbolisme dan makna yang terkandung dalam garam.
Namun, penting untuk diingat, mitos atau kepercayaan ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Tidak ada bukti yang dapat mendukung klaim bahwa garam memiliki kekuatan spiritual untuk melindungi dan memperkuat energi positif.
Meski demikian, kepercayaan ini masih dipegang teguh oleh sebagian orang, terutama yang memiliki latar belakang budaya atau tradisi yang kuat.
Advertisement
Mitos Membuang-buang Garam menurut Feng Shui
Menurut mitos Feng Shui, membuang-buang garam dianggap sebagai tindakan yang membawa malapetaka. Garam diyakini memiliki sifat magis yang dapat menyerap energi negatif dan melindungi rumah dari keberuntungan buruk.
Maka itu, membuang-buang garam dianggap sebagai pemborosan energi dan mengirimkan pesan kepada alam semesta bahwa kita tidak menghargai apa yang telah diberikan kepada kita.
Bagi yang percaya akan mitos ini, ada beberapa aturan yang harus diikuti untuk menghindari membuang-buang garam. Satu di antaranya adalah menggunakan dosis garam yang tepat saat memasak atau makan.
Lebih baik menggunakan sedikit garam dan menambahkannya jika diperlukan daripada harus membuang sisa garam yang terlalu banyak.
Selain itu, bagi yang sering makan di luar atau memesan makanan untuk dibawa pulang, sebaiknya meminta restoran atau kedai untuk tidak memberikan terlalu banyak garam pada makanan mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa mitos ini sebagian besar hanya berlaku bagi mereka yang memercayainya.
Bukan berarti membuang-buang garam akan langsung membawa keberuntungan buruk. Perilaku yang baik dan tindakan positif lainnya tetaplah faktor yang lebih penting dalam menentukan keberuntungan kita.
Jadi, apakah kamu memercayai mitos ini atau tidak, yang terpenting adalah menjalani kehidupan dengan bijak dan bertanggung jawab.
Yuk, baca artikel mitos lainnya dengan mengikuti tautan ini.