Sukses


Mitos Jerawat di Dagu Menurut Primbon

Bola.com, Jakarta - Jerawat di dagu kerap menjadi masalah kulit yang membuat banyak orang kesulitan. Jerawat atau acne vulgaris adalah kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah atau putih di permukaan kulit. Jerawat biasanya muncul pada masa remaja, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.

Mitos tentang jerawat di dagu terus ada dan berkembang seiring waktu. Satu di antara mitos yang sering kita dengar adalah bahwa jerawat di dagu disebabkan oleh makanan pedas atau makanan berminyak.

Banyak orang percaya bahwa makanan seperti ini dapat memicu produksi minyak berlebih di kulit dan akhirnya menyebabkan munculnya jerawat. Namun, faktanya, belum ada bukti ilmiah yang meyakinkan tentang hubungan langsung antara makanan dan jerawat di dagu.

Mitos lain yang sering terdengar adalah jerawat di dagu disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa tidak mencuci wajah dengan benar atau kurangnya perawatan kulit dapat menyebabkan jerawat di dagu.

Namun, jerawat sebenarnya bukanlah akibat dari kebersihan yang buruk. Jerawat di dagu disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh, seperti saat masa pubertas atau siklus menstruasi.

Satu mitos terakhir yang sering kita temui adalah jerawat di dagu hanya terjadi pada remaja. Ini adalah kesalahpahaman umum karena jerawat bisa muncul pada usia berapa pun.

Kondisi ini bisa dipicu oleh perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh, stres, pola makan yang tidak sehat, dan faktor lingkungan.

Berikut penjelasan mitos jerawat di dagu menurut Primbon, Kamis (16/5/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Mitos Jerawat di Dagu Menurut Primbon

Menurut Primbon, jerawat di dagu sering dihubungkan dengan mitos tertentu yang berhubungan dengan makna dan tanda-tanda tersembunyinya diakibatkan oleh pengaruh astrologi atau kepercayaan tradisional.

Menurut beberapa mitos, jerawat di dagu dapat menunjukkan masalah emosional, seperti stres atau kegelisahan yang dalam.

Beberapa mitos Primbon juga menyatakan bahwa jerawat di dagu dapat memprediksi adanya perubahan besar dalam kehidupan seseorang, baik itu perubahan dalam hubungan sosial atau karier.

Selain itu, mitos primbon sering menghubungkan jerawat di dagu dengan masalah hormon dan keseimbangan tubuh. Menurut kepercayaan tersebut, jerawat di dagu mungkin merupakan tanda bahwa tubuh sedang mengalami beberapa perubahan hormon yang tidak seimbang.

Hal ini bisa terjadi selama periode menstruasi pada wanita atau masa remaja ketika hormon sedang berfluktuasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa mitos-mitos seperti ini tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat dan tidak ada bukti yang meyakinkan untuk mendukung mereka.

Jerawat adalah kondisi kulit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peradangan, produksi sebum yang berlebihan, dan penumpukan bakteri.

Penyebab jerawat yang sebenarnya cenderung kompleks dan dapat melibatkan genetika, perubahan hormon, stress, pola makan, dan pemakaian produk kulit yang tidak cocok.

Jadi, sementara mitos Primbon dapat menambahkan kesan misteri, penting untuk tidak terlalu memercayainya. Jerawat di dagu adalah kondisi kulit umum yang dapat diatasi melalui perawatan kulit yang tepat, gaya hidup sehat, dan penggunaan produk yang sesuai jenis kulit Anda.

Jika jerawat Anda terus-menerus mengganggu atau membuat Anda tidak nyaman, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli kulit untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.

3 dari 3 halaman

Jerawat di Dagu Menurut Medis

Jerawat di dagu adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak orang dan sering menjadi masalah estetika yang mengganggu. Secara medis, jerawat di dagu disebabkan oleh penumpukan minyak, sel-sel kulit mati, dan bakteri di pori-pori kulit.

Produksi berlebihan dari hormon testosteron juga dapat memengaruhi produksi minyak yang berlebihan, yang pada gilirannya menyebabkan jerawat.

Biasanya, jerawat di dagu berupa komedo, lebih dikenal sebagai whitehead atau blackhead. Komedo whitehead terbentuk ketika pori-pori tersumbat dan minyak terperangkap di dalamnya. Sedangkan komedo blackhead terjadi ketika kulit dan minyak terlihat teroksidasi dan berubah menjadi warna hitam.

Untuk mengobati jerawat di dagu, penting untuk menjaga kebersihan kulit dengan membersihkannya dua kali sehari. Gunakan pembersih wajah yang lembut dan bebas minyak untuk membersihkan kotoran, minyak, dan sel kulit mati.

Hindari menggosok kulit terlalu keras karena dapat memperburuk infeksi dan peradangan. Selain itu, menggunakan pelembap ringan dan non-komedogenik akan membantu menjaga kelembapan kulit tanpa menyumbat pori-pori.

Penting juga untuk menghindari menyentuh atau memencet jerawat di dagu karena dapat menyebabkan iritasi dan infeksi. Jika jerawat terasa sangat menyakitkan atau tidak merespons pengobatan sendiri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kulit.

Berdasarkan keparahan jerawat, dokter mungkin meresepkan obat topikal atau oral yang efektif untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.

Selain itu, mengadopsi gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, meminimalkan stres, dan tidur yang cukup dapat membantu mengurangi jerawat di dagu.

 

Yuk, baca artikel mitos lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer