Bola.com, Jakarta - Integritas merupakan sebuah nilai yang sangat penting dalam kehidupan. Orang yang berintegritas adalah orang yang memiliki prinsip teguh dan selalu bertindak sesuai dengan nilai-nilai moralnya.
Mereka dapat dipercaya dan diandalkan karena selalu konsisten dalam ucapan dan perbuatannya. Memiliki integritas bukan berarti selalu sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan.
Baca Juga
Advertisement
Namun, orang yang berintegritas selalu berusaha untuk belajar dari kesalahannya dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Mereka juga berani untuk mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Memiliki integritas merupakan sebuah pilihan. Orang yang berintegritas adalah orang yang memilih untuk hidup dengan nilai-nilai moral yang tinggi.
Mereka tidak mudah tergoda untuk melakukan hal yang salah meskipun itu menguntungkan mereka. Integritas adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan meraih kesuksesan dalam hidup.
Ciri-ciri orang yang memiliki integritas dapat dilihat dari beberapa aspek. Apa saja ciri-cirinya?
Berikut penjelasan tentang ciri-ciri orang yang memiliki integritas, dilansir dari djkn.kemenkeu.go.id, Kamis (23/5/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Bersikap Jujur, Tulus, dan Dapat Dipercaya.
Sebuah organisasi akan mudah mencari pegawai yang memiliki pendidikan tinggi, berpengalaman, dan lulusan perguruan tinggi terkenal. Namun, untuk mendapatkan pegawai yang jujur, tulus, dan dapat dipercaya tidaklah mudah.
Pegawai seperti ini masih langka maka sudah menjadi kewajiban pimpinan untuk menemukan mutiara-mutiara yang terpendam di seluruh nusantara ini untuk menjadi agent of change menuju kesuksesan.
Pegawai yang jujur dan tulus dalam melaksanakan pekerjaan akan melibatkan hati nuraninya. Sikap jujur dan tulus adalah sebuah keyakinan dalam diri yang dapat memberikan kebahagian dan kedamaian hati.
Bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan materi/harta, tetapi yang lebih penting bagaimana setelah bekerja hati menjadi damai, tenteram, dan tidur pun nyenyak.
Apa artinya sebuah harta melimpah, kalau diperoleh dari ketakjujuran, tentu membuat merasa bersalah, hati gelisah, dan tidur pun tak nyenyak.
Kejujuran dan ketulusan merupakan pilar utama mencegah korupsi, kolusi, dan perbuatan tercela. Sebaliknya, tidak jujur akan menumbuhkan korupsi dan persaingan yang tidak sehat.
Kejujuran dan ketulusan dalam bekerja dapat memberikan sebuah kepercayaan dilingkungan kerja. Bersikap jujur dan tulus tidak akan mengurangi kehormatan, harga diri, dan kewibawaan. Justru sebaliknya akan makin dipercaya, dicintai, dihormati dan dihargai oleh orang-orang di sekitarnya.
Advertisement
2. Bertindak Transparan dan Konsisten
Bertindak transparan merupakan hasil sebuah kepercayaan. Pimpinan tidak akan mempromosikan atau memberikan pekerjaan yang berisiko kepada pegawai yang tidak dipercayainya. Pegawai juga tidak akan mengikuti kata-kata pimpinan yang tidak bisa dipercaya.
Terkait pelayanan kepada masyarakat, pegawai harus transparan terkait peraturan, biaya, dan Standard Operting Procedure (SOP). Jangan sekali-kali menerima atau memungut sesuatu di luar ketentuan terkait pelayanan karena dapat menghilangkan kepercayaan.
Membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama, tetapi untuk merusaknya cukup memerlukan waktu singkat.
Konsisten dapat diartikan taat patuh terhadap peraturan, kode etik, dan prinsip-prinsip moral yang diyakini kebenarannya. Konsisten dapat pula diartikan kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan perbuatan. Konsisten akan melahirkan sebuah ketegasan.
Pegawai yang konsisten ketika berada di wilayah abu-abu akan bersikap tegas mencari dan memilih kebenaran.
3. Menjaga Martabat dan Tidak Melakukan Tindakan Tercela
Menjaga martabat berarti kemampuan untuk menjaga nilai-nilai positif dalam dirinya, menjaga harga diri dan kehormatan instansi tempat kerja merupakan kewajiban setiap pegawai. Makin penting kedudukan atau posisi di tempat kerja, makin besar juga godaan yang menghampiri.
Pegawai yang bermartabat tentunya tidak akan melakukan perbuatan tercela seperti korupsi, pemerasan, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain-lain. Pegawai yang melakukan perbuatan tercela biasanya tidak memiliki rasa takut dan rasa malu.
Misalkan petugas yang terang-terangan memungut biaya pengurusan berkas di luar ketentuan, mereka tidak memiliki rasa malu. Mereka kadang merasa bangga dengan barang-barang yang dibeli dengan uang hasil korupsi.
Namun, ketika tertangkap tangan, akan berakibat pada penderitaan dan kesengsaraan hidup yang akan membuat malu keluarga dan instansi tempat kerjanya.
Jagalah harga diri dan kehormatan dengan tidak melakukan hal-hal yang tercela. Jangan sampai godaan menjadikan lemah yang akhirnya tergoda untuk melakukan perbuatan yang tercela.
Orang di sekitar mungkin akan mengatakan bodoh ketika Anda menolak pemberian berupa uang suap, tetapi justru sebaliknya tindakan menolak suap dapat membuat Anda makin kuat, makin terhormat, dan kian bermartabat.
Advertisement
4. Bertanggung Jawab Atas Hasil Kerja
Pegawai harus berani mengambil risiko atas hasil pekerjaannya. Apa yang dikerjakan tidak semata-mata dipertangungjawabkan kepada pimpinan atau negara, tetapi yang lebih penting dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.
Anda harus berpikir bahwa setiap melaksanakan pekerjaan ada yang mengawasi, meski tidak dilihat orang.
Sikap terbaik terhadap kesalahan atas hasil kerja Anda adalah tidak menyalahkan pihak lain, tetapi lebih evaluasi diri dengan cara mengakui kesalahan, meminta maaf, dan memperbaiki diri.
Ingat, Anda bertanggung jawab atas diri sendiri. Bila berbuat baik maka kebaikan akan kembali pada diri sendiri, sebaliknya bila berbuat buruk maka keburukan kembali kepada diri sendiri.
5. Bersikap Objektif
Bersikap objektif berarti memberikan sebuah penilaian berdasarkan ukuran-ukuran atau kreteria yang telah ditetapkan dengan didukung data dan fakta. Bersikap objektif akan mendekatkan pada keadilan.
Jika dalam bersikap hanya berdasarkan selera seseorang atau menduga-duga atau perasaan suka atau tidak suka (like and dislike) tentu akan menimbulkan ketakpuasan, kebencian, ketakadilan, dan perilaku negatif lain.
Pendidikan yang tinggi, keahlian, pengalaman kerja, dan jabatan yang tinggi belum menjamin Anda memiliki integritas yang tinggi. Integritas adalah Anda, Andalah yang menentukan naik turunnya integritas yang ada dalam diri sendiri.
Tidak ada yang bisa mengubah diri sendiri, kecuali Anda sendiri ingin berubah untuk kehidupan yang lebih bahagia.
Tanpa integritas, hidup Anda terasa hambar. Integritas membuat terasa tenteram dan damai karena selalu ada harapan di hati Anda.
Â
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement