Bola.com, Jakarta - PBVSI mau tak mau mengirimkan tim lapis kedua untuk mewaliki Timnas Voli Indonesia pada kejuaraan Asia, AVC Challenge Cup 2024. Sebab, ada dua agenda yang bertabrakan sehingga menimbulkan situasi dilematis.
Timnas Voli Indonesia Putri akan diperkuat oleh mayoritas pemain muda pada AVC Challenge Cup 2024 for Woman digelar di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Filipina, pada 22-29 Mei 2024. Adapun yang putra akan berlangsung di Bahrain pada 2-9 Juni 2024.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Umum PBVSI, Komjen Pol (Purn) Imam Sudjarwo, menjelaskan secara logis betapa pihaknya tetap bertekad memberikan yang maksimal buat voli Indonesia meskipun tim bermaterikan pemain muda.
"Yang ingin saya sampaikan bahwa dari dua-duanya itu PBVSI mengirim perwakilan, dan tim yang kita kirim yang putri adalah lapis kedua dari para atlet voli yang ada di Indonesia," kata Imam Sudjarwo.
"Karena AVC Challenge Cup, baik yang putra maupun putri itu adalah bersamaan dengan dilaksanakannya event bergengsi Indonesia yaitu Proliga, yang sekarang sudah mau memasuki babak atau putaran kedua."
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dilematis
Imam Sudjarwo kemudian melanjutkan bahwa PBVSI sebetulnya ingin mengirimkan perwakilan terbaik. Hanya memang situasi dilematis harus dihadapkan, sehingga dengan rencana paling matang, Timnas Voli Indonesia akan berlaga pada AVC Challenge Cup dengan materi pemain muda.
"Inilah, yang awalnya mau kita gunakan untuk tim senior bisa berangkat mengikuti AVC Challenge Cup, baik itu putra maupun putri. Tapi rupanya memang waktunya tidak cukup untuk Proliga ini menghadapi putaran kedua," jelas Imam Sudjarwo lagi.
Karena bentrok antara AVC Challenge Cup 2024, para pemain senior yang harus mentas di ajang bergengsi lainnya, PLN Mobile Proliga 2024, kesulitan untuk bisa bergabung dengan Timnas Voli Indonesia.
"Jadi mereka para pemain senior fokus pada Proliga, karena waktunya sangat mepet. Nanti kalau berangkat ke Filipina yang putri, pulang ke sini, lima hari lagi mereka harus main Proliga."
"Pihak klub ingin fokus pada Proliga karena takut para pemain cedera, takut staminanya turun, dan lain sebagainya, sehingga yang kita kirim adalah lapis kedua," ujarnya.
Advertisement
AVC Terlambat Info ke PBVSI
Situasi dilematis ini seharusnya bisa dicegah andaikan AVC lebih presisi memberitahukan jadwal kepada PBVSI. Inilah yang kemudian menjadikan Timnas Voli Indonesia tidak banyak dihuni oleh pemain senior.
"Mungkin timbul pertanyaan, kenapa bisa bareng antara event Proliga dengan event AVC Challenge Cup? Ini terkait kebijakan dari AVC yang terlambat memberi tahu ke kita. Dari pihak AVC terlambat memberitahukan ke PBVSI. Proliga sudah berjalan, baru ada pemberitahuan bahwa ada AVC yang dilaksanakan di Filipina dan Bahrain," jelas Imam Sudjarwo.
"Tentu ini menjadi dilema buat PBVSI. Di satu sisi Proliga sudah berjalan, AVC diadakan. Kenapa bisa seperti itu, karena dari manajemen AVC ada sebuah perubahan kebijakan. Kalau tadinya event internasional terkait dengan AVC itu dilaksanakan oleh AVC sendiri, tapi yang bersifat event internasional itu sekarang ditangani oleh Volleyball World FIVB. Sehingga, tentu kebijakan dari AVC ini harus menunggu kebijakan dari Volleyball World."
"Ini yang jadi krusial pada tahun ini, sehingga terlambat pemberitahuannya. Mudah-mudahan tahun ini tahun depan sudah tidak (terulang) lagi. Tidak bersamaan seperti ini, karena kalau terus bersamaan tentu akan merugikan atlet-atlet Indonesia. Bahkan atlet negara lain juga sama."