Bola.com, Jakarta - Puasa mutih merupakan satu di antara bentuk puasa dalam tradisi spiritual dan kebudayaan Jawa yang dilakukan dengan niat untuk membersihkan diri, baik secara fisik maupun spiritual.
Puasa ini dikenal dengan membatasi konsumsi makanan hanya pada nasi putih dan air putih saja, tanpa lauk pauk atau bumbu.
Baca Juga
Advertisement
Dalam menjalankan puasa mutih, niat adalah langkah pertama yang sangat penting. Niat yang tulus dan ikhlas akan menjadi dasar bagi keberhasilan dan keikhlasan dalam menjalani puasa ini.
Selain itu, memahami tata cara melakukan puasa mutih, penting untuk dilakukan agar hasilnya sesuai yang semsetinya.
Mungkin bagi sebagian orang belum terlalu familier dengan puasa yang satu ini sehingga mempelajari tata cara dan niat melakukannya bisa memperdalam pengetahuan tentang puasa mutih.
Berikut niat puasa mutih dan tata cara meakukannya yang perlu diketahui, Jumat (31/5/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Niat Puasa Mutih
Sebelum menjalankan puasa mutih, ada niat yang harus dibaca seperti halnya saat hendak menjalankan puasa yang lain. Namun, perbedaannya, niat puasa mutih ini tidak menggunakan bahasa Arab, melainkan bahasa Jawa lantaran puasa mutih memang tidak diajarkan dalam Islam.
Niat puasa mutih terbagi menjadi dua versi. Pertama adalah menggunakan versi kejawen yang bacaannya adalah berikut ini:
"Niat ingsun puasa mutih kerno Allah Ta'ala."
Artinya: "Saya niat puasa mutih karena Allah Ta'ala."
Sedangkan versi yang lain adalah sebagai berikut:
"Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta'ala.'
Artinya: "Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'ala."
Advertisement
Tata Cara Puasa Mutih
Jika sudah mengetahui bacaan niat puasa mutih, selanjutnya adalah tata cara puasa mutih. Persamaan puasa mutih dengan puasa lainnya adalah diawali dengan niat yang dibaca setelah menjalankan salat isya sampai terbitnya fajar.
Sedangkan yang berbeda ada pada waktunya. Sebelum melakukan puasa mutih, sebaiknya sudah merencanakan akan menjalankan puasa ini selama berapa hari. Misalnya selama tiga hari berturut-turut dan maksimal dilaksanakan selama 40 hari dan disesuaikan dengan guru yang akan membimbingmu.
Pelaksanaan puasa mutih dimulai dari pukul 18.00 sampai pukul 18.00 di hari besoknya. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa puasa mutih juga bisa dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
- Pertama, dalam pelaksanaan puasa mutih diperbolehkan untuk makan dan minum hingga beberapa kali dalam sehari sesuai dengan waktu makan. Seperti yang telah disebutkan di atas, hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan yang berwarna putih saja.
- Kemudian cara yang kedua, pelaksanaan puasa mutih dilakukan hanya dengan satu kali makan pada saat berbuka saja, lalu dilanjutkan sampai bangun tidur di hari berikutnya dan cuma makan atau minum yang berwarna putih saja.
Yuk, baca artikel Jawa lainnya dengan mengeklik tautan ini.