Bola.com, Jakarta - Cerita rakyat merupakan warisan budaya tak benda yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Cerita rakyat diwariskan secara lisan, diceritakan kembali dari mulut ke mulut oleh para tetua kepada generasi muda.
Baca Juga
Advertisement
Fungsi cerita rakyat tak hanya sebatas hiburan dan pendidikan, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya dan sejarah, mengandung nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang mencerminkan identitas suatu bangsa.
Di Indonesia ada banyak kisah yang dijadikan cerita rakyat. Satu di antara cerita rakyat yang populer adalah kisah Malin Kundang, sosok anak durhaka yang konon berasal dari Padang, Sumatra Barat.
Kisah Malin Kundang kerap dikaitkan dengan keberadaan batu yang disebut-sebut merupakan jelmaan sosok Malin, tokoh utama dalam cerita tersebut. Daya tarik dari cerita rakyat satu ini yaitu pesan moral yang tersirat di dalam ceritanya.
Berikut ini rangkuman contoh cerita rakyat Sumatra Barat: Malin Kundang, yang menarik dibaca, dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/6/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Cerita Rakyat Sumatra Barat: Malin Kundang
Di sebuah desa kecil di Sumatra Barat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang bersama ibunya yang sudah tua. Keluarga mereka sangat miskin, dan Malin bercita-cita untuk mengubah nasib mereka.
Suatu hari, kapal dagang besar berlabuh di pelabuhan dekat desa mereka. Malin memutuskan untuk ikut berlayar dengan harapan bisa menjadi kaya.
Tahun demi tahun berlalu, Malin Kundang bekerja keras dan akhirnya menjadi seorang pedagang yang sukses. Dia menikah dengan seorang wanita kaya dan hidup dengan kemewahan. Namun, di tengah kesuksesannya, Malin lupa akan ibunya dan kampung halamannya.
Advertisement
Contoh Cerita Rakyat Sumatra Barat: Malin Kundang
Suatu hari, kapal Malin berlabuh kembali di desa asalnya. Mendengar berita tentang kedatangan anaknya, ibu Malin sangat gembira dan segera pergi ke pelabuhan untuk menemui Malin. Dengan hati berdebar, ibu Malin menghampiri kapal mewah itu dan memanggil nama anaknya.
Malin, yang kini malu mengakui ibunya yang miskin dan tua di depan istri dan anak buahnya, berpura-pura tidak mengenalinya. Ia bahkan menghardik ibunya dan menyuruhnya pergi.
Dengan hati yang hancur dan penuh kesedihan, ibu Malin berdoa kepada Tuhan agar anaknya yang durhaka itu dihukum. Tak lama kemudian, badai besar datang dan menghancurkan kapal Malin.
Malin Kundang terhempas ke sebuah batu besar di pantai. Menurut legenda, Malin dikutuk menjadi batu sebagai hukuman atas kedurhakaannya kepada ibunya.
Batu yang menyerupai sosok manusia tersebut masih bisa ditemukan di Pantai Air Manis, dan menjadi pengingat akan pentingnya berbakti kepada orang tua. Cerita Malin Kundang mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan menghargai orang tua, tidak peduli seberapa tinggi kita mencapai dalam hidup.
Â
Dapatkan artikel contoh cerita rakyat berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.