Sukses


Contoh Puisi bertema Sampah yang Bisa menjadi Sindiran

Bola.com, Jakarta - Puisi bertema sampah adalah satu di antara bentuk puisi yang mengangkat isu dan permasalahan seputar sampah. Dalam puisi ini, pendekatan yang digunakan melibatkan pemaparan dan refleksi akan dampak yang ditimbulkan oleh adanya sampah di sekitar kita.

Puisi ini mencoba untuk menggambarkan kondisi lingkungan yang tercemar oleh sampah, serta menyoroti perlunya untuk menjaga kebersihan dan kelestariannya.

Tema sampah dalam puisi ini tidak hanya berfokus pada sampah fisik, tetapi juga melibatkan sampah-sampah yang lebih abstrak seperti egoisme dan kebencian yang meracuni masyarakat.

Dalam puisi bertema sampah, penulis menyampaikan pesan dan pengalaman melalui penggunaan imajinasi dan daya cipta. Melalui pemilihan kata-kata yang tepat dan penyusunan puisi dengan rapi, penulis dapat menggambarkan suasana dan perasaan yang muncul dalam menghadapi permasalahan sampah.

Puisi ini juga dapat memberikan sudut pandang baru dan mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga kebersihan dan melindungi lingkungan.

Buat kamu yang tertarik menulis sendiri puisi bertema sampah ini, bisa mencermati terlebih dahulu contoh-contohnya.

Berikut contoh puisi bertema sampah, Kamis (6/6/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Sampah: Luka Bumi

Di balik hiruk pikuk kota yang ramai,

Tersembunyi luka bumi yang kian membengkak.

Sampah menumpuk, bagaikan gunung raksasa,

Menelan keindahan, mencemari udara.

 

Botol plastik, berserakan di jalanan,

Kantong kresek, tertiup angin kencang.

Sisa makanan, membusuk di selokan,

Menyebarkan bau busuk, mengundang penyakit.

 

Sungai tercemar, airnya tak jernih lagi,

Ikan-ikan mati, tak bisa berenang bebas.

Tanah terkontaminasi, tanaman tak tumbuh subur,

Masa depan terancam, bumi kian merintih.

 

Oh, manusia, maukah kau membuka mata?

Sampah adalah ulahmu, ciptaan tanganmu.

Jagalah bumi, jangan kau sakiti dia,

Rawatlah bersama, demi masa depan kita.

 

Kurangi plastik, gunakan bahan daur ulang,

Pilahlah sampah, jangan buang sembarangan.

Tanamlah pohon, hijaukan kembali bumi,

Lindungi alam, lestarikan kehidupan.

 

Mari bergandengan tangan, bersatu padu,

Melawan sampah, demi bumi yang indah.

Hiduplah bersih, sehat, dan bahagia,

Bersama alam, menuju masa depan cerah.

3 dari 5 halaman

Plastik, Jerat Bisu

Plastik, ringan kau menari,

Terbawa angin, singgah di pohon rindang.

Mulanya tak terlihat bahaya,

Namun jeratmu mematikan perlahan.

 

Burung kecil, hinggap di ranting,

Tak tahu bahaya mengancam nyawanya.

Paruh mungilmu terjerat tak bisa lepas,

Nyanyian riangmu terhenti nestapa.

 

Di laut luas, kau menipu mata,

Di kira ubur-ubur, santapan lezat.

Penyu malang, menelan dengan rakus,

Perutnya terpenuhi, kematian pun dekat.

 

Kau ada dimana-mana, jejakmu bertebaran,

Di sungai, di tanah, mencemari daratan.

Tanah tak subur, lautan tak lagi biru,

Akibat ulahmu, plastik yang tak tahu.

 

Oh manusia, ciptaan tanganmu sendiri,

Kini menjadi momok, bencana tak terperi.

Kurangi pemakaianmu, carilah pengganti,

Agar bumi tak menangis, dan alam tetap lestari.

4 dari 5 halaman

Sampah Menggunung, Bahaya Mengintai

Sampah menumpuk bagai gunung raksasa,

Menelan kota, mencemari udara.

Bau busuk menyengat, mengusik hidung,

Penyakit mengintai, di setiap sudut jalan.

 

Sungai tercemar, airnya tak jernih lagi,

Ikan-ikan mati, tak bisa berenang bebas.

Tanah terkontaminasi, tanaman tak tumbuh subur,

Masa depan terancam, bumi kian merintih.

 

Oh, manusia, maukah kau membuka mata?

Sampah adalah ulahmu, ciptaan tanganmu.

Jagalah bumi, jangan kau sakiti dia,

Rawatlah bersama, demi masa depan kita.

 

Kurangi plastik, gunakan bahan daur ulang,

Pilahlah sampah, jangan buang sembarangan.

Tanamlah pohon, hijaukan kembali bumi,

Lindungi alam, lestarikan kehidupan.

 

Mari bergandengan tangan, bersatu padu,

Melawan sampah, demi bumi yang indah.

Hiduplah bersih, sehat, dan bahagia,

Bersama alam, menuju masa depan cerah.

5 dari 5 halaman

Sampah Beracun, Ancaman Mematikan

Sampah beracun, bahaya tersembunyi,

Mengintai di setiap sudut negeri.

Limbah industri, mencemari tanah dan air,

Membunuh perlahan, tanpa suara dan air mata.

 

Racun merembes, meresap ke dalam tubuh,

Menyebabkan penyakit, merusak organ tubuh.

Kanker, cacat lahir, dan kematian,

Akibat ulah manusia, yang tak bertanggung jawab.

 

Oh, manusia, maukah kau merenung sejenak?

Sampah beracun adalah bom waktu yang siap meledak.

Ubahlah kebiasaanmu, hentikan pencemaran,

Demi bumi yang lestari, dan masa depan yang cerah.

 

Gunakan teknologi ramah lingkungan,

Kelola sampah dengan bijak dan bertanggung jawab.

Bersama-sama kita jaga bumi,

Dari bahaya sampah beracun yang mematikan.

 

Mari bergandengan tangan, bersatu padu,

Melawan pencemaran, demi bumi yang indah.

Hiduplah bersih, sehat, dan bahagia,

Bersama alam, menuju masa depan cerah.

 

Yuk, baca artikel contoh puisi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer