Sukses


Contoh Puisi Bertema Kemacetan Kota

Bola.com, Jakarta - Puisi bertema kemacetan kota adalah sebuah bentuk sastra yang menggambarkan realitas kehidupan di tengah-tengah kota yang padat penduduk dan infrastrukturnya yang tidak mampu menampung aktivitas manusia secara optimal.

Kemacetan menjadi satu di antara fenomena yang makin menghantui perkotaan, yang membuat penduduk merasa terjebak di dalamnya.

Puisi ini mencoba menggambarkan situasi dan perasaan yang dirasakan oleh individu-individu yang terjebak dalam kepadatan lalu lintas dan berjuang melawan waktu yang tak berhenti.

Dalam puisi ini, penulis menggunakan berbagai gaya, kata-kata, dan bahasa yang berbeda untuk membawa pembaca masuk ke pengalaman yang penuh  frustrasi, kebosanan, dan putus asa.

Para penyair menggunakan gambaran-gambaran konkret seperti kepadatan lalu lintas, suara klakson kendaraan, dan orang-orang yang saling memperebutkan ruang untuk mengekspresikan kekacauan dan keputusasaan yang dirasakan oleh masyarakat perkotaan.

Selain itu, penulis menggunakan metafora dan kiasan-kiasan sastra untuk mendalamkan pemahaman pembaca tentang keadaan yang dirasakan oleh individu-individu yang terjebak dalam kemacetan ini.

Berikut contoh puisi bertema kemacetan kota, Jumat (21/6/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Deru Kota

Dalam kemacetan kota yang tak pernah lelah,

Mobil-mobil berjajar rapat seperti senja yang bertemu matahari.

Bunyi klakson dan hiruk pikuk kehidupan,

Menyatu dalam lautan aspal yang tak pernah berhenti.

 

Pagi tiba dengan laju yang terbata-bata,

Seperti hati yang berdebar di antara gedung tinggi.

Kaki-kaki terburu-buru menginjak jalan,

Menantang waktu yang tak pernah mengerti lelah.

 

Di antara bangunan megah yang menjulang,

Ada cerita-cerita yang tersembunyi di balik atap besi.

Suara-suara berbisik dari tiap sela kehidupan,

Menanti ruang untuk berkisah dalam sunyi.

 

Oh, kemacetan kota yang merangkum segalanya,

Di dalammu terikat kisah manusia tentang hidup dan mati.

Meski terjebak di antara lampu merah yang bertahan,

Kita berbagi detik-detik yang tergadang dalam hening malam.

3 dari 5 halaman

Lautan Aspal

Di lautan aspal yang berdebu dan berisik,

Kota terbaring dalam kemacetan yang tiada henti.

Mobil-mobil bergerombol seperti pasukan yang tak bergerak,

Di jalur yang terbentang tanpa akhir dan hampa.

 

Pandangan terjebak di belakang kaca jendela,

Menyaksikan gerak tak berarti di depan mata.

Tiap bunyi klakson adalah desah rasa penat,

Di tengah lautan manusia yang mencari jalan.

 

Bangunan-bangunan menjulang tinggi,

Menyaksikan kita dari atas langit yang kabut.

Cerita-cerita terperangkap di antara dinding beton,

Menunggu saat untuk terlepas dalam keheningan.

 

Kota ini, sarang kemacetan dan irama tak beraturan,

Di mana waktu berhenti, dan hanya lautan aspal yang mengalir.

Dalam kemacetan ini kita menemukan kisah manusia,

Yang terjebak di antara lautan aspal yang tak pernah tidur.

4 dari 5 halaman

Menyatu dengan Waktu

Di tengah kemacetan yang merangkum waktu,

Kita menemukan arti sepi dalam hiruk pikuk.

Mobil-mobil berdesakan seperti lautan yang tak pernah tenang,

Di jalur yang terukir oleh kehidupan yang terburu-buru.

 

Klakson menjadi irama, lampu merah adalah tanda,

Di mana kita berhenti sejenak untuk mengatur nafas.

Waktu berputar di balik kaca jendela yang tergores debu,

Menyaksikan kisah-kisah kecil yang tak pernah terulang.

 

Bangunan-bangunan mengawasi perjalanan kita,

Seakan-akan menyimpan semua cerita yang pernah terjadi.

Tiap sudut kota menyimpan rahasia dan keinginan,

Yang bergerak bersama lautan aspal yang tak pernah diam.

 

Kemacetan kota, kita menyatu dalam irama waktu,

Di mana setiap langkah menemukan arti kehadiran.

Di antara kesibukan ini, kita mencari makna yang tersembunyi,

Dalam lautan aspal yang tak pernah lelah berjalan.

5 dari 5 halaman

Kota yang Terbelenggu

Kota terbelenggu dalam kemacetan yang merajalela,

Seperti tali yang mengikat langit dan bumi.

Mobil-mobil terjebak dalam gundukan logam dan kaca,

Menyusuri jalur yang terpaku oleh rutinitas tak terhindar.

 

Suara klakson adalah bahasa, lampu merah adalah sinyal,

Kita berdiam dalam waktu yang berputar tak beraturan.

Di balik jendela-jendela terdapat mata yang mencari makna,

Dalam kebisuan yang hanya terdengar di antara lautan aspal.

 

Bangunan-bangunan tinggi menjulang dalam diam,

Menjadi saksi bisu dari semua yang terjadi di bawahnya.

Kemacetan kota memeluk kita dalam hiruk pikuk dan sunyi,

Di mana kita terjebak di antara jaringan hidup yang tak pernah putus.

 

Kota ini, tempat di mana kita bertahan dan berbagi cerita,

Meski terbelenggu dalam kemacetan yang tak pernah selesai.

Di antara deru dan desah, kita mencari jalan keluar,

Dalam kota yang terbelenggu oleh waktu dan lautan aspal.

 

Yuk, baca artikel contoh puisi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer