Sukses


8 Penyebab Trombosit Rendah yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Penyebab trombosit rendah atau trombositopenia dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor medis.

Trombosit merupakan komponen darah yang penting untuk proses pembekuan darah yang efektif. Ketika jumlah trombosit dalam darah menurun di bawah batas normal, hal ini dapat menyebabkan risiko perdarahan yang meningkat.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan trombositopenia termasuk gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan trombosit secara salah, infeksi virus yang merusak produksi trombosit di sumsum tulang, atau bahkan efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu seperti kemoterapi.

Selain itu, faktor genetik dapat berperan dalam trombositopenia, seperti dalam kasus sindrom-sindrom genetik yang memengaruhi produksi atau fungsi trombosit.

Kekurangan nutrisi seperti vitamin B12 atau folat, yang diperlukan untuk produksi trombosit yang sehat, juga dapat menjadi penyebab. 

Tak hanya itu, kondisi tertentu seperti penyakit autoimun lainnya, kerusakan pada sumsum tulang, atau bahkan paparan radiasi dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit dalam darah.

Pemahaman mendalam terhadap penyebab-penyebab ini penting untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif terhadap trombositopenia. 

Berikut delapan penyebab trombosit rendah yang perlu diketahui, Selasa (2/7/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Penyebab Trombosit Rendah

1. Gangguan Autoimun

Gangguan autoimun, seperti purpura trombositopenik idiopatik (ITP), dapat menyebabkan tubuh menyerang dan menghancurkan trombosit secara salah.

Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi trombosit sebagai ancaman dan mulai menghancurkannya, mengakibatkan jumlah trombosit yang rendah dalam darah.

ITP sering ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa, dan bisa menyebabkan gejala seperti mudah memar, pendarahan pada gusi, atau bercak darah di kulit.

Pengobatan ITP biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, untuk mencegah penghancuran trombosit.

Dalam kasus yang lebih parah, terapi lain seperti immunoglobulin atau bahkan pengangkatan limpa (splenektomi) mungkin diperlukan untuk mengontrol kondisi ini.

Pemantauan rutin jumlah trombosit dan penyesuaian pengobatan penting untuk mengelola ITP secara efektif.

2. Infeksi Virus

Infeksi virus seperti demam berdarah, hepatitis, HIV, dan virus Epstein-Barr dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Virus-virus ini dapat langsung menginfeksi sel-sel yang memproduksi trombosit atau memicu respons imun yang menghancurkan trombosit.

Gejala infeksi virus dapat bervariasi, tetapi penurunan trombosit biasanya ditandai dengan gejala seperti demam, kelelahan, dan pendarahan yang tidak biasa.

Penanganan trombosit rendah akibat infeksi virus fokus pada pengobatan infeksi itu sendiri. Misalnya, pengobatan antivirus dapat membantu mengendalikan infeksi HIV, sementara cairan intravena dan pengobatan suportif digunakan untuk mengelola demam berdarah.

Pemantauan ketat jumlah trombosit dan tanda-tanda pendarahan juga penting selama fase pemulihan dari infeksi.

3 dari 5 halaman

Penyebab Trombosit Rendah

3. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu

Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, diuretik, dan obat kemoterapi, dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit. Obat-obatan ini mungkin mengganggu produksi trombosit di sumsum tulang atau meningkatkan penghancuran trombosit di dalam darah.

Gejala trombosit rendah akibat obat-obatan ini bisa termasuk memar yang mudah, pendarahan yang lama setelah luka kecil, dan pendarahan gusi.

Untuk mengatasi masalah ini, dokter mungkin perlu menghentikan atau mengganti obat yang menyebabkan trombosit rendah.

Dalam beberapa kasus, pengobatan tambahan mungkin diperlukan untuk meningkatkan jumlah trombosit, seperti transfusi trombosit atau penggunaan obat yang merangsang produksi trombosit.

Pasien harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan atau mengganti obat untuk memastikan pengelolaan yang aman dan efektif.

4. Kelainan Genetik

Beberapa kondisi genetik, seperti sindrom Wiskott-Aldrich dan sindrom May-Hegglin, dapat menyebabkan jumlah trombosit yang rendah sejak lahir. Kondisi-kondisi ini biasanya melibatkan mutasi genetik yang memengaruhi produksi atau fungsi trombosit.

Gejala kelainan genetik ini bisa meliputi pendarahan yang berlebihan, memar yang tidak wajar, dan masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan fungsi trombosit yang abnormal.

Pengelolaan kelainan genetik yang menyebabkan trombosit rendah sering kali memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter spesialis hematologi dan genetika.

Perawatan mungkin mencakup terapi medis untuk mengelola gejala dan komplikasi, serta pemantauan rutin jumlah trombosit.

Dalam beberapa kasus, transplantasi sumsum tulang mungkin dipertimbangkan sebagai pilihan pengobatan jangka panjang. 

4 dari 5 halaman

Penyebab Trombosit Rendah

5. Kondisi Medis Kronis

Penyakit kronis seperti sirosis hati dan penyakit ginjal kronis dapat memengaruhi produksi dan fungsi trombosit.

Pada sirosis hati, pembentukan jaringan parut di hati mengganggu produksi protein yang penting untuk pembentukan trombosit, sementara pada penyakit ginjal kronis, produk limbah yang menumpuk dalam darah dapat merusak trombosit.

Gejala yang terkait dengan trombosit rendah dalam kondisi ini bisa termasuk pendarahan yang mudah dan memar.

Perawatan kondisi medis kronis biasanya fokus pada mengelola penyakit yang mendasarinya untuk mengurangi dampaknya pada jumlah trombosit.

Untuk sirosis hati, ini mungkin melibatkan perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan dalam kasus yang parah, transplantasi hati.

Pengelolaan penyakit ginjal kronis mungkin mencakup dialisis dan obat-obatan untuk mengurangi beban pada ginjal. Pengawasan medis yang ketat diperlukan untuk memantau jumlah trombosit dan kesehatan keseluruhan pasien.

6. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi tertentu, terutama vitamin B12 dan folat, dapat mengganggu produksi trombosit di sumsum tulang.

Vitamin B12 dan folat penting untuk pembentukan sel-sel darah, termasuk trombosit. Kekurangan nutrisi ini dapat disebabkan oleh diet yang tidak seimbang, masalah penyerapan, atau kondisi medis tertentu.

Gejala kekurangan nutrisi yang memengaruhi trombosit bisa meliputi kelelahan, pusing, dan pendarahan yang mudah.

Mengatasi kekurangan nutrisi biasanya melibatkan suplementasi vitamin dan perubahan diet untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat.

Dalam beberapa kasus, pengobatan kondisi medis yang mendasari, seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn, diperlukan untuk memperbaiki penyerapan nutrisi.

Pemeriksaan darah rutin dapat membantu memantau status nutrisi dan jumlah trombosit untuk memastikan perawatan yang efektif.

5 dari 5 halaman

Penyebab Trombosit Rendah

7. Kehamilan

Trombosit rendah, atau trombositopenia gestasional, sering terjadi pada kehamilan, biasanya di trimester ketiga. Ini bisa disebabkan oleh peningkatan volume darah yang mengencerkan konsentrasi trombosit atau perubahan dalam sistem kekebalan tubuh yang memengaruhi produksi trombosit.

Meski kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala serius, pada beberapa wanita dapat menyebabkan pendarahan yang lebih mudah atau lebih lama.

Pemantauan jumlah trombosit selama kehamilan adalah bagian penting dari perawatan prenatal. Dokter biasanya akan memantau jumlah trombosit secara rutin dan memastikan bahwa trombosit rendah tidak menyebabkan komplikasi bagi ibu atau bayi.

Jika jumlah trombosit sangat rendah atau menimbulkan masalah, perawatan tambahan mungkin diperlukan, termasuk transfusi trombosit atau penggunaan obat-obatan yang meningkatkan produksi trombosit.

8. Sumsum Tulang yang Tidak Berfungsi

Gangguan pada sumsum tulang seperti leukemia atau anemia aplastik, dapat mengganggu produksi trombosit.

Leukemia adalah kanker darah yang memengaruhi sumsum tulang dan mengganggu produksi sel darah normal, sementara anemia aplastik adalah kondisi di mana sumsum tulang gagal memproduksi cukup sel darah.

Gejala yang terkait dengan sumsum tulang yang tidak berfungsi bisa termasuk kelelahan, infeksi berulang, dan pendarahan yang mudah.

Pengobatan gangguan sumsum tulang tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Untuk leukemia, perawatan mungkin mencakup kemoterapi, terapi radiasi, dan transplantasi sumsum tulang.

Anemia aplastik mungkin memerlukan transfusi darah, terapi imunosupresif, atau transplantasi sumsum tulang.

Pemantauan jumlah trombosit dan sel darah lainnya secara rutin adalah bagian penting dari perawatan pasien dengan gangguan sumsum tulang.

 

Yuk, baca artikel kesehatan lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer