Bola.com, Jakarta - Cerita rakyat Bali tentang Manik Angkeran dan Naga Besukih merupakan satu di antara legenda yang kaya akan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan.
Cerita rakyat ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Manik Angkeran yang terjerat dalam kebiasaan berjudi dan akhirnya harus menghadapi konsekuensi dari keserakahannya.
Baca Juga
Advertisement
Melalui pertemuannya dengan Naga Besukih, kisah ini menggambarkan bagaimana kebijaksanaan dan kasih sayang seorang ayah mampu mengubah perilaku buruk seorang anak.
Manik Angkeran, yang merupakan anak seorang pendeta bijaksana bernama Sidi Mantra, menjadi pusat dari cerita ini.
Ketika keserakahannya membawanya ke Gunung Agung untuk mencari harta, ia bertemu dengan Naga Besukih yang menjaga kekayaan alam tersebut.
Aksinya yang penuh ketamakan menyebabkan ia menerima hukuman yang berat, tetapi permohonan dan kebijaksanaan ayahnya menyelamatkannya dan memberinya kesempatan untuk berubah.
Penasaran seperti apa versi lebih lengkapnya cerita rakyat Manik Angkeran dan Naga Besukih dari Bali?
Berikut ini contoh cerita rakyat Bali: Manik Angkeran dan Naga Besukih, yang menarik dibaca, dikutip dari laman mtsn4sda.sch.id, Senin (8/7/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Contoh Cerita Rakyat Bali: Manik Angkeran dan Naga Besukih
Manik Angkeran dikenal memiliki otak yang suka berpikir. Suatu hari, Manik Angkeran melihat orang yang sedang berjudi dan menyabung ayam. Ia pun tertarik dan berpikir, "Mereka bisa dapat uang dari menyabung ayam dan berjudi. Tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan uang dan menjadi kaya".
Dengan pemikirannya itu, ia pulang dan memutuskan memecahkan celengannya untuk membeli ayam. Ia beli ayam yang paling besar dan kuat dari celengannya tersebut.
"Ayam ini pasti akan menghasilkan banyak uang untukku," ungkap Manik Angkeran dengan sangat bersemangat dan gembira.
Keesokan harinya, Manik Angkeran mulai menyabung ayam. Ia menang dan banyak uang. Manik Angkeran tentu sangat puas dengan hasil tersebut dan berniat akan melakukannya lagi esok hari.
Hanya saja di hari ketiga, nasib baik tidak didapati Manik Angkeran. Hari ketiga dan seterusnya, ayamnya sering kalah. Dalam sekejap, uang Manik Angkeran ludes tak tersisa. Ia bahkan harus berutang untuk membayar kekalahannya.
Hanya, itu tidak membuatnya jerah. Ia terus berjudi dan menyabung ayam.
"Hari ini memang kalah dan bahkan berutang. Namun, aku tidak akan menyerah sampai ayamku berhasil menang seperti dulu lagi," pikirnya bersemangat.
Dengan hobinya yang suka bermain judi dan sabung ayam, suatu hari ayahnya tahu perilaku anaknya itu. Apalagi Manik Angkeran kedapatan sering mencuri uang milik ayahnya. Ayah pun menasihati, "Anakku, berjudi dan menyabung ayam tidak akan membuatmu kaya. Justru menyabung ayam dan berjudi malah membuatmu semakin miskin. Berhentilah sebelum terlambat".
Manik Angkeran tidak peduli dengan nasihat ayahnya tersebut. Lambat laun, harta ayahnya habis untuk membayar utang Manik Angkeran. Ia pun merengek, "Ayah mereka akan membunuhku kalau aku tidak membayar utang. Jadi, tolonglah aku Ayah!"
Ayahnya pun menjawab, "Apa yang harus kulakukan untuk menolongmu sementara hartaku sudah habis tak bersisa karena engkau?"
Advertisement
Contoh Cerita Rakyat Bali: Manik Angkeran dan Naga Besukih
Sidhi Mantra pun berdoa dan memohon petunjuk sang dewa. Ia pun mendapat bisikan gaib, "Pergilah ke Gunung Agung dan temui Naga Besukih. Mintalah apa pun kepadanya untuk membayar utang–utang anakmu".
Sidhi Mantra bergegas menuju ke Gunung Agung dan menemui Naga Besukih. Naga Besukih bertanya, "Siapa kau? Untuk apa kau datang menemuiku?"
Sidhi Mantra menjawab, "Bantulah aku. Aku butuh uang untuk membayar utang anakku. Hartaku sudah habis, ia akan dibunuh jika tidak melunasi utang-utangnya. Ku mohon, tolong aku!"
Naga Besukih pun menyanggupi permintaan Sidhi Mantra. Ia masuk ke dalam goa dan keluar dengan membawa sejumlah emas dan batu permata. Sidhi Mantra senang, ia juga berterima kasih kepada Naga Besukih dan berpamitan untuk pulang.
Semua emas dan batu permata yang didapatkan dari Naga Besukih, diberikan semua kepada Manik Angkeran. "Pergilah dan lunasilah semua utangmu dengan emas dan batu permata ini. Ku rasa nilainya cukup".
Manik Angkeran mengangguk. Hanya saja anggukan itu bukan tanda bahwa Manik Angkeran akan melunasi utangnya dan berhenti berjudi. Ia masih saja melakukan perjudian hingga ia kembali merengek kepada ayahnya agar permintaannya dituruti.
"Ayah, maaf aku berutang lagi. Bahkan sekarang jumlahnya semakin besar. Tolonglah Aku, Ayah!"
Dengan tegas, Sidhi Mantra menjawab, "Aku sudah memberimu kesempatan dan berulang kali menolongmu. Kini aku sudah tidak bisa menolongmu lagi. Pergilah dan berusahalah sendiri!".
Contoh Cerita Rakyat Bali: Manik Angkeran dan Naga Besukih
Manik Angkeran bingung. Ia tak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi. Ia melamun cukup lama. Tiba–tiba, tercetus ide di otaknya untuk menjual genta kecil milik Ayahnya.
"Apakah genta ini laku jika aku jual?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia pun pergi ke pasar dan berniat menjual genta tersebut. Namun, pedagang yang juga teman dari Manik Angkeran, berkata bahwa genta tersebut adalah genta ajaib.
"Manik, genta ini adalah genta ajaib yang bisa digunakan memanggil Naga Besukih. Naga Besukih terkenal dapat memberikan kekayaan dan membantu mengatasi masalah orang–orang".
Manik Angkeran pun memiliki ide untuk menemui Naga Besukih. Ia bahkan menebak bahwa ayahnya mendapatkan harta sebelumnya dari Naga Besukih. Manik Angkeran melakukan perjalanan ke Gunung Agung.
Di sana, ia bertemu Naga Besukih dan bertanya, "Perkenalkan, namaku Manik putra dari Sidhi Mantra. Bisakah kau memberiku hartamu untuk ku gunakan melunasi utangku?"
Naga Besukih menjawab, "Banyak sekali utangmu. Kemarin ayahmu juga memintaku membayarkan utangmu. Namun, baiklah. Ini untuk terakhir kalinya. Aku akan membantumu".
Advertisement
Contoh Cerita Rakyat Bali: Manik Angkeran dan Naga Besukih
Manik Angkeran mendapatkan emas dan batu permata dari Naga Besukih. Namun, Manik Angkeran yang tamak memiliki niat jahat. Ia ingin menguasai semua harta Naga Besukih dan membunuh Naga Besukih saat itu juga. Ia melancarkan aksinya.
Ia menyabet tubuh Naga Besukih dan menghunusnya dengan pedang. Naga Besukih terluka dan tak menyangka bahwa Manik Angkeran melakukan semua itu. Naga Besukih yang marah lantas menyemburkan api dari mulutnya. Manik Angkeran ketakutan dan berusaha melarikan diri.
Namun, Naga Besukih dapat menangkapnya dengan mudah. Manik Angkeran pun terbakar api dan tubuhnya menjadi abu.
Di sisi lain, Sidhi Mantra yang kehilangan genta berusaha menyusul ke Gunung Agung karena firasatnya memang mengatakan kalau anaknya yang mengambil genta tersebut. Sesampainya di Gunung Agung, Sidhi Mantra melihat tubuh anaknya yang sudah menjadi abu.
Contoh Cerita Rakyat Bali: Manik Angkeran dan Naga Besukih
Naga Besukih menjelaskan apa yang terjadi kepada Sidhi Mantra. Namun, Sidhi Mantra memiliki satu permintaan, "Sudikah kau membantuku untuk menghidupkan anakku kembali? Jika ia, berikan dia kesempatan memperbaiki diri. Aku akan menuruti semua syarat darimu. Jika perlu, bantu aku untuk mendidiknya menjadi anak yang baik".
Naga Besukih yang tak tega dengan permintaan Sidhi Mantra, menyanggupi permintaan itu. Manik Angkeran yang sudah berwujud manusia kembali meminta maaf kepada ayahnya dan Naga Besukih.
Namun, ayahnya berkata bahwa Manik Angkeran tidak boleh pulang dengannya. Ia harus tinggal bersama Naga Besukih yang akan mendidiknya. Sidhi Mantra mengeluarkan tongkat. Ia membuat garis yang memisahkan antara dirinya dengan sang anak.
Garis tersebut mengeluarkan air dan lama-kelamaan airnya menjadi deras. Gunung Agung pun terpisah dari sekitarnya dan genangan air tersebut kini dikenal sebagai Selat Bali yang memisahkan antara Pulau Bali dan Pulau Jawa.
Â
Sumber: mtsn4sda.sch.id
Dapatkan artikel contoh cerita rakyat berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement