Bola.com, Jakarta - Teks monolog adalah sebuah karya seni yang menghadirkan pengungkapan pikiran dan perasaan seorang karakter melalui kata-kata.
Berbeda dengan dialog yang melibatkan percakapan antarkarakter atau tokoh, monolog merupakan ungkapan diri yang disampaikan secara mandiri.
Baca Juga
Advertisement
Keunikan inilah yang menjadikan teks monolog sebagai media yang powerful untuk mengeksplorasi berbagai tema dan emosi.
Teks monolog bukan hanya tentang rangkaian kata-kata yang indah. Teks monolog bagaikan kanvas kosong yang siap dilukis dengan berbagai tema dan emosi. Dari kisah cinta yang menggebu hingga tragedi yang memilukan, semua dapat dituangkan dalam monolog.
Untuk menghidupkan monolog, diperlukan keterampilan dan penghayatan yang mendalam dari sang aktor. Gestur, intonasi, dan ekspresi wajah menjadi kunci untuk menyatukan kata-kata dengan emosi sehingga pesan yang tersampaikan terasa lebih nyata dan menyentuh hati.
Ya, monolog memungkinkan karakter untuk mengungkapkan sisi terdalam dirinya, mengungkapkan rahasia yang terpendam, dan menjelajahi berbagai aspek psikologisnya.
Teks monolog dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seni, seperti drama, puisi, film, dan bahkan musik. Untuk membantumu memahami apa itu teks monolog, bisa mencermati beberapa contohnya pada artikel di bawah hingga selesai.
Berikut lima contoh teks monolog yang bisa dijadikan referensi belajar, Selasa (9/7/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sahabat, Aku Terima Keadaanmu
Aku masih ingat pagi itu, di mana ada seorang anak manusia yang termenung dan diam sesaat ia terbangun dari tidur pulasnya. Anak tersebut sama sekali tak melakukan apa pun, selain melamun dan juga terdiam. Tubuhnya pun hanya disandarkan pada tumpukan bantal yang disusun tinggi.
Sampai pada akhirnya, anak tersebut mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. Namun, pandangan matanya tetap saja kosong. "Hari ini aku sangat malas untuk sekolah. Hari ini, aku benar-benar merasa tidak sanggup lagi untuk bersekolah." Ia pun menarik napas sejenak kemudian kembali berbicara.
"Aku sangat malu pada teman-teman, mengapa aku selalu berbeda dari mereka. Apa karena aku jelek, atau apa karena aku miskin sehingga terlihat tak sama seperti mereka."
"Aku sangat membenci keadaan ini, tetapi aku juga tidak bisa pergi seenaknya. Masih ada orang yang harus aku bahagiakan karena mereka mencintaiku dengan tulus. Air mata pun menetes secara perlahan."
"Aku tidak akan pernah rela jika harus meninggalkan orang-orang yang menyayangiku karena mereka lah aku dapat merasakan cinta yang tulus." Sambil mengusap air matanya yang sedang menetes. "Oke. sekarang aku sadar, cinta membuat harta dan gelar tidak ada apa-apanya."
"Oke, aku akan sekolah saja, dan aku tidak akan perduli dengan keadaan ini, masih banyak orang yang harus aku bahagiakan." Tersenyum sambil mengusap air mata dan kemudian bergegas untuk siap-siap menuju sekolah.
Advertisement
Kaos Kaki Bolong
Laki-laki yang berada di pojok itu berdiri, kemudian ia menatap ke seluruh penjuru di ruangan itu, tatapan dari lirikannya terlihat penuh dengan misteri.
"Kenapa kalian semua memandangi aku seperti itu? Memangnya aku ini apa hah? Tontonan?"
"Aku ini bukan barang antik yang sedang dipajang di etalase. Aku juga bukan bintang film murahan koleksi para cukong, apalagi doger monyet yang disuruh buat ngamen di pasar malam!"
"Oh, atau kali kalian suka ya sama aku, ngaku saja? Ayo mengaku saja! Jangan munafik deh, tuh kan kalian suka."
MELUDAH
"Cuih! Tidak, tidak! Kalian tak pernah menyukaiku, kalian tukang penjilat, kalian pembual besar. Kerjaannya cuma memeras, bisanya hanya menyalahkan setiap kebijakan yang capek-capek dibuat orang."
"Padahal, kalian sendiri juga tak becus untuk memperbaiki ataupun menyusun kebijakan baru. Dasar beo, luh!"
(Terdengar suara drumband, mata laki-laki itu pun melirik dengan liarnya)
"Apa kalian juga mendengar suara aneh itu?"
(Bunyi drumband itu pun semakin jelas. Laki-laki itu menjadi gelisah dan dihantui dengan adanya suara tersebut. Dengan rasa takutnya pun ia kemudian mengambil kain batik untuk menutupi tubuhnya sambil mengatakan:
"Oh, tidak. Tidak! Aku tak pernah menyuruhnya. Betul! Tanyakan saja kepada mereka yang telah mengenal aku lebih jauh."
Demokrasi
Saya sangatlah mencintai demokrasi. Namun, apalah daya, saya hanyalah rakyat biasa yang tak bertampang seperti pejuang, apalagi seperti pahlawan. Selain itu, wajah saya tak akan mungkin dimuat di dalam koran. Wajah saja tak dikenali oleh banyak orang. Perjuangan yang saya lakukan mungkin hanya sebatas tingat RT saja.
Walaupun hanya setingkat RT, demokrasi di tempat saya sangatlah indah. Hal ini bisa dilihat dari sikap semua warga yang bisa memaknai serta mengamalkan demokrasi tanpa merasa terpaksa.
Saat ada gerakan antidemokrasi muncul, para warga bersemangat untuk menyelesaikannya dengan damai. Kadang kala, saya diminta oleh para warga untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ya, hal ini sebagai wujud rasa hormat mereka kepada saya karena terpilih sebagai pemimpin mereka. Itu pun berdasarkan hasil demokrasi, ya.
Saya bangga bisa menjadi bagian kecil dari rakyat Indonesia yang menegakkan demokrasi. Walaupun hanya setingkat RT saja, saya tetap bahagia. Ah, andai saja seluruh wilayah di Indonesia bisa memiliki sifat demokrasi yang sama seperti di RT tempatku tinggal, pasti keadaan negara akan aman dan damai.
Advertisement
Bersihkan Sekolah
Ada seorang siswa yang termenung di bangku depan sekolah. Sambil memandangi lingkungan sekolah, ia berbicara sendiri.
"Bagaimana sekolahku bisa maju? sedangkan lingkungan sekolahku saja belum terawat sepenuhnya? apa yang harus aku lakukan?" Siswa itu pun berpikir sejenak.
"Ah, aku sudah tahu caranya. Aku akan menemui guruku untuk mengajaknya musyawarah agar bisa membersihkan lingkungan sekolah? Mungkin sekolah ini bisa mengadakan kegiatan Jumat bersih."
Ibuku yang Tercinta
Rasa ini akan tetap sama dan tak akan berubah, Ibu. Semua rasa cinta serta ketulusanmu, semuanya tidak akan pernah terlihat sederhana bagi diriku. Engkau selalu tulus dan menganggap bahwa semua hal itu terlihat sederhana.
Senja yang ada di ujung barat itu selalu menjadi milik kita berdua. Saat itulah kita bisa menggenapkan waktu menuju malam yang sarat akan harmoni. Bukankah begitu kelihatannya? Seperti itulah arti dirimu untukku Bu, kau bagaikan senja yang hanya tercipta untukku.
Hal lain yang selalu menjadi sumber kebahagiaanku adalah fajar yang ada di ujung timur sana. Fajar itu pun akan selalu jadi milik kita bersama kan Ibu? Ketika fajar membangkitkan sinar terang benderang untuk membuatkan kita lupa akan gelapnya malam yang berselimut kabut kedamaian. Seperti fajar, engkaulah sosok yang mampu menerbitkan sinar yang terang saat duniaku terasa gelap.
Mengapa semua hal itu terasa sangat indah saat dilalui bersamamu? Kau tahu Ibu, dari semua hal yang ada di dunia ini, aku lebih suka untuk selalu duduk di sampingmu. Menceritakan tentang hal tentang apa saja yang telah ku lalui. Bagiku, hal sederhana ini jauh lebih menenangkan dibandingkan dengan mendengarkan alunan musik yang damai.
Ibu, lihatlah anakmu ini. Aku ingin sekali menjadi sosok yang terbaik di dalam hidupmu. Ibu, aku berjanji akan selalu menjadi seseorang yang bisa engkau banggakan. Ibu, anakmu ini ingin sekali selalu berada di sampingmu untuk selamanya. Aku sayang Ibu.
Dapatkan artikel contoh teks monolog berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement