Sukses


7 Penyebab Cegukan Terus-menerus yang Perlu Diketahui

Bola.com, Jakarta - Cegukan adalah kondisi umum yang sering dialami oleh banyak orang, biasanya berlangsung hanya beberapa menit dan kemudian hilang dengan sendirinya. Namun, cegukan yang terus-menerus atau berlangsung lama bisa menjadi masalah yang mengganggu dan mengkhawatirkan.

Memahami penyebab cegukan yang berkepanjangan penting untuk menentukan cara yang tepat untuk mengatasinya dan mencegahnya terjadi kembali di masa depan.

Cegukan terjadi karena kontraksi tiba-tiba dari diafragma, yang kemudian menyebabkan pita suara menutup secara cepat dan menghasilkan suara khas "ceguk".

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan cegukan terus-menerus. Satu di antaranya adalah iritasi atau gangguan pada saraf frenikus atau saraf vagus, yang mengontrol pergerakan diafragma.

Cegukan yang terus-menerus tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebabnya dan mencari penanganan yang tepat jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam.

Dengan memahami berbagai faktor yang memicu cegukan, kamu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi kondisi ini. 

Berikut tujuh penyebab cegukan terus-menerus yang perlu diketahui, Senin (15/7/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Cegukan Terus-menerus

1. Gangguan pada Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf pusat, seperti cedera otak, stroke, atau tumor otak, dapat menjadi penyebab cegukan terus-menerus.

Cegukan terjadi karena adanya rangsangan atau gangguan pada saraf frenikus atau saraf vagus, yang mengontrol diafragma. Ketika area otak yang mengatur refleks cegukan terganggu, ini dapat memicu episode cegukan yang berkepanjangan.

Kerusakan pada saraf akibat penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis atau penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan cegukan kronis.

Kondisi ini memerlukan diagnosis dan penanganan medis yang tepat untuk mengendalikan gejala cegukan serta mengatasi penyebab mendasar yang lebih serius.

2. Masalah Pencernaan

Gangguan pencernaan, seperti refluks asam lambung (GERD), gastritis, atau tukak lambung, sering kali dikaitkan dengan cegukan terus-menerus.

Asam lambung yang naik ke esofagus dapat mengiritasi saraf frenikus atau vagus, yang kemudian memicu refleks cegukan. Kondisi ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti nyeri ulu hati, rasa asam di mulut, dan mual.

Pengobatan masalah pencernaan dapat membantu mengurangi frekuensi cegukan. Mengubah pola makan, menghindari makanan pedas dan berlemak, serta tidak makan dalam porsi besar dapat membantu mengurangi iritasi pada saluran pencernaan.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan antasid atau inhibitor pompa proton mungkin diperlukan untuk mengendalikan asam lambung.

3. Penggunaan Obat-obatan

Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan cegukan sebagai efek samping. Obat-obatan seperti steroid, barbiturat, dan obat kemoterapi diketahui dapat memengaruhi sistem saraf atau pencernaan dan memicu cegukan.

Selain itu, obat-obatan yang memengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti diuretik, juga dapat menjadi penyebab cegukan terus-menerus.

Jika kamu mengalami cegukan yang berkepanjangan setelah memulai pengobatan baru, konsultasikan dengan dokter. Mereka mungkin menyarankan penyesuaian dosis atau mengganti obat dengan alternatif yang tidak menyebabkan cegukan.

Pemantauan ketat terhadap efek samping obat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

3 dari 4 halaman

Penyebab Cegukan Terus-menerus

4. Konsumsi Alkohol dan Makanan Tertentu

Konsumsi alkohol berlebihan dan makanan tertentu dapat memicu cegukan. Alkohol dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan meningkatkan asam lambung, yang pada gilirannya dapat mengiritasi saraf frenikus dan vagus.

Selain itu, makanan pedas, berkarbonasi, atau sangat panas dan dingin dapat memicu refleks cegukan.

Menghindari alkohol dan makanan pemicu cegukan dapat membantu mengurangi frekuensi dan durasi episode cegukan. Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, makan perlahan, dan menghindari makanan yang terlalu panas atau dingin juga dapat membantu.

Jika cegukan terus-menerus berlanjut, meski telah menghindari pemicu tersebut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

5. Stres dan Kecemasan

Stres dan kecemasan dapat memengaruhi sistem saraf dan memicu cegukan. Saat seseorang mengalami stres atau kecemasan, tubuh melepaskan hormon stres yang dapat mempengaruhi fungsi saraf dan otot, termasuk diafragma. Ini dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkontrol dan menghasilkan cegukan.

Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, serta mencegah cegukan.

Jika stres dan kecemasan menjadi masalah yang berkelanjutan, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Mengelola kesehatan mental secara keseluruhan dapat berdampak positif pada frekuensi cegukan.

4 dari 4 halaman

Penyebab Cegukan Terus-menerus

6. Penyakit Metabolik

Penyakit metabolik seperti diabetes, gangguan elektrolit, atau gagal ginjal dapat menyebabkan cegukan terus-menerus.

Ketidakseimbangan elektrolit, seperti rendahnya kadar kalium, natrium, atau kalsium, dapat memengaruhi fungsi saraf dan otot, termasuk yang mengontrol diafragma. Selain itu, akumulasi zat beracun dalam tubuh akibat gagal ginjal dapat mengiritasi saraf dan menyebabkan cegukan.

Penanganan penyakit metabolik yang tepat penting untuk mengendalikan cegukan. Ini mungkin melibatkan pengaturan diet, pengobatan untuk mengontrol kadar elektrolit, dan perawatan khusus untuk kondisi medis yang mendasarinya.

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu mengembangkan rencana perawatan yang sesuai.

7. Pembedahan dan Anestesi

Prosedur pembedahan dan penggunaan anestesi umum dapat memicu cegukan, terutama jika melibatkan area dada atau perut.

Selama pembedahan, saraf frenikus atau vagus dapat teriritasi atau rusak, menyebabkan cegukan yang berlangsung lama setelah operasi. Anestesi umum juga dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan memicu refleks cegukan.

Jika cegukan terjadi setelah pembedahan, bicarakan dengan dokter bedah atau anestesiologis. Mereka dapat memberikan perawatan untuk meredakan cegukan, seperti obat-obatan atau terapi fisik.

Pemantauan dan penanganan cegukan pascaoperasi penting untuk memastikan pemulihan yang nyaman dan menghindari komplikasi lebih lanjut. 

 

Yuk, baca artikel penyebab lainnya dnegan mengeklik tautan ini.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer