Bola.com, Jakarta - Publik punya ekspektasi tinggi untuk kontingen Indonesia meraih emas di cabang olahraga panjat tebing pada Olimpiade 2024 Paris.
Pasalnya dari empat atlet panjat tebing Indonesia yang mentas di Olimpiade 2024, semuanya punya prestasi menakjubkan.
Baca Juga
Advertisement
Keempatnya adalah Rajiah Salsabillah, Desak Made Rita Kusuma Dewi, Veddriq Leonardo, dan Rahmad Adi Mulyono. Rajiah dan Desak Made merupakan andalan di nomor speed putri.
Sementara Veddriq dan Rahmat Adi tumpuan untuk nomor speed putra. Dua nomor ini melahirkan harapan, Indonesia maksimal bisa meraih dua emas dari cabor panjat tebing Olimpiade 2024.
"Saya tidak akan bicara soal berapa kemungkinan medali emas yang kita raih," kata Hendra Basir selaku pelatih panjat tebing Indonesia saat dihubungi Bola.com pada Rabu (17/07/2024) pagi WIB.
"Namun secara probability kita ada di jalur persaingan emas di dua nomor itu. Karena kita punya kualitas untuk meraihnya," tambahnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesalahan Kecil Bisa Dibayar Mahal
Namun Hendra Basir mengingatkan pada olahraga panjat tebing, kesalahan kecil saja bisa dibayar mahal. Apalagi tekanan persaingan di Olimpiade 2024 bakal sangat tinggi.
"Secara hitung-hitungan kita, ada tujuh atlet yang punya kans meraih medali emas di nomor speed putri, sementara sembilan untuk speed putra," kata Hendra Basir.
"Namun empat atlet kita sama-sama masuk kategori untuk persaingan medali emas," tambahnya.
Advertisement
Catatan Waktu
Sebagai gambaran persaingan, untuk kategori speed putri, rekor catatan waktu dipegang oleh atlet Polandia, 6,24 detik.
Sementara atlet Indonesia, Desak Made punya personal best 6,33 detik. Adapun rekor untuk speed putra milik atlet Amerika Serikat, 4,79 detik.
Nah Veddriq punya personal best 4,83 detik. "Saat Olimpiade, angka-angka ini sudah tidak jadi patokan. Nanti tinggal di pertandingan bakal seperti apa," kata Hendra Basir.
"Kesalahan kecil bisa fatal, goyang tumpuan saja bisa mengurangi sepersekian detik," lanjutnya.