Bola.com, Jakarta - Nyeri pada leher bagian belakang adalah masalah yang sering dialami banyak orang, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta kualitas hidup.
Sakit leher ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari gaya hidup, kebiasaan buruk, hingga kondisi medis tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Faktor-faktor seperti posisi tidur yang salah, penggunaan gadget yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, kecelakaan atau trauma, dan penyakit degeneratif juga akan diulas secara mendalam.
Dengan mengetahui penyebab-penyebab ini, diharapkan para penderita dapat lebih waspada dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari atau mengurangi nyeri leher.
Jika nyeri leher berlanjut atau makin parah, segeralah berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Berikut ini beberapa penyebab leher belakang sakit yang perlu diketahui, Kamis (18/7/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Leher Belakang Sakit
1. Postur Tubuh yang Buruk
Postur tubuh yang buruk, terutama saat duduk atau bekerja di depan komputer, dapat menyebabkan ketegangan pada otot leher. Kebiasaan seperti membungkuk atau tidak mendukung punggung dengan baik dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot dan akhirnya nyeri pada leher.
Penggunaan ponsel yang berlebihan dengan posisi kepala menunduk juga berkontribusi pada masalah ini.
Postur tubuh yang buruk menyebabkan otot leher bekerja lebih keras untuk menopang kepala, yang dapat menyebabkan kelelahan otot dan rasa sakit.
Membiasakan diri untuk duduk dengan postur yang baik, menggunakan kursi yang ergonomis, dan sering melakukan peregangan dapat membantu mengurangi ketegangan pada leher dan mencegah nyeri.
2. Cedera Otot atau Ligamen
Cedera pada otot atau ligamen leher, yang sering disebut sebagai strain atau sprain, dapat terjadi akibat aktivitas fisik yang berlebihan, olahraga, atau kecelakaan. Peregangan atau robekan kecil pada otot atau ligamen dapat menyebabkan nyeri, kekakuan, dan pembengkakan di leher.
Strain dan sprain sering terjadi ketika otot atau ligamen leher dipaksa bekerja di luar kapasitas normalnya, seperti mengangkat beban yang terlalu berat atau gerakan mendadak.
Penting untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan memperhatikan teknik yang benar saat melakukan aktivitas fisik untuk mencegah cedera pada leher.
3. Stres dan Ketegangan Emosional
Stres dan ketegangan emosional dapat menyebabkan otot-otot leher menjadi tegang dan kaku. Ketika seseorang mengalami stres, otot-otot di tubuh, termasuk di leher, cenderung berkontraksi sebagai respons alami tubuh.
Jika ketegangan ini berlangsung lama, bisa menyebabkan nyeri kronis pada leher bagian belakang.
Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan pada otot leher. Penting juga untuk mengambil waktu istirahat secara berkala selama aktivitas yang menegangkan untuk mencegah akumulasi ketegangan.
Advertisement
Penyebab Leher Belakang Sakit
4. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis seperti arthritis, herniated disc, atau spinal stenosis dapat menyebabkan nyeri leher. Arthritis menyebabkan peradangan pada sendi leher, sedangkan herniated disc atau spinal stenosis melibatkan kompresi saraf di tulang belakang, yang bisa menyebabkan nyeri yang menjalar ke lengan.
Diagnosis yang tepat oleh profesional kesehatan diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi medis yang mendasari nyeri leher. Perawatan mungkin termasuk obat antiinflamasi, fisioterapi, atau dalam beberapa kasus, pembedahan.
5. Posisi Tidur yang Salah
Posisi tidur yang salah atau penggunaan bantal yang tidak sesuai dapat menyebabkan nyeri leher. Tidur dengan bantal yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan leher berada dalam posisi yang tidak alami selama beberapa jam, yang dapat mengakibatkan ketegangan otot dan nyeri.
Menggunakan bantal yang mendukung lekuk alami leher dan menjaga posisi tidur yang netral dapat membantu mencegah nyeri leher.
Pilihan kasur yang tepat juga berperan penting dalam memastikan tulang belakang tetap sejajar selama tidur.
6. Penggunaan Gadget yang Berlebihan
Penggunaan gadget seperti ponsel dan tablet dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri leher, sering disebut sebagai "text neck". Posisi kepala yang terus-menerus menunduk saat melihat layar gadget menyebabkan ketegangan pada otot leher.
Untuk mengurangi risiko text neck, penting untuk memperhatikan postur saat menggunakan gadget dan mengambil istirahat secara berkala. Mengangkat gadget ke tingkat mata dan melakukan peregangan leher secara teratur dapat membantu mencegah nyeri.
Penyebab Leher Belakang Sakit
7. Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan otot-otot leher menjadi lemah dan kurang fleksibel, yang membuatnya lebih rentan terhadap cedera dan nyeri. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot, termasuk otot-otot leher.
Olahraga ringan seperti berjalan, berenang, atau yoga dapat membantu menjaga kesehatan otot dan mencegah nyeri leher. Latihan peregangan dan penguatan khusus untuk otot leher juga bisa bermanfaat.
8. Kecelakaan atau Trauma
Kecelakaan, seperti kecelakaan mobil atau jatuh, dapat menyebabkan cedera pada leher seperti whiplash. Whiplash terjadi ketika kepala bergerak secara tiba-tiba ke depan dan ke belakang, menyebabkan kerusakan pada otot, ligamen, dan jaringan lunak di leher.
Cedera akibat kecelakaan memerlukan evaluasi medis yang menyeluruh untuk menentukan tingkat kerusakan dan pengobatan yang diperlukan. Terapi fisik dan penggunaan penopang leher mungkin diperlukan untuk pemulihan.
9. Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif seperti degenerative disc disease (DDD) dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang leher, yang mengakibatkan nyeri kronis. DDD terjadi ketika cakram tulang belakang mengalami kerusakan atau degenerasi seiring waktu, menyebabkan nyeri dan kekakuan di leher.
Pengelolaan penyakit degeneratif biasanya melibatkan kombinasi pengobatan, terapi fisik, dan perubahan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Pembedahan mungkin diperlukan dalam kasus yang parah.
Yuk, baca artikel penyebab lainnya dengan mengeklik tautan ini.
Advertisement