Bola.com, Paris - Di tengah hiruk-pikuk upacara pembukaan Olimpiade 2024 Paris, pejudo Irak dinyatakan positif doping karena menggunakan dua steroid anabolik berdasarkan pernyataan dari Badan Pengujian Internasional (ITA).
Kantor berita Amerika Serikat, Associated Press (AP), menurunkan artikel berjudul "Tes doping positif pertama di Olimpiade Paris adalah pejudo Irak yang menggunakan steroid anabolik" pada Sabtu (27/7/2024) dini hari WIB, atau berbarengan dengan opening ceremony Olimpiade 2024.
Advertisement
Kasus doping itu menjadi yang pertama di Olimpiade 2024, dan diumumkan hanya beberapa jam sebelum upacara pembukaan dimulai di Sungai Seine, Paris.
Atlet Irak terbukti doping itu adalah Sajjad Sehen, pejudo berusia 28 tahun yang baru pertama kali lolos ke Olimpiade. Dia disebut positif memakai metandienone dan boldenone dalam sampel yang diambil di Paris pada 23 Juli 2024.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penjelasan
Menurut NHS, steroid anabolik adalah obat buatan yang meniru efek hormon testosteron pria. Obat ini memiliki kegunaan medis yang terbatas dan tidak sama dengan kortikosteroid, jenis obat steroid lain yang lebih umum diresepkan.
Adapun metandienone adalah obat yang digunakan secara non-medis untuk tujuan peningkatan fisik dan kinerja.
Badan Anti-Doping Amerika Serikat (USADA) menarasikan boldenone yang awalnya dikembangkan untuk penggunaan di bidang hewan tetapi kemudian menjadi salah satu obat peningkat performa yang paling umum dan dinyatakan positif dikonsumsi atlet dalam olahraga.
Advertisement
Harusnya Bermain Pekan Depan
Sajjad Sehen dijadwalkan akan bermain dalam kelas 81kg putra cabang olahraga (cabor) judo Olimpiade Paris pada 30 Juli 2024.
ITA mengungkapkan bahwa untuk sementara waktu, Sajjad Sehed diskors dari cabor judo Olimpiade 2024 sembari menunggu kasus disiplin yang diproses.
Tidak Boleh Ngapa-ngapain
"Ini berarti bahwa atlet tersebut dicegah untuk berkompetisi, berlatih, melatih, atau berpartisipasi dalam kegiatan apa pun selama Olimpiade," kata ITA dinukil dari AP.
Sebelumnya, program anti-doping ITA di Olimpiade Tokyo 2020 menemukan enam kasus dari 6.200 sampel yang diambil.
Sumber: AP
Advertisement