Bola.com, Paris - Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, tersingkir dari bulutangkis Olimpiade 2024 setelah tanpa kemenangan dalam tiga laga di fase grup. Apriyani Rahayu berharap dirinya bisa bangkit dan menemukan jalan untuk lolos ke Olimpiade 2028 yang akan digelar di Los Angeles.
Apriyani/Siti Fadia menutup kiprahnya di Olimpiade 2024 dengan menelan kekalahan ketiga saat menghadapi ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, dengan skor 18-21 dan 9-21.
Advertisement
Kekalahan ini membuat Apriyani/Siti Fadia tersingkir tanpa kemenangan di Olimpiade 2024. Dalam dua laga sebelumnya, Apriyani/Siti Fadia kalah dari pasangan Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, dengan skor 22-24 dan 15-21, dan kemudian kalah 12-21 dan 22-24 dari pasangan China, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Harus tersingkir begitu cepat dengan catatan yang buruk di Olimpiade 2024, Apriyani Rahayu jelas merasa kecewa.
Atlet yang berhasil meraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo bersama Greysia Polii itu berharap bisa bangkit dan kembali tampil di Olimpiade pada 2028 yang akan digelar di Los Angeles, Amerika Serikat.
"Sekiranya kami bisa punya kesempatan lagi di Olimpiade 2028," ujar Apriyani Rahayu dalam keterangannya setelah kekalahan dari ganda putri Malaysia di laga terakhir Grup A Olimpiade 2024.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sedih Tersingkir Cepat
Sementara itu, Siti Fadia tak bisa menutupi rasa sedihnya karena harus melewati tiga pertandingan di Olimpiade 2024 tanpa sekali pun meraih kemenangan.
Dengan usia yang masih muda, Siti Fadia pun berharap bisa kembali tampil di Olimpiade suatu saat nanti.
"Pastinya kami sedih. Rasanya sedih dan kecewa, karena dalam tiga pertandingan, kami kalah semua. Namun, saya juga bersyukur bisa tampil di Olimpiade. Saya akan terus berproses untuk ke depannya," ujar Siti Fadia.
"Pelajaran yang paling berharga banget untuk saya, terutama karena ini Olimpiade pertama saya. Perjalanan ke sini tidak mudah, sempat naik dan turun, sempat cedera, banyak perjuangan yang kami lewati dan pastinya pembelajaran paling berharga untuk terus berproses," lanjutnya.
Advertisement
Semuanya Berbeda dengan 2020
Tersingkir begitu cepat dari Olimpiade 2024 di Paris, padahal berstatus peraih medali emas di Olimpiade 2020, Apriyani Rahayu menegaskan semua hal berbeda dalam dua edisi ini.
Bahkan ketika memulai kiprah di Paris 2024, Apriyani sudah termotivasi untuk tidak memikirkan keberhasilan pada 2020.
"Saya pribadi sudah tidak mau lagi membawa apa yang saya raih di Tokyo. Saya main dengan partner baru, harus berubah secara mentalitas. Itu motivasi saya," ujar Apriyani.
"Semua jelas berbeda, partner berbeda, pola yang berbeda, dengan perjalanan kami yang sangat berbeda. Kami sedih banget hari ini, kecewa hari ini, banyak pelajaran yang kami ambil dan petik untuk ke depannya," lanjutnya.