Bola.com, Jakarta - Gregoria Mariska Tunjung mengaku bangga memakai seragam khusus untuk atlet yang naik podium. Gregoria mengenakan seragam tersebut saat menerima mendali perunggu di Olimpiade Paris 2024, Senin (5/8/2024).
Seragam khusus ini khusus oleh desainer kenamaan Indonesia yang telah mendunia, Didit Hediprasetyo. Seragam podium ini memiliki desain yang berbeda dengan yang digunakan atlet saat pelepasan di Istana Merdeka maupun yang dipakai sehari-hari selama Olimpiade Paris 2024.
Advertisement
“Pastinya senang sekali jadi atlet pertama yang pakai ini di podium. Bagus banget, suka dengan aksen Merah Putih di lengan kiri,” ungkap Gregoria, melalui rilis dari NOC, Selasa (6/8/2024).
Seragam khusus podium Tim Indonesia ini terdiri dari warna dominan merah dan putih, dengan lambang Garuda Pancasila berada dalam perisai lingkaran berlatar belakang hitam yang ditempatkan di sisi kiri dada.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Inspirasi dari Lalu Berkibarlah Benderaku
Seragam khusus ini juga masih mengambil inspirasi dari lagu nasional "Berkibarlah Benderaku" ciptaan Ibu Sud yang mencerminkan nasionalise dan kecintaan terhadap indentitas negara Indonesia, bendera Merah Putih.
Gregoria Mariska menjadi atlet pertama Tim Indonesia yang meraih medali di Olimpiade Paris 2024. Tim Indonesia masih menyisakan delapan atlet yang masih berjuang untuk meraih medali demi menjaga Merah Putih di panggung olahraga tertinggi dunia.
“Terima kasih kepada Mas Didit yang sudah mendesain seragam ini. Warnanya bagus dan sangat bangga pakai ini di podium. Saya yang biasanya tidak suka pakai baju warna cerah, karena biasanya bajunya warna hitam semua, senang sekali pakai baju ini,” imbuhnya.
Advertisement
Sangat Disayangkan
Sebelumnya, Gregoria Mariska Tunjung buka suara terkait pencapaian tim bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2024 Paris.
Untuk pertama kalinya sejak 2012, tim bulutangkis Indonesia gagal meraih medali emas. Bahkan parahnya, hanya medali perunggu yang bisa didapatkan di Olimpiade 2024.
Gregoria menjadi satu-satunya pebutulangkis Indonesia yang bisa mempersembahkan medali di Olimpiade 2024. Jorji, panggilannya, dikalungi medali perunggu.
"Sejujurnya mungkin secara hasil, sangat disayangkan. Tapi karena saya melihat banget selama tur terakhir di World Tour, sebelum Olimpiade 2024," ujar Gregoria.
"Kakak-kakak senior, semuanya, persiapan sangat hebat. Kami latihan dalam sehari itu bisa tiga kali, yang biasanya kami terkadang latihan dua kali dan jamnya kami putar-putar."
"Terkadang bisa latihan pada malam hari, terkadang pada pagi hari. Terkadang yang biasanya pada siang kami tidur, ini kami latihan. Sebab, menyesuaikan karena kami tidak tahu bermain jam berapa di Olimpiade 2024."
"Semua sektor dari tunggal putri, tunggal putra, ganda campuran, ganda putri, dan ganda putra persiapannya sangat baik sejujurnya," imbuh pebulutangkis berusia 24 tahun ini.
Faktor Ketegangan dan Tekanan
"Cuma mungkin ada faktor-faktor, ada ketegangan atau ada pressure yang mereka harus lawan. Jadi, mungkin itu sih," ungkap Gregoria.
"Tapi, saya sangat mengapresiasi juga dengan kerja keras yang sudah dilalui oleh kakak-kakak semuanya," ucap Gregoria, yang mendapatkan medali perunggu Olimpiade 2024 setelah Carolina Marin mengundurkan diri.
Mayoritas pebulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris bahkan rontok di penyisihan grup. Anthony Ginting, Jonatan Christie, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Pitha Haningtyas Mentari/Rinov Rivaldy harus tersingkir lebih awal.
Advertisement