5 Contoh Biografi Diri Sendiri Singkat dan Menarik

Saya, Rina Putri, lahir di kota kecil Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 1995. Sejak kecil, saya dikenal sebagai anak yang selalu penasaran dengan dunia di sekitar saya. Keingintahuan ini membawa saya pada perjalanan yang tak terduga dalam hidup.

Setelah lulus SMA dengan predikat juara umum, saya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan melanjutkan studi di Jakarta. Di ibu kota, saya mengambil jurusan Teknik Lingkungan di satu di antara universitas terkemuka. Selama kuliah, saya aktif dalam organisasi mahasiswa dan menjadi relawan di berbagai proyek konservasi lingkungan.

Pengalaman sebagai relawan membuka mata saya terhadap masalah sampah plastik di Indonesia. Hal ini menginspirasi saya untuk mendirikan start-up yang fokus pada daur ulang plastik menjadi produk-produk fungsional dan estetis. Dalam waktu dua tahun, bisnis ini telah berkembang pesat dan mempekerjakan lebih dari 50 orang dari komunitas lokal.

Di luar pekerjaan, saya adalah seorang pencinta alam yang gemar mendaki gunung dan menyelam. Petualangan-petualangan ini tidak hanya memberi saya kesenangan, tetapi juga memperkuat komitmen saya untuk melestarikan lingkungan. Saya percaya bahwa setiap orang memiliki peran dalam menjaga bumi, dan melalui bisnis dan aktivisme saya, saya berusaha menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Ke depannya, saya bermimpi untuk mengembangkan teknologi daur ulang yang lebih efisien dan dapat diterapkan di seluruh Indonesia. Saya yakin bahwa dengan inovasi, ketekunan, dan kolaborasi, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan hijau untuk generasi mendatang.

Nama saya Faisal Rahman, seorang siswa kelas XII dari SMA Negeri 3 Sleman, dengan minat besar pada bidang perfilman. Saya lahir dan tumbuh di kawasan yang sejuk dan ramah di Sleman pada 10 Oktober 2002. Keluarga saya terdiri dari orang tua yang saya sayangi dan dua saudara perempuan yang selalu menjadi sumber inspirasi.

Minat saya pada perfilman bermula sejak kecil, ketika saya sering menonton film bersama keluarga. Keajaiban dunia perfilman dan cara bercerita dapat menginspirasi, menghibur, dan menyampaikan pesan secara visual menjadi daya tarik besar bagi saya. Saya memilih untuk mengembangkan minat ini lebih lanjut dengan mengambil jurusan seni dan perfilman di sekolah.

Saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler film di sekolah, menjadi bagian dari tim produksi film pendek. Saya terlibat dalam berbagai aspek pembuatan film, mulai dari penulisan skenario, pengambilan gambar, hingga pengeditan. Keikutsertaan saya dalam festival film sekolah telah memberikan saya pengalaman berharga dan pemahaman lebih dalam tentang dunia perfilman.

Ketertarikan saya terhadap perfilman tidak hanya sebatas di belakang layar, tetapi juga di balik kamera. Saya sering menjadi bagian dari kelompok diskusi film, di mana kami membahas karya-karya perfilman terbaru dan berbagi pandangan. Saya percaya bahwa diskusi ini memperluas wawasan saya dan memberikan inspirasi untuk karya-karya baru.

Selain itu, saya aktif dalam mengikuti workshop dan seminar perfilman di Sleman. Saya ingin terus belajar dan mengasah keterampilan saya dalam bidang ini. Dengan adanya fasilitas dan komunitas perfilman yang berkembang di Sleman, saya merasa sangat beruntung dapat terlibat dalam dunia yang saya cintai.

Semangat saya dalam perfilman bukan hanya sebagai hobi, melainkan sebagai panggilan jiwa untuk menuangkan ide, cerita, dan emosi melalui medium yang luar biasa ini. Saya yakin bahwa perfilman memiliki kekuatan untuk mengubah pandangan dan menciptakan pengalaman yang mendalam, dan saya berharap dapat terus berkontribusi dalam industri perfilman yang semakin berkembang di Sleman.

Nama saya Farhan Akbar, kelahiran Bandung, tahun 1990. Saya tumbuh di keluarga guru yang menanamkan nilai-nilai pendidikan dan kreativitas sejak dini. Masa kecil yang dikelilingi buku dan alat musik ini membentuk fondasi passim saya dalam seni dan ilmu pengetahuan.

Perjalanan akademis saya dimulai di jurusan Fisika, Universitas Padjadjaran. Di sana, saya menemukan panggilan hidup dalam dunia astronomi. Skripsi saya tentang deteksi exoplanet membawa saya ke program pertukaran pelajar di Observatorium Paranal, Chile, pengalaman yang mengubah hidup dan membuka mata saya terhadap keajaiban alam semesta.

Setelah lulus, saya bergabung dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebagai peneliti muda. Di sini, saya terlibat dalam proyek pengembangan teleskop radio untuk mendeteksi sinyal dari luar angkasa. Pekerjaan ini tidak hanya menantang secara intelektual, tetapi juga memberi saya kesempatan untuk berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Di luar laboratorium, saya adalah seorang musisi amatir dan pendaki gunung yang bersemangat. Saya percaya bahwa musik dan alam memiliki harmoni yang serupa kosmos, sebuah pandangan yang sering saya bagikan dalam seminar-seminar popularisasi sains yang saya adakan di sekolah-sekolah.

Mimpi terbesar saya adalah mendirikan observatorium bertaraf internasional di Indonesia, yang dapat menjadi pusat penelitian astronomi sekaligus tempat edukasi publik. Saya yakin bahwa dengan membuka mata masyarakat terhadap keajaiban alam semesta, kita dapat menginspirasi generasi baru ilmuwan dan pemikir yang akan membawa Indonesia ke era baru eksplorasi ruang angkasa.

Namaku Andini Larasati. Orang-orang memanggilku Dini. Usiaku saat ini 19 tahun. Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi seorang pembuat gim yang mendunia.

Ayah mengenalkanku pada dunia gim sejak aku duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Beliau mengajakku ke kantor dan memintaku memainkan beberapa jenis permainan, seperti gim ski dan gim puzzle.

Meskipun terbilang sulit untuk dimainkan anak TK, aku bisa menyelesaikan permainan tersebut.

Saat aku berulang tahun yang ke-8, ayah membelikanku PC sebagai hadiah. Saat itu aku ingat sekali masih di kelas 2 SD. Aku mengajak beberapa orang temanku ke rumah dan bermain gim bersama menggunakan PC baru hadiah ulang tahun.

Namun, teman-teman meremehkan kemampuan dan hobiku karena menganggap bermain gim hanya membuang waktu.

Kegemaranku terhadap gim semakin meningkat ketika PC ku berubah menjadi gudang gim, mulai dari gim lama hingga gim terbaru. Ayah mulai mengetahui bakatku bermain gim saat aku diikutkan kompetisi permainan catur di tingkat kabupaten.

Meski aku tidak pernah belajar catur dari ahlinya, permainan catur di dalam gim itulah yang menjadikanku terlatih. Pertama kali aku mengikuti kompetisi catur, pertama kali pula aku meraih juara pertama. Aku sangat bangga. Begitu pula kedua orang tuaku.

Prestasi juara lomba catur itu lah yang menjadi motivasiku untuk terus mengasah kemampuan bermain gim. Namun, aku tidak lupa dengan kewajiban utamaku belajar. Teman-teman yang meremehkanku perlahan mendekat, bahkan minta diajarkan cara bermain gim.

Menginjak SMP, kegemaranku bermain gim semakin meningkat. Aku mengikuti forum gim di internet. Di saat remaja seusiaku sibuk bermain, aku sudah memiliki ide tentang gim yang akan kubuat.

Saat SMA, aku bisa berinteraksi dengan para pembuat gim di berbagai negara, meskipun bahasa Inggrisku pas-pasan. Aku belajar banyak tentang pengembangan gim dan kelemahan gim-gim yang pernah kumainkan.

Pengetahuan berharga tersebut kucatat dan kujadikan bekal untuk menjadi seorang pengembang gim andal.

Kini aku mengambil Jurusan gim Developer di satu di antara kampus swasta di Jakarta. Rencananya, bulan depan aku akan menjalani pertukaran pelajar di Jerman.

Aku berharap kemampuanku bisa terus diasah agar setelah lulus nanti cita-citaku dapat tercapai.

Saya Maya Sari, lahir di Makassar pada 1988, putri seorang nelayan dan ibu rumah tangga. Tumbuh di pesisir, laut menjadi guru pertama saya, mengajarkan tentang keberanian, ketekunan, dan pentingnya menjaga keseimbangan alam.

Meski hidup sederhana, orang tua saya menekankan pentingnya pendidikan. Berkat kegigihan dan beasiswa, saya berhasil menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Di sana, saya menemukan passion dalam hukum lingkungan dan hak-hak masyarakat pesisir.

Setelah lulus, saya bergabung dengan sebuah LSM yang fokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir. Selama lima tahun, saya berkeliling Indonesia timur, membantu nelayan kecil memahami hak-hak mereka dan memperjuangkan perlindungan lingkungan laut. Pengalaman ini membuka mata saya terhadap kompleksitas masalah sosial-lingkungan di daerah pesisir.

Didorong keinginan untuk membuat perubahan lebih besar, saya kemudian menempuh pendidikan S2 Kebijakan Publik di Australia melalui beasiswa. Kembali ke Indonesia, saya bergabung dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, di mana saya sekarang bekerja sebagai penasihat kebijakan untuk program pemberdayaan masyarakat pesisir.

Di luar pekerjaan, saya adalah seorang penyelam bersertifikat dan fotografer bawah air amatir. Hobi ini tidak hanya memberi saya kesenangan, tetapi juga memperkuat komitmen saya untuk melestarikan kekayaan bawah laut Indonesia. Saya sering membagikan foto-foto bawah laut saya di media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi laut.

Visi saya adalah menciptakan model pembangunan berkelanjutan untuk daerah pesisir Indonesia yang dapat menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Saya percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, kita dapat melindungi laut kita sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.