Bola.com, Jakarta - Pramuka, singkatan dari Praja Muda Karana, adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia yang didirikan pada 14 Agustus 1961.
Pramuka bertujuan untuk membentuk generasi muda Indonesia menjadi individu yang berkarakter kuat, memiliki kecakapan hidup, dan berjiwa patriotik.
Baca Juga
Advertisement
Melalui berbagai kegiatan di alam terbuka dan masyarakat, Pramuka mengembangkan kemampuan fisik, mental, spiritual, emosional, sosial, dan intelektual para anggotanya.
Gerakan ini didasarkan pada prinsip-prinsip kepanduan internasional yang disesuaikan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia. Ya, Pramuka memainkan peran penting dalam pembangunan karakter bangsa Indonesia.
Melalui kegiatan-kegiatan seperti perkemahan, bakti sosial, pertolongan pertama, dan pengenalan budaya, anggota Pramuka belajar nilai-nilai penting seperti kedisiplinan, kemandirian, gotong royong, dan cinta tanah air.
Gerakan ini juga aktif dalam berbagai kegiatan nasional dan internasional, memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk memperluas wawasan dan menjalin persahabatan lintas budaya.
Dengan motto "Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan", Pramuka terus berperan dalam membentuk generasi muda yang tangguh, berkepribadian, dan siap menghadapi tantangan global sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Untuk menambah wawasanmu, simak sejarah Pramuka di Indonesia, berikut ini, Jumat (9/8/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Pramuka di Indonesia
Sejarah Pramuka di Indonesia berakar pada masa penjajahan Belanda, ketika gerakan kepanduan pertama kali diperkenalkan di Hindia Belanda pada 1912.
Organisasi kepanduan pertama yang didirikan adalah Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) yang dikhususkan untuk anak-anak Belanda dan keturunan bangsawan pribumi.
Seiring waktu, berbagai organisasi kepanduan lokal mulai bermunculan, seperti Javaanse Padvinders Organisatie (1916) dan Nationale Padvinderij (1916).
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), semua kegiatan kepanduan dilarang, tetapi semangat kepanduan tetap hidup di hati para pemuda Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, gerakan kepanduan kembali bangkit dengan munculnya berbagai organisasi kepanduan yang berafiliasi dengan partai politik atau organisasi keagamaan. Keberagaman ini akhirnya menimbulkan kekhawatiran akan perpecahan di kalangan pemuda.
Advertisement
Sejarah Pramuka di Indonesia
Menanggapi situasi ini, pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang menyatukan semua organisasi kepanduan di Indonesia ke dalam satu wadah nasional.
Tanggal 14 Agustus 1961 kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Gerakan Pramuka, ditandai dengan upacara pelantikan pengurus dan pemberian anugerah tanda penghargaan kepada tokoh-tokoh kepanduan oleh Presiden Soekarno di Istana Merdeka.
Sejak saat itu, Pramuka terus berkembang dan memainkan peran penting dalam pembentukan karakter pemuda Indonesia. Pada masa Orde Baru, Pramuka mendapat dukungan kuat dari pemerintah dan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah-sekolah.
Pasca reformasi 1998, Pramuka mengalami perubahan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, yang menegaskan posisi Pramuka sebagai organisasi pendidikan kepanduan yang independen, sukarela, dan nonpolitik. Undang-undang ini juga memperkuat peran Pramuka dalam pendidikan karakter bangsa.
Hingga saat ini, Pramuka terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, mengintegrasikan teknologi dalam kegiatannya, dan tetap relevan dalam membentuk generasi muda Indonesia yang tangguh dan berkarakter.
Â
Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.