Sukses


9 Penyebab Cegukan Tidak Berhenti, Bisa karena Gangguan Psikologis

Bola.com, Jakarta - Cegukan adalah kondisi yang umum dan biasanya hanya berlangsung beberapa menit. Namun, adakalanya cegukan bisa berlangsung lebih lama dan menjadi sumber ketidaknyamanan yang signifikan.

Cegukan yang berkepanjangan, atau yang tidak berhenti setelah beberapa jam atau hari, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.

Memahami penyebab cegukan yang tidak berhenti penting untuk menentukan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat. 

Cegukan terjadi karena kontraksi mendadak dari diafragma, yang diikuti oleh penutupan pita suara yang cepat.

Ketika cegukan terjadi secara terus-menerus, ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada sistem tubuh yang memengaruhi diafragma atau saraf yang mengendalikannya.

Cegukan yang berlangsung lama juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor psikologis, konsumsi obat-obatan tertentu, atau bahkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti penyakit pada organ vital.

Dengan mengetahui faktor-faktor ini, diharapkan Anda dapat lebih waspada terhadap kondisi cegukan yang berkepanjangan dan mencari bantuan medis yang tepat jika diperlukan.

Berikut sembilan penyebab cegukan tidak berhenti yang perlu dipahami, Minggu (11/8/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Cegukan Tidak Berhenti

1. Iritasi Saraf Frenikus atau Vagus

Saraf frenikus dan vagus memainkan peran penting dalam mengontrol gerakan diafragma. Iritasi atau kerusakan pada saraf-saraf ini dapat menyebabkan cegukan yang berkepanjangan.

Iritasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti tumor, pembengkakan, atau peradangan di area sekitar saraf. Selain itu, kondisi seperti kista di leher atau pembesaran kelenjar tiroid dapat memberikan tekanan pada saraf, memicu cegukan yang sulit dihentikan.

Jika cegukan terjadi akibat iritasi saraf, penting untuk segera mencari diagnosis medis. Pengobatan biasanya melibatkan identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasarinya, seperti operasi untuk mengangkat tumor atau terapi untuk mengurangi peradangan.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan yang mengurangi iritasi saraf bisa diresepkan untuk membantu mengatasi cegukan yang berkepanjangan.

2. Refluks Asam Lambung (GERD)

Refluks asam lambung, atau GERD, adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan dan diafragma. Iritasi ini dapat memicu kontraksi diafragma yang tidak terkendali, menyebabkan cegukan yang berkepanjangan.

GERD sering dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat, stres, atau obesitas, yang semuanya dapat memperburuk kondisi ini.

Mengatasi GERD sering kali melibatkan perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan, menghindari makanan yang memicu asam lambung, dan mengurangi stres.

Selain itu, obat-obatan yang mengurangi produksi asam lambung atau memperkuat lapisan pelindung kerongkongan dapat membantu mengendalikan gejala, termasuk cegukan. Dalam kasus yang parah, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki masalah pada sfingter esofagus bagian bawah.

3. Penggunaan Obat-obatan

Beberapa obat, terutama yang memengaruhi sistem saraf pusat atau sistem pencernaan, dapat menyebabkan cegukan sebagai efek samping.

Obat-obatan seperti kortikosteroid, anestesi, dan beberapa jenis kemoterapi dikenal dapat memicu cegukan. Bahkan, penggunaan jangka panjang dari obat-obatan ini dapat memperburuk cegukan dan membuatnya sulit untuk dihilangkan.

Jika cegukan terjadi setelah memulai pengobatan tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mengevaluasi apakah obat tersebut menjadi penyebabnya. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau meresepkan alternatif yang lebih cocok.

Selain itu, beberapa obat dapat diberikan untuk membantu mengatasi cegukan yang disebabkan oleh pengobatan lain sehingga meminimalkan ketidaknyamanan yang dialami pasien.

3 dari 4 halaman

Penyebab Cegukan Tidak Berhenti

4. Gangguan Psikologis

Stres, kecemasan, atau gangguan emosional lainnya dapat menjadi penyebab cegukan yang berkepanjangan. Kondisi psikologis ini dapat memengaruhi fungsi tubuh yang tidak disadari, termasuk kontraksi diafragma.

Pada beberapa individu, cegukan bisa menjadi bentuk respons tubuh terhadap tekanan emosional yang intens atau trauma psikologis.

Mengatasi cegukan yang disebabkan oleh faktor psikologis mungkin memerlukan pendekatan yang lebih holistik, termasuk terapi psikologis atau konseling.Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga juga bisa efektif dalam meredakan cegukan yang berkaitan dengan stres.

Penting juga untuk mengidentifikasi dan mengelola sumber stres atau kecemasan yang mendasarinya untuk mencegah cegukan berulang.

5. Infeksi atau Peradangan

Infeksi atau peradangan di area dada, seperti pneumonia atau pleuritis, dapat menyebabkan iritasi pada diafragma dan memicu cegukan yang berkepanjangan. Kondisi ini sering kali disertai dengan gejala lain seperti nyeri dada, demam, atau batuk, yang bisa memperburuk cegukan. Selain itu, infeksi yang mempengaruhi sistem saraf, seperti meningitis, juga dapat mempengaruhi kontrol terhadap diafragma.

Pengobatan untuk cegukan yang disebabkan oleh infeksi biasanya melibatkan penanganan infeksi yang mendasarinya dengan antibiotik atau antiviral. Selain itu, obat pereda nyeri dan antiinflamasi dapat diberikan untuk mengurangi peradangan dan iritasi pada diafragma. Dalam kasus yang parah, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk mengelola infeksi dan gejala terkait.

6. Kondisi Metabolik

Gangguan metabolik seperti diabetes, uremia (penumpukan limbah dalam darah karena gagal ginjal), atau hiponatremia (kadar natrium rendah dalam darah) dapat menyebabkan cegukan yang berkepanjangan.

Ketidakseimbangan kimia dalam tubuh yang diakibatkan oleh kondisi ini dapat memengaruhi fungsi saraf dan otot, termasuk diafragma.

Mengelola cegukan yang disebabkan oleh gangguan metabolik memerlukan penanganan yang tepat terhadap kondisi yang mendasarinya. Misalnya, penderita diabetes perlu mengelola kadar gula darah mereka dengan baik, sedangkan penderita gagal ginjal mungkin memerlukan dialisis untuk mengeluarkan limbah dari darah.

Perubahan dalam diet dan pengobatan yang tepat juga dapat membantu mengendalikan gejala cegukan.

4 dari 4 halaman

Penyebab Cegukan Tidak Berhenti

7. Tumor atau Massa di Dada atau Leher

Adanya tumor atau massa di dada atau leher dapat memberikan tekanan pada diafragma atau saraf yang mengendalikannya, menyebabkan cegukan yang tidak berhenti.

Tumor ini bisa bersifat jinak atau ganas, dan sering kali menimbulkan gejala lain seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, kesulitan menelan, atau nyeri yang tidak jelas asalnya.

Penanganan cegukan akibat tumor tergantung pada sifat dan lokasi tumor tersebut. Pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi mungkin diperlukan untuk mengangkat atau mengecilkan tumor.

Pengobatan cegukan dalam kasus ini biasanya melibatkan penanganan gejala melalui obat-obatan atau intervensi medis lainnya, sambil tetap fokus pada penanganan tumor sebagai penyebab utama.

8. Kelainan Neurologis

Beberapa kelainan neurologis, seperti stroke, multiple sclerosis, atau cedera otak traumatis, dapat memengaruhi fungsi saraf yang mengendalikan diafragma, menyebabkan cegukan yang berkepanjangan. Kelainan ini dapat merusak jalur saraf yang menghubungkan otak dengan otot diafragma, sehingga menyebabkan kontraksi yang tidak terkendali.

Pengobatan cegukan yang disebabkan oleh kelainan neurologis biasanya melibatkan penanganan kondisi neurologis itu sendiri. Terapi fisik, rehabilitasi, dan obat-obatan untuk mengontrol gejala neurologis mungkin diperlukan.

Dalam beberapa kasus, stimulasi saraf vagus atau prosedur bedah lainnya mungkin dipertimbangkan untuk mengatasi cegukan yang tidak dapat diobati dengan cara lain.

9. Konsumsi Alkohol dan Makanan Berlebihan

Konsumsi alkohol berlebihan atau makan terlalu cepat dan dalam jumlah besar dapat menyebabkan peregangan lambung yang mendadak, yang pada gilirannya dapat memicu cegukan.

Alkohol dapat mengiritasi lapisan lambung dan kerongkongan, serta memengaruhi kontrol saraf terhadap diafragma, sementara makanan berlebihan dapat memberikan tekanan langsung pada diafragma.

Untuk mencegah cegukan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol atau makan berlebihan, disarankan untuk makan dalam porsi kecil, mengunyah makanan dengan baik, dan menghindari minuman beralkohol dalam jumlah besar.

Jika cegukan sudah terjadi, teknik seperti minum air perlahan, menahan napas, atau menarik napas dalam-dalam bisa membantu menghentikan cegukan.

 

Yuk, baca artikel penyebab lainnya dengan mengeklik tautan ini. 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer